Halooo^^
Maafkan sudah lama tak muncul.
Terima kasih sudah sabar menunggu :)
Selamat membaca^^
****
// Author's Point of View //
Mew menatap lekat seseorang yang duduk di hadapannya, memperhatikan tiap gerakan yang dibuatnya.
Cahaya lampu warm white di café itu menambah indah seseorang di hadapannya.
Gulf mengambil sesendok noodle soup—kesukaannya—dari mangkok di hadapannya lalu memakannya dengan lahap.
Binar di kedua mata Gulf pertanda bahwa dia sedang bahagia.
"Phi, menatapku terus tak akan membuatmu kenyang," protes Gulf.
"Makanlah sebelum makanan itu dingin," sambungnya.
"Iya, iya," jawab Mew lembut.
Mew mengambil satu sendok soup dari mangkok miliknya, meniupnya agar tidak terlalu panas lalu menyodorkannya ke depan mulut Gulf.
Dahi Gulf mengeryit seolah bertanya apa yang sedang Mew lakukan.
"Makanlah," ucap Mew lembut.
Gulf menoleh ke kanan-kiri menyadari ada beberapa pasang mata yang sedang memperhatikan mereka.
"Phi, banyak orang yang sedang memperhatikan kita," kata Gulf pelan seraya menggerakan kedua bola matanya, memberi isyarat pada Mew.
"Tak usah hiraukan orang lain. Aaaa~~" jawab Mew seraya mendekatkan sendok yang dipegangnya ke depan mulut Gulf.
Gulf menggeleng pelan.
"Buka mulut sendiri atau aku yang perlu membukakan mulut itu?" goda Mew yang langsung membuat Gulf membuka mulutnya dan satu sendok soup itu seketika berpindah ke dalam mulut Gulf.
"Phi, aku bisa makan sendiri," gerutu Gulf pelan seraya mencubit lengan kiri Mew.
Semburat merah muda terlihat menghiasi kedua pipi Gulf.
Mew terkekeh pelan lalu mengusap lembut surai hitam pria di hadapannya.
Sepuluh menit berlalu hampir semua makanan yang dipesan sudah berpindah ke dalam perut Mew dan Gulf.
"Gulf, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," kata Mew.
"Kemana Phi?" tanya Gulf.
Mew berdiri beranjak dari kursinya lalu menggenggam tangan Gulf untuk mengikutinya.
Gulf hanya mengikuti dengan patuh.
Kedua mata Gulf membelalak sempurna ketika melihat pemandangan di depannya.
Gulf baru tahu jika café ini memiliki rooftop.
Pemandangan city lights terbentang di hadapannya.
Ribuan cahaya lampu-lampu nan jauh disana berkerlip bak bintang di langit.
"Kau suka?" tanya Mew.
"Suka sekali, Phi," ujar Gulf tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Senyum manis merekah di bibir Mew, melihat pria di sampingnya tersenyum bahagia.
"Gulf, tunggu sebentar ya, ada barang yang tertinggal di bawah," kata Mew.
Gulf mengangguk lalu kembali menatap pemandangan di depannya.
"Permisi," suara seseorang mengagetkan Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Roman d'amour"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...