Halo!
Terima kasih bagi siapapun yang sudah membaca cerita ini :)
Selamat membaca kisah selanjutnya^^
Semoga suka^^
Jangan lupa tinggalkan jejak tiap kali sudah membaca^^
******
| Gulf's POV |
Punggung dan leherku sudah pegal.
Sekarang sudah hampir jam 7 malam dan aku masih duduk di kursi ini sejak pagi tadi berkutat dengan laporan-laporan dan berkas untuk persiapan acara.
Aku melirik ke sebelah kananku.
P'Mew masih khusyu dengan membaca berkas-berkas.
Apa punggung P'Mew terbuat dari besi?
Mengapa bisa dia duduk berjam-jam dengan betahnya?
Jam kerja sebenarnya hanya sampai jam 4 sore, tapi aku tak tega meninggalkan P'Mew bekerja lembur sendirian.
Seharusnya hari ini libur kerja, karena hari ini hari Sabtu, tapi ketika aku tahu P'Mew datang ke kantor ya tentu saja aku tak mungkin bermalas-malasan di kamarku.
Aku bukan manusia kejam yang tega meninggalkan P'Mew sendirian mengerjakan setumpukan kerjaan.
Bukan hanya karena posisiku sebagai bawahannya, tapi juga karena aku masih memiliki rasa kemanusiaan.
Sejauh yang kukenal hingga saat ini, P'Mew bukan orang yang mudah membagikan kesulitannya.
Dia akan melakukannya sendiri bahkan jika harus mengorbankan dirinya, termasuk waktu, tenaga bahkan kesehatannya.
Mungkin bagi orang lain ini kelebihan P'Mew, tapi bagiku ini menjengkelkan.
Aku tak bisa mengorbankan diriku sendiri untuk kebahagiaan atau kesenangan orang lain.
Bagiku, diriku sendiri yang harus bahagia terlebih dahulu, baru setelah itu aku bisa membahagiakan orang lain.
Sedangkan P'Mew sebaliknya.
Dia terlalu bersikap baik pada orang lain.
Jika ada anggota tim yang hasil kerjanya kurang sesuai dengan yang diminta, P'Mew sendiri yang akan mengerjakan dan memperbaikinya hingga selesai.
Jika aku jadi P'Mew tentu saja aku akan minta anggota timku yang memperbaikinya.
Hal ini terjadi sudah beberapa kali.
Itulah sebabnya sering kali aku mengomelinya.
Dia kan di sini sebagai ketua, sudah sewajarnya kan untuk meminta bantuan orang lain?
"P'Mew, apakah kerjaanmu sudah selesai?"
"Sedikit lagi," jawabnya tanpa sedikit pun menoleh ke arahku.
Dia sudah mengatakan hal yang sama lebih dari tiga kali.
Aku kadang tak mengerti definisi 'sedikit lagi' versinya.
"Jika kau ingin pulang, duluan saja. Lagipula ini kan hari libur," sambungnya.
Syukurlah setidaknya dia masih ingat bahwa hari ini libur.
Jujur saja aku sudah tak ada lagi semangat untuk membaca kertas-kertas sialan ini.
Mengapa ada orang seperti P'Mew yang bisa bekerja keras seperti itu?
Dia tidak sedang bekerja untuk membayar hutang negara ini kan?
Apa dia tidak punya kehidupan pribadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...