Please, Vote & Comment
🌵🌵🌵
Setelah momen kelulusan SMA Gita Bahari, banyak murid masih berjuang mengikuti berbagai ujian masuk perguruan tinggi negeri maupun swasta. Seperti gadis yang sedari tadi sibuk menyiapkan berkas dan berkutat pada soal berharap ujian esok hari dapat dilaluinya dengan lancar. Kegiatannya terhenti saat ponsel di atas meja belajar bergetar dan layarnya memunculkan pesan baru.
Sadewa A.
Sayang, lagi apa?
Tersungging senyum manis di bibirnya setelah membaca pesan tersebut. Matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul sepuluh malam. Mulutnya kembali menguap untuk kesekian kalinya. Tak sanggup lagi untuk belajar, ia beranjak dan merebahkan tubuhnya di ranjang.
A. Samantha
Baru selese belajar, nih.
Kenapa?Tak lama, Sadewa pun membalas.
Sadewa A.
Kangen.
A. Samantha
Me too.
Samantha merenung, kini ponselnya diletakkan di sebelah bantalnya. Ia mendongak menatap stiker bintang glow in the dark di langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang pada kenangan masa lalu. Saat pertama kali menginjakkan kaki di SMA Gita Bahari, ia berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, kawan baru, dan kehidupan baru. Bertemu berandalan yang kerap berbuat onar, namun justru dikagumi siswi di sekolahnya. Si berandal yang terus mendekatinya dengan berbagai cara, membuatnya luluh dan memberi kesempatan pada cowok itu. Tapi, malah jadi boomerang baginya, karena harus berhadapan dengan Jessica.
Tak hanya itu, masih banyak kenangan lain yang terus berputar dalam pikiran Samantha dan membuatnya pusing. Ia memijat pelipisnya sambil memejamkan mata. Tuhan memiliki rencana besar untuknya, karena musibah adalah bentuk ujian yang harus dilalui Samantha untuk meningkatkan ketaatannya padaNya.
Kini Samantha harus melanjutkan perjuangan untuk menata masa depan. Kelulusan putih abu-abu bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan. Setelah mempertimbangkan semuanya, Samantha memilih kuliah di jurusan Psikologi.
Hidung mancungnya menghela napas berat, tangannya masih tak henti memijat keningnya. Akhir-akhir ini Samantha terlalu memforsir diri untuk belajar. Gadis itu tidak ingin melanjutkan studi di Jakarta, karena ia rindu suasana kampung halamannya di Bandung. Pilihannya ini sering menimbulkan pertengkaran dalam hubungannya, karena Sadewa benci menjalani hubungan jarak jauh.
Lagi, embusan napas berat terdengar dari mulut Samantha. Jam menujukkan pukul sebelas malam, ia harus tidur karena besok pagi ia akan berjuang demi menggapai mimpinya. Matanya yang sayu diibaratkan bohlam lampu lima watt. Tak butuh waktu lama, Samantha pun tertidur pulas. Ponsel kembali bergetar, tapi tak membuat gadis itu terbangun dari tidurnya. Layar ponsel dengan wallpaper fotonya bersama Sadewa menampilkan pesan baru.
Sadewa A.
Goodnight.
Love you.
❤🌵🌵🌵
Samantha sengaja menyetel sepuluh alarm agar ia tidak kesiangan. Ujian mandiri yang akan dilaksanakan pukul delapan pagi membuatnya masih bisa bersantai, mengingat jarak kos yang ia tempati dengan kampusnya cukup dekat dan memakan waktu hanya lima menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of Sadewa
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa lebih dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ • The Angels Series • "Sam, gue minta maaf." "Berapa kali lo bahas ini dan berapa kali lo minta maaf? Kalo lo sayang sama gue, biarin gue memilih tanpa ada batasan dari lo...