Waiting for you anpanman~
Waiting for you anpanman~Kelopak mata gadis itu mengerjap pelan, tak ada niatan bangun, hanya matanya saja yang berusaha untuk terbuka, seluruh badannya ia biarkan tak bergerak.
Setelah lagu yang mengalun dari handphone hitamnya itu mencapai menit ke 1, barulah ia mencoba duduk, tangannya bergerak pelan mematikan nada alarmnya.
Hoamm
Kedua kaki gadis itu mencoba berdiri, dan berjalan menuju kamar mandi. Suara guyuran air shower terdengar dari balik pintu berwarna coklat pekat. Ya, gadis itu memutuskan untuk mandi tepat setelah ia bangun.
Selesai membersihkan diri dan mengurusi segala tetek bengek selepas mandi, gadis itu menatap almamater berwarna navy yang tergantung didepannya, sebenarnya ia hanya menatap nama yang terbordir rapi di dada sebelah kanan.
Harshita Afsheen
"Nama gue bagus banget sih? Dulu bonyok dapet nama ini dari mana ya?" Gumam gadis itu sambil menampilkan ekspresi pura-pura berfikir.
Arci mengedikkan bahunya tidak perduli. Toh, ia tidak mau susah-susah menguras otaknya di waktu sepagi ini. Tangannya bergerak mengambil almamaternya, dan segera memakaikan benda itu ketubuh mungilnya.
Ia berbalik, dan mendudukkan dirinya di depan meja rias. Ia menyisir rambutnya, lalu mengikatnya menggunakan ikat rambut berwarna hitam,menyapukan bedak bayi di permukaan wajahnya, lalu ditutup dengan mengusapkan baby cologne ke tubuhnya.
Setelah selesai, ia segera menggendong tas punggungnya dan keluar dari kamar.
-------------------------------------
Di sekolah...
"Assalamu'alaikum." Salam Arci ketika ia memasuki kelasnya.
× MIPA 2
"Wa'alaikumsalam." Jawab beberapa temannya yang sudah datang. Arci tersenyum sambil berjalan menuju bangkunya.
"Apa kabar rakyatku." Sapa Arci kepada salah seorang sahabat sekaligus teman sebangkunya.
Nadhira (teman sebangku Arci) hanya menatap malas Arci,
"Pagi pagi udah ngajak baku hantam." Gumam Nadhira.Arci hanya menyengir kuda mendengar gumaman gadis bertubuh tinggi itu sambil mendudukkan dirinya ke bangkunya.
"Nyengir mulu kerjaan lo! Gak takut gigi jadi kering lo!" Celetuk Fay yang baru saja datang.
"Tumben duluan gue datengnya?" Tanya Arci kepada Fay yang duduk di bangku depan Nadhira.
Fay menoleh,
"Sengaja agak siangan, adik gue lagi rewel.""Ohhh seperti itu." Sahut Arci dengan nada tengilnya.
"Eh eh, kemaren gue ngeliat kak Rei loh." Ucap Nadhira sambil menatap Arci.
Arci sontak menoleh mendengar nama pujaan hatinya disebut, sambil melotot ia berkata heboh,
"Yang bener lo?!""Yaiyalah, masa' gue bo'ong sih?"
"Dimana dimana lo keliatan kak Rei?" Tanya Arci dengan wajah berbinar.
Sedangkan Fay yang melihat adegan dramatis itu hanya bisa menghela nafas, sudah terlalu biasa dia melihat manusia bucin sampai ke tulang sum sum modelan Arci ini.
"Di depan rumah gue, dia lewat bawa motor ninjanya, wagelaaaa, keren banget cuy!" Jawab Nadhira sambil memamerkan wajah berbinarnya.
"Yajelas dong! Calon bapak." Ucap Arci.
"Calon bapak?" Fay dan Nadhira tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Arci.
Arci mengangguk pasti,
"Iya, calon bapak dari anak anak gue."Ctak
Kening mulus Arci menjadi korban jitakan sayang Nadhira.
"Yeu, itu mah maunya lo nyet!" Sergah Fay merasa gerah dengan kadar kebucinan Arci.
