Helios diberi nama Helios karena ia dulu selalu menangis setiap terkena terik matahari. Dulu namanya Apollo, tapi kemudian sebelum akta kelahiran tercetak, orangtuanya memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Helios. Si Dewa Matahari.
Helios terlahir bersama Anteros.
Kembarannya yang terbentuk dari dua telur berbeda sehingga ketika lahir pun mereka jauh berbeda.
Helios benci matahari, Anteros justru paling suka kegiatan berjemur.
Helios sok tahu, Anteros gampang dibodohi.
Helios manja pada ibu, sedangkan Anteros manja pada ayah.
Helios irit senyum pada orang yang ia tidak kenal, Anteros paling suka bagi-bagi senyuman.
Oh ya, orangtua mereka memanggil Helios dengan Rajasa, sedangkan Anteros dengan Karta. Ingat, tidak boleh disingkat!
Bukan tanpa alasan, dulu keluarga ayahnya yang suka bercanda sering memanggil Helios dengan Helium, tentunya kedua orangtuanya kesal.
Jadi, mulai sekarang mari kita panggil mereka dengan Rajasa dan Karta.
Rajasa dan Karta lahir dari orangtua berbeda kebangsaan.
Ayah mereka merupakan orang Indonesia asli, lebih tepatnya di Bandung. Sedangkan ibu mereka merupakan orang Korea Selatan, lebih tepatnya di Ansan.
Rajasa 90% mirip ibu sedangkan Karta 90% mirip ayah. Oleh karena itu selain waktu lahir yang sama, orang-orang biasanya tidak akan percaya kalau mereka kembar.
Mereka sih senang kalau orang-orang tidak percaya.
Keduanya tidak pernah berpisah sejak lahir sampai mereka lulus kuliah.
Sekarang setelah sama-sama dewasa, Rajasa dan Karta memutuskan untuk tinggal di apartemen berbeda di Kota Seoul.
*****
"Udah di bandara belum?" tanya ayahnya dari sebrang telepon.
"Udah. Beneran nyampe bentar lagi?"
"Beneran. Kan kamu baca sendiri tiketnya."
"Iya... Ya udah Rajasa tunggu aja." Putusnya pasrah.
"Kapan mau ke Ansan?"
"Lah kan Karta nanti yang ke Ansan?"
"Kamu gak bisa?"
"Gak bisa, Pa. Kan Rajasa kerja." Jawabnya sambil mendengus sebal.
Walaupun sudah berumur 25 tahun, Rajasa masih suka tantrum dan kesal pada orangtuanya.
"Emangnya Karta gak kerja?"
"Ya Karta kan kerjaannya di tempat dia sendiri, gak kayak Rajasa."
"Ya udah kamu kerja ditempat Papa aja?"
"Gak mau ah. Kenapa sih, Pa. Ngeselin." Jawab Rajasa yang tiba-tiba sebal.
Walaupun sudah berumur 25 tahun, Rajasa tetap terkenal dengan sifatnya yang mudah grumpy. Jadi jangan heran kalau hal biasa saja, tapi Rajasa tiba-tiba kesal.
"Rajasa tutup ya, Pa. Nanti keburu dateng."
Setelah menutup sambungan telepon bersama ayahnya tadi, Rajasa langsung berjalan cepat menuju pagar pembatas area kedatangan.
Ia berharap semoga tidak ada artis terkenal yang akan lewat karena pasti ia akan terdesak-desak oleh gerombolan fansnya dan bisa saja ia akan kesulitan menemukan seseorang yang sedang ia tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palette
Fanfiction(Series #11 - TAMAT) I like it, I'm twenty-five. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]