14 : Team Work

2.5K 110 28
                                    

Please, Vote & Comment

🌵🌵🌵

Sadewa memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah. Merasa lelah, tapi, bahagia juga. Yah, meskipun harus adu mulut dengan sang kekasih, setidaknya rindunya terbayarkan setelah melihat wajah gadis itu.

Semringah terukir di bibirnya ketika dia kembali teringat kejadian malam itu. Setelah pertengkaran hebat, akhirnya keduanya bisa berdamai. Memupus semua kesalahpahaman dan memulai hubungan yang sehat dari awal.

Sadewa percaya, Samantha tak akan main belakang. Begitu juga dia, yang tak mungkin mengingkari janji suci keduanya. Mau dihadapakan dengan seribu bidadari pun, tetap Samantha yang ada di hati.

Halah!

Seketika fokusnya terbuyarkan saat suara klakson mobil menginterupsi. Diliriknya kaca spion yang memantulkan bayangan dua mobil terparkir rapi di depan rumahnya. Sadewa mengernyit, menerka siapa yang dengan seenaknya parkir sembarangan di depan rumahnya itu?!

KRING! KRING!

Ponsel hitam di atas dashboard berdering, langsung diangkat si pemilik. "Halo?"

"Dewa?" panggil seorang gadis bersuara lembut di seberang sana. "Eh, gue di depan rumah lo, nih!"

"Hah?!" Sadewa terbengong, sontak menoleh ke belakang, mendapati sosok Vanilla bersama Awan tengah berdiri di sebelah Range Rover hitam. "Lo ngapain ke rumah gue?"

"Lah? Lo lupa? Kita 'kan ada kerja kelompok!" Vanilla mendumel, terdengar kekehan Awan yang gemas melihat raut kesal Vanilla.

"Eh, masa?" Sadewa memutuskan keluar dari mobil dan menghampiri keduanya. "Tugas apa, sih?"

Vanilla berkacak pinggang, memutar kedua bola matanya. Dia sudah menebak, bergabung dengan kelompok yang ada Sadewa-nya, justru hanya akan menghambat. Sudah jelas, cowok itu tak akan membantu alias hanya mendompleng nama di cover tugas saja!

"Makanya, kalo kuliah tuh masuk! Jangan kabur!" Awan mencibir, dibalas jitakan Sadewa di keningnya. "Sakit, Bangsad!"

"Bacot sih, lo!" Sadewa menggeram. "Lo sendiri ngapain ke sini? Nggak kuliah lo?"

Awan menyengir, menggaruk kepala. "Ya nganterin cewek gue lah! Emangnya lo? LDR-an sama Sam, jadi nggak bisa anter jemput. Wleee!"

PLETAK! Ponsel hitam yang digenggam Sadewa, dipukulkan ke puncak kepala Awan, membuat cowok berwajah baby face itu meringis kesakitan. "Lo tuh kasar banget sih, jadi orang?!" dumel Awan.

"Masih mending kepala lo yang gue pukul, bukan mulut lo yang nyinyir itu!" ujar Sadewa sambil mengarahkan ponselnya ke depan mulut Awan, refleks Awan menutupi mulutnya dengan telapak tangan.

"Hmmm, kalo ini mobil lo, terus itu mobil siapa?" tanya Sadewa, mengamati mobil yang terparkir di belakang mobil Awan. Kaca mobil itu tampak gelap, sehingga tidak begitu tampak siapa pemiliknya.

Kemudian, dua pasang kaki jenjang turun dari mobil itu, berjalan menghampiri dengan map biru di tangan gadis berambut panjang dengan curly di ujungnya. Dia menyapa. "Hai, Dewa."

Sadewa terpaku melihat kecantikan gadis itu. Tak dipungkiri, cantiknya super sekali! Pun dengan Awan yang juga melongo melihat paras gadis itu, membuat Vanilla yang menyadarinya kontan cemberut.

"Dewa?" Rachel melambaikan tangan di depan wajah Sadewa, membuat cowok itu terkesiap. "Kok bengong?"

"E-eh!" Sadewa gelagapan, pun dengan Awan yang meringis saat pinggangnya dicubit Vanilla. "Yuk, masuk!"

TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang