8.perihal hati.

296 49 3
                                    

kak Haechan☀️ is calling.

araaaaa

iya? kenapa?

ayo ketemuaan

mager.

raa, sumpah deh, tadi
bukan siapa siapa akuuu.

iya

aku kerumah kamu deh.

terserah.

Tut...Tut..

***
malesin banget sih sumpah, ngapain kak Haechan kerumah? malesin banget, mana cuman mau ngebahas yang tadi lagi.

"raaa, ada temanmu di ruang tamu, semperin gih."kata bunda, aku hanya mengangguk malas.

"ada apa kak?"aku memutuskan untuk memulai perbincangan yang sebetulnya malesin banget untuk diperbincangkan.

"eh? s-soal yang t-tadi Ra."terkuak, haha, see? ngomongin hal yang tadi kan nyatanya.

"sans aja kak, gapapa."

"raa, buatin minum dulu dong temennya, nanti makan bareng yaa."kata bunda

"iya Tante, gausah repot repot hehe."katanya, demi apapun, pengen aku maki maki, dan melontarkan sumpah serapah ke mukanya.

akhirnya dengan berat hati, aku buatkan teh manis buat dia, tenang, ga aku campur apa apa kok.

"nih kak, minum dulu."kataku, terus menyodorkan teh yang tadi kubuat.

"makasih Ra, hehe."katanya, cengar cengir Mulu, ganteng tau. Eh astagfirullah.

"Ra, ayo makan dulu, sini makan bareng."kata bunda, aku mengangguk saja

"ayo kak, makan dulu."kataku, masih berusaha baik baik saja, padahal kalo boleh jujur, pengen aku maki maki.

setelah itu, kami makan bersama ber empat, kak Mark ternyata tidur dari tadi dikamar, sabar ya calon istrinya kak Mark.

"sudah ini shalat maghrib berjama'ah ya? Mark, atau Haechan yang jadi imamnya."bunda tiba tiba berbicara seperti itu.

"uhuk...uhuk..."aku tersedak, aku kaget dengan ucapan bunda. Aku lihat kak Haechan yang mukanya seketika berubah menjadi panik. Lucu, tapi kasihan.

"ini minum dulu."kak Mark menyodorkan air putih lalu aku minum.

***

setelah selesai ada yang menelpon kak Haechan. Ternyata itu Jeno

'chan, cepetan anjir ke gereja, ngaret Lo!'

itu percakapan yang sedikit aku tangkap, kak Haechan mau ibadah rupanya, semoga aja ga di gramedia atau di mall.

"puji Tuhan."ucapnya.

"Ra aku pergi dulu ya? udah di tungguin sama Jeno di sana."katanya, terus aku meng-iya kan saja.

"Tante, maaf ya, ga bisa ikut s-shalat barengnya, udah ditungguin soalnya."bunda cuman mengangguk setuju.

aku mengantarkan kak Haechan sampe depan gerbang.

"maaf ya Ra, aku gatau kapan bisa shalat bareng keluarga kamu, ataupun, aku gaakan pernah bisa buat shalat bareng sama keluarga kamu,aku minta maaf, tapi kali ini, aku serius kok buat ke gereja."

"hati hati kak, udah mau malam."

'gapapa kak, perlahan, itu yang pasti, aku tau kamu sayang sama keluarga dan tuhanmu, jangan ngecewain keluarga, dan tuhanmu hanya karna aku.'

religionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang