08 | mawar

6.2K 673 35
                                    

Halo semua!!

Aku kembali :)

Selamat membaca lanjutan kisahnya :)

****

Jam kerja kantor dimulai sejak pukul 8 pagi.

Mew dan Gulf sudah duduk di kursi masing-masing, mengerjakan tugas masing-masing, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tak ada satupun yang membahas kejadian tadi pagi.

Gulf tak bertanya apa yang Mew dan Mild bicarakan tadi pagi, mengapa mereka datang sepagi itu, apakah itu hanya kebetulan atau disengaja.

Mew pun tak bertanya mengapa Gulf tiba-tiba saja pergi padahal dia baru saja sampai di ruangan.

Mew ingin menjelaskan sesuatu pada Gulf, tak ingin Gulf salah paham, tetapi dia sadar bahwa itu tak perlu dia jelaskan pada Gulf, mungkin saja Gulf pun tak mau tahu, mungkin saja memang tak pernah ada salah paham di antara mereka.

Mereka berdua sama-sama merasa bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi, tetapi keduanya memilih untuk bersikap normal seperti biasa seakan tak ada apa-apa.

"Phi, apakah sudah ada kesepakatan dengan pemilik venue mengenai tempat yang akan kita gunakan?"

"Iya sudah, akan aku kirim MoUnya padamu," jawab Mew.

"Pinggangmu bagaimana? Sudah membaik?" tanya Mew.

"Sudah, Phi."

"Jika kau butuh waktu untuk istirahat, bilang saja, jangan dipaksakan untuk bekerja."

"Iya, Phi."

Suasana kembali hening.

"Phi, apa kemarin ada yang menitipkan flashdisk untukku?"

"Tidak ada, kau butuh flashdisk? Ingin pinjam punyaku?" tawar Mew.

"Tidak usah, Phi. Biar aku ambil dulu punyaku," sahut Gulf segera beranjak meninggalkan kursinya.

Mew menghela napas panjang sambil menatap punggung Gulf yang semakin menjauh.

*****

/ Gulf's Point of View /

Syukurlah jam dinding menunjukkan pukul 4 sore.

Tiba waktunya untuk pulang.

Aku ingin istirahat.

Hari ini terasa begitu panjang.

Aku mematikan laptopku dan segera memasukkan ke dalam tasku.

Dokumen-dokumen di atas meja sudah kembali tersusun rapi.

"Kau akan pulang sekarang?"

Aku menoleh ke arah P'Mew lalu mengangguk.

Ku sampirkan tas gendongku di pundak lalu bergegas ke luar ruangan, menuju lift.

Aku ingin segera pergi dari tempat ini.

Ping.

Beruntungnya aku, sesampainya aku di depan pintu lift, pintu lift langsung terbuka.

Sial, ternyata aku tidak seberuntung itu.

Liftnya sudah penuh.

Dari ekor mataku, aku melihat P'Mew berjalan ke arahku.

"Mengapa tidak masuk?"

"Penuh, Phi," jawabku berusaha menghindari tatapan matanya.

Entah perasaanku saja atau ini memang benar, P'Mew terus memperhatikanku.

Significant Other | MewGulf StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang