Pendar Kepastian

28 2 2
                                    

Katanya cinta itu berjuta makna, menebar debar hingga menerbitkan senyum yang tak ingin pudar. Pikiran pun dapat mengandaikan keindahan perihal genggaman juga tatapan penuh ketulusan, seolah hati akan terus tersiram kebahagiaan dengan adanya kebersamaan yang dilekatkan. Barangkali itulah semacam rasa yang hadir hingga mampu mengubah pekat menjadi berwarna dalam memikat. Layaknya sepasang yang saling menggenggam di sudut pertokoan. Hiruk pikuknya menjadi landai  bersamaan gerimis dengan menyisakan aroma tanah menyejukkan. Dari pendarnya tersirat kebahagiaan juga raut tersipu yang membakar kerinduan. Dari sela senyumannya terumbar kata romantis juga jalinan jemari yang mengeratkan. Apa sebahagiakah itu menjadi sepasang? Lantas ketika kenyataan tak sesuai harapkan masihkah ada senyum berbinar?

Sedang di lain hal ada yang tengah menunduk; membekap isakan dan mengurut sesak. Hatinya berdarah sebab prasangka yang tak bisa dielak bahwa apa yang ia rajut harus terlepas tak ingin mengikat. Matanya sayu oleh pendar kekecewaan mendalam. Kepingan bahagia yang dipupuk penuh setia seketika berantakan tak dapat disatukan.

Terkadang aku tak mengerti— masih sibuk dalam mencari arti dari cinta yang digadang-gadang penuh afeksi hingga membangkitkan percaya diri. Jika cinta memang begitu hebat, lantas kenapa masih ada hujan di pelupuk mata juga perih yang menindih? Sesekali kutepikan diri untuk menelaah dongeng dari sebagian pemilik cinta serta mendengarkan rajutan kisah penuh ambisi versinya. Lalu otakku mengakar dengan benang-benang yang rumit untuk diselaraskan dengan singkat. Katanya wanita butuh kepastian bukan hanya bahan candaan yang bisa ditinggalkan ketika bosan. Jika awalnya  ingin berteman jangan menebar perhatian seolah menginginkan. Wanita dengan segala perasaannya bisa menyalah artikan kelembutan yang diberikan dan paling parahnya membekaskan kecewa mendalam ketika sedang dipatahkan.

Kini aku menyadari satu hal, cinta bukan permainan yang bisa diambil alihkan, bukan sekadar kata yang mudah diumbar lalu dibuang ketika hambar. Cinta memiliki keindahan jika pintalannya disemat dengan benar. Lagi-lagi sembari menyeka keriuahan, kucecap sebongkah pelajaran untuk dijadikan tonggak kekuatan — meneguk senyum berbisik pada hati, jangan mudah goyah hanya ungkapan indah, jangan tersipu hanya alunan merdu yang membuat hati merekah. Nyatanya patah hati terdekat hanya salah pendirian dalam menelaah apa yang dilihat lalu menempatkan tak sesuai arah.


Ruang Diskusi, Desember 2020

Setangkai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang