19 : Sin

3.1K 120 127
                                    

Mau update cepat?

Vote & Boom Komen dulu, dong 😉

🌵🌵🌵

Sesampainya di depan rumah bernuansa hitam dan putih dengan penjagaan yang super ketat oleh para sekuriti, Rachel segera turun dan menyerahkan helm yang dipakainya pada Sadewa.

"Gue duluan, ya," ujar Sadewa setelah mengikat helm dengan jaring di belakang jok motornya.

"Wait!" Rachel menahan tangan Sadewa saat cowok itu hendak menyalakan mesin motor. "Masuk dulu, yuk?"

Sadewa mengernyit. Masuk ke rumah yang sepi tak berpenghuni dengan perempuan adalah ide buruk. Setelah apa yang dilakukan tempo hari bersama Rachel di halte bis, membuatnya semakin tak bisa mengontrol perasaannya jika gadis itu berada di dekatnya. Apalagi sekarang? Berduaan saja? Dengan gadis itu? Oh, Tuhan ... cobaan apalagi yang kau berikan padanya?

"Next time, ya. Gue capek nih," ucap Sadewa, berusaha menolak secara halus.

Kontan, wajah ceria Rachel berubah muram. Manik hitamnya memerah, sebentar lagi air mata akan jatuh di pipinya. "Temenin gue, dong. Gue kesepian di sini...," ujarnya dengan lirih.

"Chel...," Menghela napas berat, akhirnya Sadewa mengiakan permintaan Rachel. Dia turun dari motor, melepas helm full face-nya, lalu berdiri berhadapan dengan gadis itu. "Gue pernah bilang 'kan, kalo gue nggak suka lihat lo nangis," ujar Sadewa sembari menghapus air mata Rachel.

"Yuk, masuk." Sadewa menggamit jemari lentik Rachel, berjalan bersisian memasuki rumah itu. "Orangtua lo ke mana?" tanyanya sembari mengedarkan pandangan ke penjuru rumah.

"Biasa, urusan bisnis," jawab Rachel setelah menutup pintu. "Duduk dulu, Wa. Gue ganti baju dulu, ya," lanjutnya lagi, mempersilakan Sadewa untuk duduk sofa ruang tamu kemudian berlalu ke kamarnya.

Sadewa mengangguk lalu duduk di sofa kulit yang super jumbo itu, kemudian manik matanya mengikuti langkah Rachel yang telah masuk ke dalam kamar yang berada di sisi kanan tangga. Kini, dia beralih pada ponselnya dan membalas pesan yang diterimanya satu jam lalu.

Sayang ❤

Dewa, gue ujian dulu, ya...
Lo lg apa skg?

Sadewa A.

Sorry baru bales.
Lg di rumah temen.
Gimana ujiannya?

Sayang ❤

Iya, gak papa.
Gue udah balik kos.
Lancar kok.

Sadewa A.

Good then.
Besok dateng reuni kan?

Sayang ❤

I want to, but i think i can't.
I need to study for exam on Monday.

Embusan napas berat terdengar dari mulut Sadewa. Dia kecewa karena niatnya bertemu dan melepas rindu dengan Samantha, pupus sudah. Meski pun reuni diadakan hari Minggu, dan sekarang masih hari Jum'at, sebenarnya Samantha bisa saja menyicil belajar. Akan tetapi ... ah! Sadewa tak ingin memaksa gadis itu. Alasannya juga jelas, belajar untuk ujian. Dengan berat hati, reuni yang sudah direncanakan beberapa minggu lalu, akan dihadirinya seorang diri. Sudah pasti dia akan menjadi bulan-bulanan teman-temannya, karena posisinya saat ini yang sedang menjalani long distance relationship.

TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang