Halo^^
Silahkan membaca^^
Semoga suka^^
*****
/ Gulf's Point of View /
Semua crew sudah pulang, tinggal aku sendiri di tempat ini.
Aku berjalan menyusuri koridor memastikan semua fasilitas gedung dalam keadaan baik seperti semula.
Langkahku terhenti di depan pintu masuk venue acara.
Aku berniat untuk menguncinya, tapi kakiku membawaku melangkah masuk.
Ruangan besar ini terlihat remang karena semua lampu sudah dimatikan, bersisa cahaya yang masuk melalui pintu masuk.
Kakiku terus melangkah melewati deretan kursi-kursi penonton hingga berhenti di deretan bangku penonton paling depan.
Pekerjaanku hari ini tidak banyak tapi tubuhku terasa sangat lelah.
Aku duduk di salah satu kursi itu, menatap lurus ke arah panggung di hadapanku.
Panggung ini membuatku mengingat kembali pada lagu itu.
Juga membuatku mengingat kembali bagaimana kehangatan genggaman tangannya.
Perasaanku sudah selesai.
Perasaanku sudah selesai.
Perasaanku sudah selesai.
Kalimat itu terus kurapalkan dalam hatiku tiap kali aku mengingat P'Mew.
Meski dadaku masih terasa sesak, tapi kalimat itu berhasil membuat air mataku tak menetes lagi.
Semesta telah memperlihatkan siapa yang ditakdirkan untuk bersama.
Melihatnya bersama Art di mini market tadi siang memperjelas bahwa tak ada ruang untukku di hatinya.
Tak ada... dan mungkin tak akan pernah ada.
Lalu untuk apa aku tetap menyimpan perasaan yang tak akan pernah terbalas?
Aku takkan membuang percuma air mataku.
Aku kuat, harus.
Aku tahu melupakannya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Aku butuh waktu.
Yang terpenting saat ini adalah menghindarinya sebisaku agar perasaanku tak goyah.
"Gulf, kau sedang apa?"
Aku terkesiap mendengar suara P'Mew.
Aku menoleh dan melihatnya berdiri di depan pintu masuk.
Mengapa dia ada di sini?
Bukankah dia seharusnya ada di kantor?
"Hmm.... Aku sedang beristirahat sebentar, Phi," jawabku seraya berdiri, ingin segera pergi dari tempat ini.
Hindari dia sebisamu, Gulf.
Jangan biarkan hatimu goyah kembali.
P'Mew berjalan menghampiriku lalu duduk di kursi sampingku.
Mengapa dia duduk di sini?
"Duduklah," ucapnya.
Aku mengikuti perkataannya, aku kembali duduk.
Aku bukan ingin berduaan dengannya, aku hanya tak mau dia menyadari keadaanku saat ini.
Aku memilih untuk bersikap senormal mungkin di depannya sebab aku sadar yang menyakitiku adalah ekspektasiku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...