"kenapa harus bisa serumit ini sekarang?"
"hubungan kami apa harus berhenti disini?"
banyak petanyaan pertanyaan yang terlahir di benakku. Aneh, apa ada yang memberi tahu kak mark?
arana:kak, bisa kerumah selepas maghrib?
aku pindah posisi, duduk dibangku meja belajar. Menunggu jawaban ternyata se-membosankan itu.
kak haechan☀️: ada apa? ada yang mau di omongin?
arana:iya sebenernya, tapi gausah kerumah ya? kak mark sebenernya yang nyuruh:(
kak haechan☀️: masa aku takut sama temen sekelasku, gapapa ra.
sebentar lagi masuk maghrib, kak mark udah stay nunggu di ruang tamu. Untuk nunggu kedatangan kak haechan mungkin.
jujur, aku takut banget. Gimana ga takut, kalau kak haechan sampe di gimana gimana gimana in sama kak mark kan gak lucu. Sumpah!
ting tong!
"raaaa, tolong bukain."tanpa aku jawab, aku lari ke arah pintu masuk.
"halo kak haech–"ucapanku terpotong, aku kira, itu kak Haechan, ternyata,
"kak renjun? ngapain kak?"pupus lah harapanku ketika aku melihat kak renjun, bukan kak Haechan.
"disuruh Mark ra. Hehe."ucapnya.
Kak Mark, ngapain nyuruh kak renjun ke rumah? Bikin pusing saja.
aku kembali lagi ke kamar, tiduran dikasurku, dan menangis, lagi.
Rupanya, benteng di antara kita berdua memang terlalu tinggi untuk kami gapai bersama.aku terlalu bermimpi tinggi, bahwa, ia rela meninggalkan rosarionya, meninggalkan agamanya, meninggalkan Tuhannya. Demi aku, tasbihku, agamaku, dan Tuhanku.
Haha, silahkan tampar aku sekeras mungkin, itu tak apa, supaya aku sadar, ia tidak mungkin meninggalkan agamanya.
Ting!
kak Haechan☀️: si renjun ngapain ke rumah?
kak haechan☀️: mau dijodohin ya?masa iya mau dijodohin? Haha, gamungkin.
Tapi, kemungkinan bisa jadi. Aku gamau gimana pun ceritanya. Masa bodoh"Ra, turun dulu kebawah."kak Mark ngebuka pintu kamar.
"nangis lo?"kata kak Mark terus masuk ke kamar.
"enggak, lagi pilek aja,"kataku
"gausah bohong, gue tau kali bedanya pilek sama habis nangis."kata kak Mark
"kak Mark kalau ga ada kepentingan lagi, mendingan keluar deh kak, aku capek."kataku, terus berganti posisi jadi menghadap tembok.
"maafin gue ya ra, gimana pun juga, gue yang jadi pengganti ayah sekarang."kata kak Mark
"kalo emang kak Mark ngeganti ayah, seharusnya kak Mark biarin aku bahagia! bukan kayak gini!"aku langsung duduk dan natap kak Mark tajam.
"gue gamau Lo bahagia sekarang, tapi yang sebenernya terjadi, perpisahan lagi nunggu kalian berdua, tau gak?"kak Mark sedikit meninggikan nada suaranya.
"biar takdir yang misahin aku sama kak Haechan! bukan kak mark! kak Mark ga berhak kan?!"aku kalut.
"kamu tuh kebanyakan nonton drama tau ga? mumpung bunda lagi tidur, cepet kebawah, ada yang mau gue omongin."kata kak mark.
"gak, silahkan aja kalau mau kebawah, aku disini aja, mau tidur."kataku terus narik selimut.
"yaudah, mau gamau gue ngomonginnya disini aja, gue bawa renjun sama haechan kesini."kata kak mark.
"terserah, hih."kataku.
aku kira kak mark bercanda, ternyata emang bener. Kak haechan dan kak Renjun dibawa ke sini. Kak mark emang udah gila, pengen mukul dia rasanya.
"chan, gue mau lo mutusin arana di hadapan gue."kata kak mark
"sekarang."lanjutnya.
deg.
aku gabisa, secepat ini? aku gabisa ngelepas kak haechan gitu aja. Itu terlalu berat. 3 tahun ini bukan waktu yang sebentar.
"ra, aku mau kita sudahi saja hubungan ini, setiap hari, kita selalu melibatkan tuhan dalam hubungan kita, apa enggak capek?"kata kak haechan
"kita terlibat di cinta segitiga, antara kamu, aku dan tuhan." lanjutnya.
"maksudnya apa sih kak?" aku tak kuasa menhan tangisku.
"jika kamu rindu aku, kamu minta pada tuhanmu, bawa aku dalam mimpimu."kata kak haechan.
aku tersenyum, lantas berkata,
"kamu menepati janjimu untuk tidak menduakan tuhanmu demi aku dan keluargaku. Bagaimana pun juga, aku tidak bisa mengatakan selamat natal padamu, dan tidak bisa membalas ketika kamu mengucapkan selamat berlebaran padaku."kataku.
"kalau masjidku dan gerejamu diberi nyawa, siapa yang akan tahu kalau mereka juga bisa saling jatuh cinta?"
aku,dan kak Haechan tersenyum.
"udah kan Mark? gue pamit ya, jagain Ara, g-gue pulang dulu."aku tau, kak Haechan lagi menahan kesedihan yang mungkin ia mengedipkan mata, gumpalan air dari matanya sudah menetes keluar.
"hati hati dijalan, kak."
"dan Arana, maksud gue bawa renjun kesini, adalah, mulai sekarang, renjun yang bakalan ngisi hari hari kamu, dan yang seiman sama kamu, dan bisa berdoa bareng sama kamu, dimasjid."
"hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
religion
Fanfiction[SLOW UPDATE] "hei,kita ini dipertemukan dengan cara yang beda sama tuhan." "kamu ga bosen ngejalin hubungan yang setiap harinya melibatkan tuhan?"