Hasrat yang Tercecer Kehilangan

26 3 0
                                    

Lembayung melambai akan bergantinya rotasi. Sedang aku masih betah duduk di antara dinding khayalan sembari mencari setitik asa yang menghilang bersama candaan kepiluan. Kini gumpalan kenangan hadir di atas cangkir ratapan; menemaniku dalam menghalau napas menyesakkan. Adalah sebuah nama yang tak pernah hilang dari radar pencarian. Segala doa dihaturkan untuk hal membahagiakan. Namun, apa daya ketika semua runtuh diterjang kenyataan. Kita tak dapat berbagi canda tawa yang pernah terancang.

Air mata yang sudah disimpan, dengan bebal melaju tak perhitungan. Detak dalam dada bergemuruh tak tahu harus menyangkal. Hanya gelap mengisi banyak dari sudut isakan. Semua warna dan rasa sirna di penghujung keindahan. Segala kebersamaan, ditelan perpisahan yang sulit dijabarkan dengan benar. Kepergian pada sang pemilik sebenarnya, meluruhkan segala cita yang pernah tertulis penuh bahagia.

Bukan salah pada sesiapa. Hanya besarnya harap yang membumbung tak terelakan, lalu mendorong hati menyimpan sejuknya taman bernama kesetiaan pun euforia tak terpisahkan. Hingga Tuhan memberikan sedikit pelajaran agar menerima kejadian dengan keikhlasan. Bahwa sebuah pertemuan pasti akan tiba masa perpisahan. Tuhan lebih tahu mana yang terbaik bagi setiap insan-Nya dan sebuah kepergian meluluhlantakkan yang tergenggam.

Sembari menyeka sesak, kuhidu kembali bait-bait yang tertinggal sebagai kenangan. Darimu yang pernah menemani dengan segala doa yang tersimpan. Kini, biarlah segala cita akan tersimpan dengan tenang di ruang kerinduan. Aku akan pulih dari keterpurukan. Tenang saja.




Pacitan, 21 April 2020

Setangkai AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang