12 | khawatir

5.9K 646 31
                                    

Haiiii!!

Apa kabarrrr?

Ada yang merindukanku? Tentu saja tidak.

Apakah ada yang menunggu kelanjutan cerita ini?? Semoga ada.

Maaf membuat kalian menunggu lama.

Silahkan membaca, semoga suka^^

*****

/ Gulf's Point of View /

Padahal acara konser sudah semakin mendekat.

Sialnya, hari ini aku tak fokus pada semua hal yang aku kerjakan.

Pikiranku terus saja memutar perkataan Run berulang-ulang.

Mengenai P'Mew, musik dan Ar—masa lalunya.

Entahlah mengapa perasaanku menjadi tidak nyaman.

Aku melirik sekilah ke arah P'Mew yang seperti biasa duduk di kursinya yang berada di samping kananku.

P'Mew terlihat begitu fokus, entah sedang mengerjakan apa.

Apa dia baik-baik saja?

Dia benci musik dan dia sedang mempersiapkan acara musik.

Jika aku menjadi P'Mew, setiap pekerjaan yang kulakukan tentu mengingatkanku pada masa lalu menyakitkan yang sangat ingin aku lupakan.

Apa P'Mew juga berpikiran seperti?

Jika ya, mengapa dia bisa bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Mengapa sejak awal dia menerima project ini?

Perusahaan ini mendapat 3 event besar tahun ini dan salah satunya adalah konser musik ini.

Bukankah bisa saja dia meminta pada atasan kami supaya orang lain memegang acara ini dan dia meng-handle acara lain?

Prestasi dan kemampuan P'Mew sudah tak diragukan lagi—lebih tepatnya dia adalah anak emas perusahaan ini—, mengapa dia tak meng-handle acara pameran buku dan konferensi internasional yang menurutku itu lebih bergengsi dan P'Mew lebih berpengalaman dalam acara seperti itu.

Mengapa dia memilih project acara musik?

Bahkan setahuku P'Mew belum pernah memegang acara musik.

Apa dia masih belum bisa melupakan masa lalunya?

Apa dia belum bisa melupakan pria itu?

Apa dia masih berharap bisa kembali pada pria itu?

Hatiku terasa sesak memikirkan itu.

Ada apa denganku?

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.

Mengapa rasa sesak itu tak kunjung menghilang?

Apa karena aku terlalu mengkhawatirkan P'Mew?

"Apa ada masalah?"

Suara P'Mew membuyarkan lamunanku.

"Hmm.. T-tidak," jawabku sambil langsung mengalihkan pandanganku kembali ke laptopku.

"Dari tadi kau menatap ke arahku dengan wajah gusar, apa ada masalah yang ingin kau ceritakan? Ceritakan saja. Aku tak ingin kau bekerja sambil menanggung beban yang lain. Beban pekerjaan sudah cukup berat kan?"

Aku masih menatap lurus ke layar laptopku, tak berani menoleh apalagi menatap mata P'Mew.

Aku tak mungkin menceritakan apa yang mengganggu pikiranku.

Significant Other | MewGulf StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang