Pahamilah

33 2 3
                                    

Ingin berkata tapi takut menyinggungnya. Ingin beritahu tapi mulut tak mampu. Bukan sebab apa. Tapi itu persoalan lama, yang seharusnya tak perlu diungkitkan. Cukup jadikan acuan perihal perjuangan yang mendewasakan. Cara terbaik merelakan adalah bersyukur atas segala kejadian yang dijalankan.

Jika mungkin hatinya belum menerima kenyataan yang menjarah rasa. Cobalah untuk berpikir positif, meski dalam hati ingin berkata, "siapa yang kau maksud, sekarang tengah berjuang dengan cita-citanya. Dan dia tak perlu sindiranmu lagi. Sebab dia telah jadi dewasa sebab perilakumu." Namun, sayangnya semua itu tertahan di trakea takut melukainya.

Perihal rasa yang dulu pernah ada dan saling bersama. Kini tak perlu kau timbulkan sebab kata yang tak seharusnya kau utarakan. Menyakitkan. Tentu saja iya. Meskipun itu bukan untuk siapa-sipa, tapi bisalah menjaga dirimu dari racun yang disebabkan sendiri. "Hey" sadar dan lihat depanmu. Jangan hanya menenggok yang sudah lalu. Biarlah itu jadi pelajaran terbaikmu. Sayang, terkadang dirimu belum mampu menangkap dan hanya berdalih akan keegoisanmu.

Barangkali dewasamu hanya sebatas umur yang terus berjalan, namun bukan pemikiran layaknya seseorang yang paham. Boleh dibilang kau masih terlalu keras kepala sampai-sampai tak melihat sekitarmu dan pada akhirnya kau ucapkan kata yang selalu tertanam. Usaikan segala resahmu, ayo lihat dunia yang menunggu untuk dituju. Percayalah bahwa waktu ialah guru terbaik untuk setiap perjalanan.

Pacitan, 2018

Setangkai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang