Brak
Anggaplah itu suara seorang gadis yang tengah sibuk menata buku buku pelajarannya hari ini, ia benar benar panik.
Setelah mandi dengan kekuatan topan, ia segera memakai seragamnya dengan tergesa gesa. Jam dindingnya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lebih lima, dan jam masuknya akan dimulai sepuluh menit lagi!
Sang gadis, panggil saja ia Anna segera menggendong ranselnya dengan terburu buru, setengah berlari menuju ke ruang tamu, tempat sepupunya tengah menunggu.
Namun, ia hanya bisa mendengus kesal ketika melihat Dafi (sepupu Anna) tengah asik memakan kue kering dengan satu kaki terangkat. Sangat tenang. Sangat santai.
"Heh Dapi! Ayo cepetan berangkat!" Ajak Anna dengan suara sebalnya.
Dafi menatap datar Anna, seolah tak terjadi apa apa, sambil menghabiskan sisa kue ditangannya, Dafi menjawab,
"Harusnya gue udah ninggalin elo dari tadi! Cewek cewek bangunnya siang! Mau jadi apa lo nantinya?!""Mau jadi istrinya Kak Bara." Cicit Anna.
"Hah? Apa?" Dafi sempat mendengar cicitan Anna sedikit.
"Ck! Udah ayo berangkat!" Paksa Anna sambil menyeret lengan Dafi.
-------------------------------------
Arci menatap gusar kearah lapangan sekolahnya, tempat para pelajar berlalu lalang ketika datang ke sekolah.
"Ck! Si Anna kemana sih? Jam masuk udah kurang 5 menit." Arci bener bener panik guys.
Nadhira menatap Arci yang terlihat seperti seseorang yang sedang menahan panggilan alam,
"Bentar lagi juga datang Ci! Si Anna kan emang hobi telat!"Sambil melirik sinis Nadhira, Arci menyeletuk,
"Diem lo ya! Gue masih kemusuhan sama lo!" Si Arci masih kemusuhan gara gara foto aib nya disebarkan oleh Nadhira di akun wassafnya."Yeuu si bocah! Masalah sepele aja dibesar besarin." Sahut Fay sambil memakan sekotak kecil seblak extra pedas, emang nih cewek hobi banget makan.
"Apa? Besarin? Yang lagunya celengan rindu bukan?" Nadhira mulai ngejokes.
PLAK
Arci menampar keras lengan Nadhira,
"ITU FIERSA BESARI GOBLOK!"Fay hanya bisa menggeleng pelan sambil kembali menyuapkan potongan sawi kecil ke mulutnya,
"Si Nadhira emang lagi jadwalnya sawan! Jadi gak usah kaget."Ting nong!
Bel tanda masuk telah berbunyi, untuk seluruh siswa SMA GARUDA segera memasuki ruang kelas, bapak dan ibu guru akan memasuki kelas masing masingBel sudah berbunyi, itu tandanya Bu Mifta selaku guru kedisiplinan siswa, sudah stanby di gerbang sekolah, tugasnya menciduk para siswa yang terlambat, dan memberikannya hukuman.
Arci, Nadhira, dan Fay menghelas nafas pasrah,karena Anna masih belum menunjukkan batang hidungnya, gadis itu sudah dipastikan terlambat.
"Si Anna emang beneran hobi telat rupanya." Cicit Arci dan diangguki oleh kedua sahabatnya.
-------------------------------------
"Lo sih lelet jalannya! Jadi telat kan kita?" Cecar Anna kepada Dafi yang berjalan disampingnya sambil membawa plastik besar.
"Ya lo juga salah bego! Bangun udah kesiangan! Udah untung gue masih mau nungguin lo! Kalo nggak? Mau naek apa lo kesini? Ngesot?" Dafi berbicara dengan nada nyolot maksimal kepada Anna.
Anna mendengus kesal, ia mendorong keras tubuh Dafi, membuatnya limbung sesaat.
"JANGAN BAR BAR DONG!" Dafi ngegas.
