Halowwww^^
Selamat membaca bagian berikutnyaaa^^
*****
/ Gulf's Point of View /
Penyanyi itu sudah mengakhiri penampilan terakhirnya tapi P'Mew belum mengakhiri genggaman tangannya padaku.
Suara penyanyi itu sudah tak terdengar, tetapi suara Art yang kutonton 3 hari lalu terus terngiang-ngiang di kepalaku.
Mengapa harus lagu yang sama?
Untuk apa Art mengunggah lagu itu jika lagu itu bukanlah lagu yang istimewa untuknya?
Mengapa P'Mew memuji lagu itu indah sedangkan lagu lain yang dinyanyikan penyanyi itu tak dia komentari sama sekali?
Dadaku terasa amat sesak.
Memoriku mengingat kembali semua waktu yang aku lewati bersama P'Mew.
Semua kebaikannya padaku, dia menjengukku dan memasak untukku ketika aku sakit, mengajakku makan di tempat makan favoritku.
Bagaimana dia memperlakukanku dengan begitu baik dan penuh perhatian.
Bagaimana dia mencium bibirku dan menempelkan tanganku di dadanya agar aku bisa merasakan degup jantungnya saat itu.
Apa maksud semua perlakuannya itu padaku?
Aku selalu berusaha meyakinkan diriku bahwa semua yang dia lakukan hanyalah perhatian sebagai seorang teman.
Aku terus menyangkal debar jantungku yang berdegup kencang setiap di dekatnya.
Lalu setelah aku memberanikan diri membuka hatiku untuknya, apa yang kudapat sekarang?
Kenapa aku bisa melemahkan pertahananku?
Mengapa harus hadir orang lain di antara aku dan P'Mew?
Atau jangan-jangan akulah yang sebenarnya menjadi pengganggu yang hadir di tengah hubungan mereka?
Rasanya hatiku seperti sedang ditusuk-tusuk sebuah jarum.
Cairan bening yang menggenang di pelupuk mataku sudah tak tertahan.
Aku segera melepas genggaman tangan P'Mew lalu membalikkan badanku membelakanginya.
Kuseka air mata yang sudah terlanjur menetes di pipiku.
"Ada apa Gulf?"
"Aku mau ke toilet dulu Phi," jawabku seraya pergi setengah berlari meninggalkannya.
Seiring langkah kakiku yang semakin cepat, air mataku pun jatuh semakin deras.
Aku bukan orang yang mudah menangis.
Entahlah, kali ini mengapa air mataku jatuh dengan begitu mudahnya.
*****
/ Author's Point of View /
Gulf berlari menuju kamar mandi seraya menahan air matanya.
Gulf menundukkan kepalanya menyadari banyak orang yang berada di koridor sepanjang jalan yang dilaluinya.
Dia tak mau ada seorang pun yang melihatnya menangis.
Pikirannya sudah kacau, begitu juga dengan perasaannya.
Brukkkkk
"Maaf," kata Gulf ketika tak sengaja menabrak bahu seorang di depannya.
"Maaf, aku yang tak hati-hati," jawab seseorang di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...