Sedangkan Arci mengusap usap keningnya sambil mengerucutkan bibir,
"NADHIRA INI SAKIT BANGET WOY!"Sungguh, jitakan Nadhira itu benar benar sakit. Ia bisa bertaruh jika keningnya pasti sudah merah sekarang.
Nadhira menoleh dramatis kearah Arci,
"Bodo amat!""WOY!"
"AYAN AYAN!"
"Ha? Apa lo bilang Fay? Ayan?" Tanya Anna (pelaku yang membuat kaget Fay).
"Ya lo ngagetin gue! Kan gue keluar latahnya." Sahut Fay.
" Ha? Hahahaha dimana mana kalo orang kaget itu bilangnya ayam ayam, nah elo kok jadi ayan ayan sih Fay?" Celetuk Nadhira sambil tertawa terbahak bahak, tidak habis pikir dengan kelakuan absurd para sahabatnya.
Sedangkan Arci sudah tertawa terpingkal pingkal sampai menggebrak meja.
"Ya maap atuh Fay, dedek Anna tidak sengaja." Ucap Anna sambil duduk di bangku sebelah Fay. Yap, Anna adalah teman sebangku Fay. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika empat orang bobrok disatukan?
"Jantungan nih gue!" Fay menyergah sambil memegang dadanya. Anna hanya tersenyum manis sambil mengelus pelan tangan Fay, yang dibalas tepisan pelan oleh gadis berkulit putih itu.
"Udah udah, capek gue ketawa terus." Ucap Arci sambil mengusap ujung matanya yang sedikit berair.
"Selalu ya Na?" Tanya Nadhira.
Anna menoleh,
"Selalu apa?""Datengnya mepet mepet sama jam masuk." Lanjut Nadhira dengan nada menyindir.
"Hehehe, gue kan berangkat bareng sepupu gue, sepupu gue itu selalu jemput siang di rumah gue." Jawab Anna santai.
"Sepupu lo? Dafi?" Tanya Arci.
"I-"
"Napa lo nanya nanya? Demen lo sama Dafi?" Fay memotong kalimat Anna sambil menatap Arci sinis.
Arci memelotot tak terima dengan ucapan Fay,
"Woy! Yang bener aja lo! Gue ini tetep setia sama calon bapak dari anak anak gue! Si mas kanjeng Reinatan Siregar." Tukas Arci dengan nada sengit.Here we go again. Batin Nadhira.
Sedangkan Anna hanya plonga-plongo tak mengerti dengan percakapan sahabat ter(sial)sayangnya ini.
Merasa jengah dengan sikap Arci dan Fay yang tidak ada habisnya, Nadhira memutuskan untuk membekap bibir kedua sahabatnya,
"Bacot mulu lo berdua."-------------------------------------
"Kalian ngapain disini?" Tanya Sari, teman sekelas Arci sambil menatap heran keempat orang yang tengah nongki cantik dibawah pohon beringin. Tapi bukan itu yang jadi masalahnya, tempat mereka (Arci, Anna, Nadhira, Fay) itu berhadapan dengan kamar mandi.
Anna menanggapinya dengan cengiran,
"Lagi nyari inspirasi Sar."Sari memandang aneh keempatnya,
"Istirahat itu nongkinya di kantin, lo pada ngapain diem di depan kamar mandi? Mau minta sumbangan?" Kakinya melangkah menuju salah satu bilik kamar mandi.Setelah Sari sudah menutup pintu kamar mandi,
"Gue baru sadar, kalo kita daritadi diem di depan kamar mandi." Celetuk Arci sambil memandang ketiga sahabatnya."Iya juga ya." Sahut ketiganya bersamaan.
Lah tolol

KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus
Ficção Adolescenteini adalah kisah seorang gadis, yang menyukai seseorang yang terlalu biasa. alhasil, ketika ditanya apa alasannya menyukai sang cowok, ia hanya bisa menampilkan senyuman anehnya. ganteng? tidak, tidak sama sekali kaya? eum, tidak tau keren? mungkin...