Haloooo^^
Aku kembaliiii :)
Selamat membacaaa :)
Jangan lupa tinggalkan jejak setiap setelah selesai membaca supaya aku menjadi lebih semangat lagi^^
Terima kasih sudah menyempatkan membaca :)
****
"Bagaimana hubunganmu dengan Nong Ice? Apa kau sudah memintanya menjadi kekasihmu?" tanya Mew memecah keheningan.
Wajah Gulf menegang.
"Aku sedang tidak ingin membahasnya, Phi," jawab Gulf.
Mew melirik Gulf sekilas.
Mew menyadari sesuatu sedang tidak baik-baik saja, tetapi dia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut, sebab ekspresi Gulf yang terlihat terganggu dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkannya.
Suasana kembali senyap, hingga suara detak jarum jam dinding dapat terdengar meski samar-samar.
"Gulf...."
"Ada apa Phi?"
"After rain there's a rainbow," ucap Mew singkat berharap kalimat singkat itu bisa menyemangati Gulf, terlepas dari apapun masalah yang sedang dihadapinya.
Gulf tersenyum.
"Iya, terima kasih," jawab Gulf.
Krruurrrkkk
Mew menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Gulf sedang memamerkan cengiran lebarnya sambil mengelus perutnya.
"Baiklah, mari kita pulang karena bukan hanya mulutmu saja tapi sekarang cacing di perutmu sudah ikut mengomeliku," goda Mew yang langsung membereskan barang-barangnya.
Gulf juga segera membereskan barang-barangnya.
"Phi, apa kau tidak berniat memberikan apresiasi padaku atas kerja kerasku di hari Sabtu ini?" ucap Gulf.
"Iya, baiklah. Aku akan mentraktirmu makan malam. Pilih tempat yang kau mau dan makan sebanyak yang kau suka," jawab Mew.
Senyum lebar merekah di wajah Gulf.
"Baiklah, jika kau memaksa. Hahaha. Ayo!" kata Gulf penuh semangat.
****
Tempat makan kali ini adalah rekomendasi Gulf.
Menu utamanya adalah makanan kesukaan Gulf yaitu noodle soup.
Restaurannya hanya berjarak 100 meter dari kantor.
Jadi, Mew dan Gulf sepakat untuk jalan kaki saja sebab cacing di dalam perut Gulf sudah meronta-ronta.
Jika harus naik mobil, akan memakan waktu yang lebih lama sebab jalanan depan kantor sangat padat, apalagi hari ini kan hari Sabtu.
Mata Gulf yang sedari tadi berbinar membayangkan noodle soup seketika meredup ketika dia lihat pintu restauran tertutup rapat.
"Ah sial, restaurannya sudah tutup. Padahal aku sudah membayangkan makan noodle soup ini sejak tadi di kantor. Kalau saja satu jam lebih awal aku datang ke tempat ini," keluh Gulf tanpa bisa menyembunyikan kekecewaannya.
Tentu saja P'Mew merasa menyesal sebab dialah penyebab Gulf masih berada di kantor.
Meski Gulf sendirilah yang bersikukuh tidak mau pulang, tapi Mew tahu bahwa Gulf tak tega meninggalkan Mew bekerja sendirian.
"Kita cari tempat makan yang lain?" kata Mew berusaha menghibur.
Gulf menggelengkan kepalanya lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...