"kalo ayah sudah gaada,"aku potong ucapan ayah, apa apaan maksudnya? kenapa ayah ngomongnya ngawur kayak gini sih?
"apaan sih yah? ayah tuh bakalan terus ada disini,dirumah ini,bareng sama kita semua."aku gabisa mengontrol emosiku untuk saat ini.
"kak Mark! kak Mark ngomong dong! jangan diem aja! kak Mark tuh kakak aku!"aku melihat kak Mark yang terlihat diam terus dari tadi.
"Ra,ini bukan salah ayah, kakak yang minta ayah buat nyembunyiin dari kamu."see? kak Mark lebih jahat ternyata dari ayah.
"lalu? seolah olah kak Mark gatau tentang ini supaya aku ga khawatir? iya kak?"kak Mark hanya diam jahat sekali kak mark.
"gabisa jawab kan kak?"walaupun sudah wudhu, setan ditubuhku mungkin begitu banyak, sehingga lagi lagi aku gabisa ngontrol emosiku.
"Arana sayang, kamu kan udah besar, udah kelas 2 SMA ga malu bicara dengan nada tinggi sama kakakmu sendiri?"kali ini bunda ngomong, tangisnya sudah mereda walaupun di dalam matanya belum ada tanda tanda kesedihan yang mereda.
"gaada yang ngajarin kamu kayak gitu kan? ayo bicara baik baik, jangan nyentak kayak gitu."kata bunda lagi.
aku mengalah, aku mengalah dengan yang barusan bunda bicarakan, toh aku juga memang salah, kenapa harus melawan?
"ayah pengen kamu jadi orang yang berguna, cita citamu mau jadi arsitek kan? ayah tau Arana, ayah tau. Pilih calon imam yang seiman denganmu jangan pilih yang salah,sekarang ayah serahkan semua tanggung jawab ayah ke Mark."itu kata ayah, apa perlu aku garis bawahi kalmat 'pilih calon imam yang seiman denganmu,jangan pilih yang salah'
"dan Mark, jaga Arana, jangan sampai dia pulang larut."kak Mark hanya ngangguk ngangguk.
ayah ngomongnya kayak seakan akan dia akan pergi detik itu juga.
Aku lupa bilang kah ke kalian? bahwa ayah ada di stadium akhir.itu yang membuat aku kecewa,marah,sedih, bisa bisanya mereka menyembunyikan hal sepenting ini selama itu.
aku berlari ke kamar, dengan mata memerah. Aku kecewa! lantas, disini hanya aku yang tidak tahu bukan? mereka semua jahat!
"kenapa yang harusnya ini adalah hari bahagia aku, malah hari ter buruk?"aku bingung, aku belum siap buat nyeritain ini ke kak Haechan.
"Ra? ayah ke rumah sakit dulu ya? jangan jadi anak yang bandel ya arana? ayah percaya sama kamu."itu ayah, ia berbicara di balik pintu kamar, kenapa tidak aku saja yang di posisi ayah? kenapa harus ayah?
aku mendengar suara langkah kaki menjauh, dan sudah kutebak, itu langkah suara kaki ayah.
"Ra,mau ikut ke rumah sakit?"kak Mark membuka pintu kamar ku.
"engga kak, pergi aja. Aku mau dirumah."
aku mendengar suara mobil melaju dari pekarangan rumah.
aku mengambil satu buku berwarna biru pastel di meja belajar, lalu aku tuliskan.
'aku disini melihatmu hingga terkesima. Memperhatikan setiap saat,memuja setiap tutur kata,dan menyukai semua yang ada padamu.
kamu adalah laki laki terindah yang pernah ku kenal setelah ayah,yang bisa setiap saat kupandangi elok wajahnya. Yang mungkin setiap hari kupanggil namanya dalam do'aku,juga yang setiap menit melemparku jauh dari apa yang aku inginkan.
aku percaya takdirku adalah skenario paling indah yang telah Allah ciptakan untukku, yaallah, jika aku boleh jujur.
aku mencintai salah satu umat-Mu yang menyebutmu dengan nama lain.'
-ini dari aku yang bersujud kearah kiblat.
KAMU SEDANG MEMBACA
religion
Fanfiction[SLOW UPDATE] "hei,kita ini dipertemukan dengan cara yang beda sama tuhan." "kamu ga bosen ngejalin hubungan yang setiap harinya melibatkan tuhan?"