"Baiklah anak anak, untuk tugas selanjutnya, silahkan membentuk kelompok, maksimal 4 orang." Ucap Bu Dona, guru Kesenian.
"Siaaap Bu." Sahut para siswa siswi X Mipa 2.
Fay dan Anna kompak membalikkan badan, menghadap bangku Arci dan Nadhira,
"Mau nari apa?" Tanya Anna."Nari reog aja dah! Fay yang pakek topengnya!" Ide Arci sangat brilian.
Fay melotot tak terima,
"Lambemu!" Umpat Fay tak terima.Nadhira terkekeh pelan,
"Mmmm nari saman mau nggak?""Oohh, yang tariannya gini ya?" Tanya Anna mempraktekkan tarian itu dengan menepuk nepuk random bagian tubuhnya.
Arci tertawa melihat Anna yang sangat persis dengan cacing disiram air garam,
"Hahaha! LO RANDOM BANGET SIH TOLOL?!"Fay menahan tubuh Anna yang masih setia bergerak tak karuan,
"Lo ini kesurupan ya Na?!""Enak aja!" Anna tak terima dan balas memukul tubuh Fay dengan membabi buta.
"UDAH EH!" Lerai Nadhira sambil memisahkan kedua orang yang masih asik baku hantam, sedangkan Arci hanya tertawa kecil menatapnya, tak membantu sama sekali.
Setelah berhasil memisahkan keduanya, Nadhira berucap
"Mau kerkel dimana? Rumah gue sabi lah."Fay menjentikkan jarinya tak selaw,
"SETUJU! SETUJU BANGET! GUE PENGEN TAU RUMAH LO DIMANA!""Lo gimana Na?" Tanya Arci meminta pendapat kepada Anna yang hanya terdiam sedari tadi.
"Gue sih oke aja, asal Fay mau nebengin gue." Jawab Anna simple.
"Iya iya, besok gue jemput!"
"Nah sip, jadi fix ya! Kerkel besok dirumah gue, jam 8, deal?" Tanya Nadhira.
"Deal!" Sahut ketiga sahabatnya.
-------------------------------------
"Kakak udah mau berangkat?" Tanya Tyas ketika melihat anak gadisnya tengah turun dari anak tangga.
"Iya Bun." Jawab Arci sekenanya, ia menghampiri Bundanya yang tengah menonton televisi.
Mumpung si adek lagi molor-batin Bunda.
Arci mencium tangan lalu pipi Bundanya,
"Arci berangkat dulu ya Bun, Assalamu'alaikum." Pamit Arci."Wa'alaikumsalam, hati hati di jalan." Sahut Bundanya.
Sambil berlari kecil, Arci segera menaiki motor matic hitamnya, dan memasang helm yang sudah ia siapkan sebelumnya.
Jarak rumah Arci dan Nadhira tidak terlalu jauh kok, kurang lebih 2 km. Jalannya juga tidak terlalu rame, jalan raya yang lebih kecilan lah umpamanya.
Hah?
Selang 25 menit, sampailah Arci kerumah Nadhira, rumahnya bergaya minimalis berlantai dua, di dominasi warna putih dan hijau.
Arci segera menstandart motornya dan membuka helm, ia berjalan santai kearah pintu rumah Nadhira yang sudah terbuka lebar.
"Assalamu'alaikum." Salam Arci sambil tersenyum diambang pintu.
"Wa'alaikumsalam, maaf mbak gak nerima sumbangan." Sahut Fay.
Arci mendesis sebal, belum apa apa udah ngajak baku hantam ni orang. Tapi Arci tetap mempertahankan senyumnya, karena secara mendadak, Mama Nadhira berjalan dari dalam.
"Eh Arci, baru dateng ya?"
Arci tersenyum sambil berjalan mendekati Mama Nadhira, dan mencium tangan wanita tersebut,
"Hehe, iya tante."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus
Ficção Adolescenteini adalah kisah seorang gadis, yang menyukai seseorang yang terlalu biasa. alhasil, ketika ditanya apa alasannya menyukai sang cowok, ia hanya bisa menampilkan senyuman anehnya. ganteng? tidak, tidak sama sekali kaya? eum, tidak tau keren? mungkin...