Anna berjalan cepat meninggalkan Dafi yang mulutnya celometan mengucapkan sumpah serapah untuk dirinya.
Tanpa memperhatikan langkahnya, Anna segera naik tangga, menuju ke kelas atas, ia harus segera membersihkan sampah di area itu agar bisa cepat ke kelasnya.
Ketika melewati kelas XI MIPA 2, ia menghentikan langkahnya.
Tunggu....
XI MIPA 2 kan disampingnya....DUARR!!
XI MIPA 1
DAN XI MIPA 1 ITU KELASNYA BARA!!!!
Sepertinya Anna menyesali keputusannya kali ini, mana ia sendirian lagi.
"Gak papa Anna! Ayo semangat! Lo pasti bisa!" Anna menyemangati dirinya sendiri dalam batin.
Tangannya dengan lincah mengambil sampah dan memasukkannya kedalam kantong plastik besar, tanpa rasa jijik sedikitpun.
Tiba tiba Anna merasa ada yang memperhatikannya dari jarak yang cukup dekat, mana si Anna ini termasuk ke genus yang sama dengan Arci! Sama sama penakut! Meskipun lebih parah si Arci sih....
Anna menolehkan kepalanya kekanan dengan gerakan kaku, tidak ada siapa siapa. Ke kiri..........
NAH KAN ADA SI BARA! MANA NGELIATIN SAMBIL KETAWA GANTENG LAGI!
Dahlah ya, Anna cuma bisa mlongo sesaat dengan isi otak yang plong, benar benar kosong.
Bara disana lagi berdiri diambang pintu kelasnya bersama salah seorang sahabatnya. Kedua cowok itu tengah menatap kearah Anna sambil tertawa ringan.
Mungkin lagi ngetawain si Anna yang udah persis tukang sampah!
Anna hanya bisa menunduk dan meneruskan pekerjaannya, mencoba melupakan keberadaan Bara.
-------------------------------------
Fay memelototkan kedua matanya, mencoba menahan kantuk yang sedari tadi memberatkan pelupuk matanya.
Mata pelajaran matematika wajib, adalah pelajaran yang paling membosankan bagi Fay setelah ekonomi.
Gurunya garing kriuk kriuk cuy
Gitu kalo katanya Arci, mana si Fay duduknya sendirian lagi. Si Elsa-eh Anna maksudnya, masih belum ke kelas. Fay sudah meramalkan, gadis itu pasti sedang menjalani hukuman yang memalukan,melelahkan, atau mungkin.............. mendebarkan (?)
Ia memangku kepalanya dengan tangan kanan, mencoba menutupi air mata yang sudah menggenang di sudut matanya. Ngantuk berat intinya.
"Aw!" Ringis Fay tiba tiba, ia merasakan bahu kanannya dicubit oleh seseorang yang dibelakangnya.
Fay menoleh sebal kebelakang,
"Apasih nyet?!" Tanya Fay kepada Arci dengan suara kecil.Ternyata keadaan dibelakang sama saja, Arci dan Nadhira matanya kompak berkaca kaca.
"Hoaamm, dipanggil Angkasa!" Jawab Arci dengan uapan ngantuknya.
Fay menoleh kearah Angkasa, ia mengedikkan dagunya, seolah berkata
'Apa?'
Namun Angkasa hanya menggeleng, lalu tersenyum manis sampai kedua matanya membentuk bulan sabit.
Deg
Fay segera membalikkan badannya.
Apa itu tadi?
Jantungnya kembali merasa debaran?
Bukankah hatinya sudah jauh terhempas kebawah sejak 2 tahun yang lalu?Fay tersenyum kecil, Angkasa, cowok dengan segala tingkah tak terduganya itu telah berhasil membawa hatinya kembali ke permukaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus
Teen Fictionini adalah kisah seorang gadis, yang menyukai seseorang yang terlalu biasa. alhasil, ketika ditanya apa alasannya menyukai sang cowok, ia hanya bisa menampilkan senyuman anehnya. ganteng? tidak, tidak sama sekali kaya? eum, tidak tau keren? mungkin...