Arci sedang mengerjakan beberapa prnya di meja belajar. Gadis itu benar benar serius mengerjakan, sampai sampai bibirnya ikut mengerucut, tangannya lincah menuliskan rumus yang diperlukannya di buku coretan.
Sret
SretAda tangan kecil menarik baju kuning yang ia kenakan, Arci menyelesaikan dulu soal terakhirnya, kemudian menoleh.
"Eh dedek." Sapa Arci riang sambil berdiri dari duduknya, dan menyamakan tingginya dengan sang adik.
Yayan (Adik Arci) tersenyum lebar sampai kedua lesung pipitnya terlihat jelas,
"Hehehe, dedek mau minta pencil kak."Arci pura pura terkejut,
"Ha? Pencil? Buat apa cih?"Bibir tipis Yayan mengerucut, merasa dijahili oleh Kakak,
"Ya buat cekolah kak.""Emangnya dedek cekolah dimana?" Arci mengikuti gaya bicara sang adik, lucu aja gitu kalo ngomongnya dicadelin.
"TK tunas hayapan! Putla putli!" Jawab Yayan dengan nada ceria.
Arci tertawa gemas lalu mencium pipi bolong adiknya, ia berdiri, lalu mengambil persediaan pensilnya yang berada di rak meja belajarnya, sedangkan Yayan memegang erat kaki Arci.
"Sebentar dulu dedek, ini pencilnya masih mau kakak rautin." Ujar Arci, mencoba melepaskan tangan Yayan yang melingkar sempurna di kakinya.
"Nda mau! Dedek mau lautin cendili!" Sahut Yayan sambil berusaha memanjat Kakaknya.
"Iya iya, sini!" Arci menggendong tubuh mungil adiknya, yang tingginya hanya sebatas perut.
Setelah mendudukkan Yayan dipangkuannya, Arci mulai menuntun adiknya untuk meraut sendiri pensilnya.
"Hihihi! Lautan kakak lucu! Bisa mutel mutel!" Yayan tertawa bahagia ketika tangannya dibawa memutar oleh sang kakak.
"Udah!" Instruksi Arci kepada Yayan, kalau pensilnya terlalu lancip, bisa bahaya nanti!
"Makacih Kakak." Ucap Yayan sambil turun dari pangkuan Arci.
"Eh eh, cium dulu dong kakaknya!" Protes Arci sambil menahan lengan adiknya.
"Oh iya, dedek lupa!"
Setelah itu, Yayan mencium seluruh bagian wajah Arci, mulai dari kening, mata, hidung, sampai pipi.
"Dadah kaka!" Pamit Yayan sambil berlari kecil keluar kamar Arci.
Arci hanya terkekeh pelan, lalu merapikan bukunya, dan menata buku pelajarannya. Setelah itu, ia merebahkan tubuhnya di spring bed miliknya, tangannya sibuk mengotak atik hpnya.
Ia membuka aplilasi youtube, dan ada satu video yang mencuri perhatiannya. Tangannya otomatis memencet video itu, dan mendengarkan setiap bait lagu yang dikeluarkan dari speaker hpnya.
Busetdah! Ni lagu persis banget kek keadaan gue?! -batin Arci menjerit.
-------------------------------------
Arci mengezoom sebuah foto penting di hpnya, gambarnya keciiil banget, sampek Arci harus merem melek yang ngeliat.
"Jam ketiga......." gumam Arci.
"BENTAR LAGI DONG?!" Arci berteriak dengan suara lantang dan dibarengin sama gebrakan meja.
"HEH! LO KIRA LO LAGI ADA DIHUTAN?!"
"TOLOL BANGET SIH?!"
"GUE MASIH PUNYA JANTUNG BTW!"
Itulah sahutan yang diterima Arci dari ketiga sahabatnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus
Teen Fictionini adalah kisah seorang gadis, yang menyukai seseorang yang terlalu biasa. alhasil, ketika ditanya apa alasannya menyukai sang cowok, ia hanya bisa menampilkan senyuman anehnya. ganteng? tidak, tidak sama sekali kaya? eum, tidak tau keren? mungkin...