Please, Vote & Comment
🌵🌵🌵
Toilet di ujung koridor tepat di bawah tangga terdengar berisik oleh dua mahasiswi yang berbincang dengan hebohnya. Yang satu, sibuk memoles wajah dengan make up natural, sementara satunya lagi sibuk bermain ponsel, abai dengan celotehan temannya.
"Sam, abis ini mau ke mana?" tanya Giska sambil merapikan gulungan rambutnya yang diikat tak beraturan dengan jepit merah. Samantha mendongak, menatap pantulan keduanya di cermin. "Ngantin?"
Giska mengarahkan pandangan ke pintu toilet. "Si Sekar mana sih?"
"Tadi katanya mau ke perpus," jawab Samantha kembali memainkan ponsel. Giska berdecak sambil memutar kedua bola matanya. "Tuh anak, ya. Mentang-mentang maba, rajiiin bangettt!"
"Biarin aja lah, Gis. Suka-suka dia," jawab Samantha tanpa menatap lawan bicaranya. Sontak, Giska mendengkus sebal karena sedari tadi, semenjak kelas usai, Samantha terus mengabaikannya. "Lo kalo ngomong, lihat gue bisa kan? Main hape mulu. Chattingan sama siapa, sih?"
Samantha menghela napas berat lalu masukkan ponsel ke saku blazernya. "None of your business," tukasnya. "Udah belom, sih? Ngurusin rambut aja lama bener lo?"
"Gue udah selesai daritadi! Lo-nya aja yang sibuk hape-an mulu!" dumel Giska sambil bersedekap, sedetik kemudian matanya membulat sempurna. "Eh, lo mau ke mana?!" teriaknya saat Samantha berlalu meninggalkannya. "Sam!"
Samantha terus melangkah, tak menggubris teriakan Giska yang mengundang perhatian banyak pasang mata di koridor kampus. "Sam!" Giska menahan tangan Samantha setelah berhasil mengejarnya. "Lo rese banget, sih?!"
"Gis, jangan teriak-teriak! Malu dilihatin orang!" bisik Samantha dengan penekanan di setiap katanya. Giska mengulang ucapan Samantha dengan bibir dicebikkan. "Bodo amat!" Giska bersedekap dengan sorot tajam menghunus manik hitam di hadapannya. "Sekali lagi lo ninggal gue, awas aja ya!"
"Mau ape lo? Hah?" tantang Samantha tak kalah menatap tajam gadis bawel yang baru menjadi temannya selama beberapa hari. Giska maju satu langkah, kemudian mencubit pipi Samantha. "Gue bilangin Kak David, kalo lo diem-diem suka perhatiin dia!"
"Eh, Giska!" Samantha memekik saat Giska berlari mendahului sambil menjulurkan lidah ke arahnya. "Anjir! Rese banget lo!"
Kini Samantha mengedarkan pandangan mencari keberadaan Giska. Kontan, matanya membulat menangkap sosok yang dicarinya itu. Hendak berbalik, mengurungkan niat mengisi perut, namun Giska meneriakinya. Samantha menunduk, merutuki diri sendiri karena terlalu lama mengambil keputusan. Ia berbalik, senyum tipis terulas guna menyamarkan kegugupannya, kemudian melambaikan tangan ke arah Giska.
"Sini, Sam!" teriak Giska dengan tangan terus melambai. Samantha melangkah dengan ragu menuju meja di pusat kantin. Di situ, Giska dan tiga seniornya sedang asik berbincang. "Duduk sini!" Giska menarik paksa tangan Samantha, membuat kaki gadis itu tak sengaja membentur kaki meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of Sadewa
Romantizm[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa lebih dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ • The Angels Series • "Sam, gue minta maaf." "Berapa kali lo bahas ini dan berapa kali lo minta maaf? Kalo lo sayang sama gue, biarin gue memilih tanpa ada batasan dari lo...