Halooooo!
Sudah lama bangetttt gak up ceritaaa :)
Maaf ya karena aku dan keluarga sedang renovasi rumah, jadi mencari waktu dan tempat yang enak buat nulis tuh susah banget :')
Terima kasih sudah menunggu cerita ini :)
Semoga kalian gak lelah menungguku :)
Selamat membaca :)
****
/ Author's Point of View /
"Apakah hanya jantungku yang berdegup kencang? Apakah hanya otakku saja yang terus memikirkan kejadian tadi pagi? Mengapa dia bisa dengan mudahnya bersikap seperti biasanya seolah tak terjadi apa-apa?" pikir Gulf dalam hati.
Gulf tak bisa fokus sama sekali dengan rapat hari ini.
Gulf merasa kurang nyaman dengan posisi duduknya.
Konsep ruangan rapat yang biasa digunakan adalah U-shape dimana bangku dan kursi disusun berbentuk seperti huruf U.
Gulf sangat menyukai konsep ruangan ini karena sesama peserta rapat dapat bertatap muka secara langsung dan diskusi dapat berlangsung efektif, tapi sayangnya tidak untuk hari ini.
Konsep ruangan rapat ini membuat Gulf sama sekali tak bisa berkonsentrasi.
Bagaimana tidak, rapat ini dipimpin oleh Mew yang duduk di kursi bagian tengah depan.
Meski Gulf tak duduk di sampingnya, tapi posisi duduk Mew membuatnya leluasa bergerak dan memperhatikan peserta lain, termasuk Gulf.
Gulf mencoba fokus pada materi rapat hari ini, tapi selalu saja gagal.
Pikirannya selalu saja mengingat kejadian tadi pagi.
Ya, kejadian kopi itu.
Suara Mew saja sudah membuat Gulf tak berkonsentrasi, apalagi jika kedua tatapan mereka saling bertemu, detak jantung Gulf sudah tak karuan.
Itu sebabnya Gulf memilih menatap lurus ke arah laptop di hadapannya, padahal Mew sedang menjelaskan beberapa perubahan baru mengenai persiapan acara nanti.
"Aku setuju saja, bagaimana menurutmu Gulf?"
Pandangan semua peserta rapat tertuju pada Gulf, sedangkan orang yang bersangkutan tak bergeming sedikit pun.
"Gulf," panggil Mild yang duduk di samping Gulf seraya menyenggol lengan kanan Gulf.
Suara Mild membuyarkan lamunan Gulf.
Gulf mendongak, menyadari semua mata tertuju padanya.
"Apa Phi? Maaf aku tidak menyimak dengan baik,"kata Gulf tak enak hati.
"Tumben sekali kamu tidak fokus ketika rapat, apa kamu mengantuk?" tanya Mew.
"Mau aku buatkan kopi?" tawar Run.
"Kopi?"
"Tidak!" jawab Gulf lantang seraya melirik ke arah Mew.
Mew tersenyum—lebih tepatnya menyeringai tipis—ke arah Gulf seolah mengerti apa yang ada di pikiran Gulf.
Gulf tersenyum kikuk menyadari suara lantangnya.
"Gulf, tadi ada usul untuk mempercepat rapat rutin kita yang seharusnya 5 hari sekali menjadi 3 hari sekali mengingat acara semakin dekat, apa kamu setuju?" jelas Mew.
"Hmm...aku setuju Phi supaya koordinasi semakin baik dan meminimalisir miss-coordination," jawab Gulf.
"Dasar bodoh! Apa yang kau pikirkan Gulf!!" batin Gulf dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...