Tempat Terkenang

82 8 5
                                    

Ketika hati kerap berbisik untuk tetap bertahan pada sebuah ruang kenangan, nyatanya keadaan tak mengizinkan untuk tinggal. Keterpaksaan membuat hengkang dari tempat ternyaman dan membuat seisi raga terombang-ambing kenestapaan. Bagaimanapun tak akan mudah meninggalkan segala hal yang pernah dilakukan dengan perjuangan. Sungguh masih banyak derit canda tawa dan juga gumpalan kehangatan  yang tersimpan rapi dalam sebuah istana sederhana. Dan kini harus ditinggalkan paksa sebab peristiwa.

Ini bukan kisah cinderella, apabila alunan detik berdering mengingatkan usainya sebuah pesta; meninggalkan ingar bingar dan mengubah menjadi sosok biasa. Dan itu hanyalah dongeng semata.  Berbeda dengan detik yang bernyanyi kala mataku masih terjaga. Ini bukan mimpi, bukan pula sebuah ilusi. Ini hal nyata sebuah peristiwa yang membuatku harus kehilangan percaya.

Andai ditanya lelah, barangkali benar adanya. Porak-porandanya sebuah tempat sudah menjadi duka untuk semua, ditambah hadirnya racun yang diam-diam menyusup membuat bimbang menjadi  lara. Tak ada yang harus disalahkan bukan? Semua telah menjadi kuasa-Nya. Dan aku harus menerima dengan lapang dada meski buih tangis tak terelakkan juga. 

Aku sadar, kenyamanan memang perlu diterapkan agar hati tak goyah akan sebuah kekeliruan. Perlu membimbing hati supaya lebih tegar. Meski nyatanya manusia hanyalah manusia yang kadang teramat bosan oleh keadaan. Cukup menerima dan mulai kembali perjalanan, sebab masih banyak hal yang harus ditaklukkan. Tidak ada guna berdiam tersedu sedan, melangkah dengan keyakinan yang perlu dilakukan.

Memang hal tersulit ialah berpaling ketika tak ingin menjadi saling. Ingin tetap bertahan meski meninggalkan adalah sebuah pilihan.

"Untuk tempatku tumbuh dan berkembang. Terima kasih telah memberi kisah yang tak terlupakan. Terima kasih telah memberi banyak pelajaran yang mendewasakan. Aku meninggalkan bukan karena tak sayang, tetapi harus mengikuti keadaan yang mengharuskan. Tenang, aku tak akan mudah berpaling dengan cepat, sebab beradaptasi butuh waktu yang teramat  sesak. Tenang saja, dirimu telah melekat tak tersekat dan kelak langkahku akan berpijak menyinggahimu sebagai tempat terkenang."






Pacitan, 31 Oktober 2019

Setangkai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang