Hai semuaaa!
Aku datang kembaliiii :)
Makasih untuk yang sudah membaca ceritaku :)
Seminggu kemarin aku di Bangkok membucin ria :)
Maafkan baru update yaaak :'(
Selamat membaca :)
Semoga sukaaa :)
*****
Sebagai penanggung jawab sebuah acara, Mew bukan hanya akan disibukkan pada hari H acara, melainkan sejak awal.
Konsep acara harus dibuat matang dan sebenarnya ini yang lebih melelahkan dan menyita waktu.
Pada hari H, Mew hanya akan mengawasi dari belakang layar saja sebab ada Gulf yang akan menangani semua hal mengenai teknis di saat acara berlangsung.
"Eheem," deham Gulf.
Mew yang sedang sibuk membaca dokumen menoleh, "tenggorokanmu gatal? Minum sana."
Gulf menatap Mew sebal.
"Bukan! Ini sudah waktunya makan siang," kata Gulf.
"Duluan saja. Aku akan makan setelah ini selesai," jawab Mew kembali berkutat dengan setumpuk dokumen di atas mejanya.
"Siapa juga yang mengajakmu makan siang," ujar Gulf.
"Lalu maksudmu apa?" lirik Mew.
Gulf mengangkat kedua alisnya bermaksud memberi sebuah kode.
"Apa?" tanya Mew tak mengerti.
Gulf mendelik sebal,"hutangmu, Phi. Kau janji membayarnya hari ini."
"Oh iya. Ambil saja uangnya di dompetku di dalam tas itu," jawab Mew menunjuk ke arah tasnya di atas sofa panjang.
Gulf langsung beranjak dan berjalan ke arah sofa.
"Aku yang ambil sendiri?"
"Iya," jawab Mew cepat.
Gulf membuka tas milik Mew dengan sedikit ragu dan mengambil sebuah dompet di dalamnya.
"Sungguh aku yang ambil sendiri?"
"Iya, Gulf."
"Kau tak takut aku mengambil semua uangmu?"
"Tadi pagi aku hanya mengambil uang tunai sejumlah hutangku. Jadi kau tidak akan menemukan uang lebih di dalamnya. Kalau pun kau mau mengambil kartu ATMku, kau kan tidak tahu passwordnya," jelas Mew sambil terkekeh kecil.
"Pintar sekali," sindir Gulf yang langsung mengambil uang di dalam dompet itu dan beranjak ke luar ruangan.
Satu langkah sebelum meninggalkan ruangan, Gulf menoleh ke arah Mew yang masih serius dengan tumpukan kertas di depannya.
"Phi, ini sudah jam makan siang. Sebaiknya kau isi perutmu dulu karena setelah ini kita ada rapat."
"Iya, iya," jawab Mew tanpa mengalihkan pandangannya dari sehelai kertas yang sedang dibacanya.
"Jangan sampai suara perutmu bergema di ruang rapat," omel Gulf lagi.
"Ingat, kalau kau pingsan karena kelaparan tak ada yang bisa menggendong badan besarmu itu," sambung Gulf.
Kali ini Mew mengalihkan pandangannya pada Gulf yang sedang menatapnya khawatir.
Mew mengangguk seraya tersenyum tulus pada Gulf.
"Pokoknya kau jangan telat makan, Phi."
"Iya, Gulf," jawab Mew lembut.
Mew tahu Gulf sedang mengkhawatirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...