Haiiiii pembacaku tercintaaa^^
Terima kasih sudah sabar menunggu^^
Selamat membaca^^
*****
/ Author's Point of View /
Sinar mentari pagi menyelusup masuk menerobos sela-sela jendela kamar, perlahan menyentuh pipi Gulf.
Tubuh Gulf hanya menggeliat, lalu semakin erat memeluk gulingnya.
Matanya masih terasa berat.
Ditariknya lagi selimut, semakin menenggelamkan tubuhnya.
Hari ini hari libur.
Tak perlu tergesa bangun pagi.
Gulf masih sangat mengantuk.
Menangis membuat matanya lelah, tapi dia tetap tak bisa tidur.
Dia baru terlelap tidur pukul 3 pagi.
Baru saja hendak terlelap tidur, terdengar suara ketukan pintu.
Tokk... Tokkk... Tokk...
"Arghhh, siapa sih yang bertamu sepagi ini?" gerutunya ketika suara ketukan itu semakin keras.
Dengan malas, dia sampirkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, lalu beranjak dari tempat tidurnya.
"Ada apa?" tanyanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur seraya mengucek pelan kedua matanya.
Pandangannya masih buram karena mengantuk.
Gulf mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Kau sudah baikan?"
"P'Mew!?" pekiknya kaget.
Tangan Gulf langsung menutup pintu, tapi sayangnya gerakannya kalah cepat karena Mew lebih dulu menahan pintu itu.
"Gulf, ada apa denganmu?" tanya Mew bingung.
"Phi pulang saja!" usir Gulf seraya terus mendorong pintu.
Tenaga Gulf tentu saja kalah dengan Mew, apalagi Gulf tidak dalam kondisi prima seperti biasanya.
"Gulf, kau kenapa?"
"...."
Gulf masih bertahan menahan pintu, meski lengannya mulai terasa sakit.
"Gulf! Kau kenapa?"
Gulf menyerah, kini pintu itu terbuka lebar.
"Phi pulang saja!" usirnya lagi.
Kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Mengapa aku menjadi selemah ini!?" pekik Gulf dalam hati.
Kedua tangannya mulai gemetar.
Mew berjalan mendekat ketika dia sadar bahwa pria di hadapannya itu sedang menahan air matanya.
Gulf menjauh, dia melangkah mundur.
"Gulf ..." panggil Mew lembut seraya terus mendekat.
Gulf menggelengkan kepalanya kuat.
Air mata yang ditahannya sudah menetes.
"Gulf, kumohon jelaskan. Kau kenapa?"
Gulf hanya terdiam.
Air matanya yang semakin deras mengalir menjelaskan bahwa ada hal yang membuatnya teramat sakit.
Kedua lututnya gemetaran, dengan perlahan tubuhnya merosot ke lantai tanpa daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Significant Other | MewGulf Story
Romance"CIUM! CIUM! CIUM!" Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun. "CIUM! CIUM! CIUM!" Teriakan orang-orang semakin keras. "Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapa...