22 : Set a Fire

3.1K 124 64
                                    

Dear Readers,

Tau apa yang bikin aku semangat ngetik?

Yap, semua komen kalian aku baca dan sukses bikin aku seneng, karena kalian sudah apresiasi usahaku untuk menulis.

Jadi, jangan bosen untuk Vote + Komen, yaaa 😘

🌵🌵🌵

Tak ada suara, selain isakan nyaring dalam mobil yang melaju dengan kecepatan rata-rata. Gadis bergaun pink fuschia terus memukuli dadanya yang terasa sesak setelah mengetahui hal yang sangat menyakitinya. Kepercayaan yang selama ini dijunjung tinggi, rusak karena napsu belaka.

Benar kata pepatah, menjalani hubungan jarak jauh memang tak semudah yang dibayangkan. Terbukti, baru tiga bulan berpisah, hubungan Samantha dan Sadewa sudah mulai goyah karena datangnya orang ketiga. Tapi, kesalahan tidak sepenuhnya pada orang ketiga tersebut, karena Sadewa pun menyambut gadis lain yang datang di hidupnya dengan suka cita dan berbagi hati yang sudah bertuan. Siapa yang tak kecewa melihat orang yang sangat dicintai dan dipercayai, justru menorehkan luka di sanubari.

Sebagai seorang perempuan, Samantha merasa Sadewa memiliki rasa pada Rachel. Hal itu dapat dilihat dari cara Sadewa yang tampak bernapsu menciumi bibir Rachel. Pikiran buruk lainnya pun datang bertubi-tubi, bisa saja Sadewa melakukan hal yang lebih gila lagi pada Rachel, mengingat cowok itu suka dengan hal berbau porno.

Make up yang semula paripurna, kini tampak tak keruan karena isak yang tak kunjung mereda. Samantha tidak peduli pada Vanilla dan Jazzila yang terus membujuknya untuk berhenti menangis, karena sakit yang ditorehkan Sadewa benar-benar tidak bisa dipulihkan dalam waktu singkat.

Fokus dengan kemudinya, sesekali Awan melirik ke belakang dengan kaca spion. Tangan kekarnya menggenggam erat setir kemudi, karena dia tidak tahan melihat kondisi kacau Samantha akibat dikhianati Sadewa.

"Hoeeekk!" Samantha hendak muntah, segera Jazzila menarik beberapa lembar tisu dan diserahkan pada Samantha.

Sedangkan Vanilla mengambil plastik di kantong jok mobil dan diarahkan tepat di depan mulut Samantha. "Lo sakit?"

Samantha menggeleng, rasa sakit di perutnya sungguh menyiksanya. Ingin muntah, tapi, tak bisa. Dibersihkan mulutnya dengan tisu, kemudian bersandar dengan mata terpejam.

"Selimuti Sam pake jaket gue," titah Awan sembari melepas jaket yang dipakainya.

Vanilla mengangguk, menerima jaket itu dan menutupi tubuh Samantha yang terasa dingin dengan jaket Awan. "Tidur aja, Sam. Nanti gue bangunin kalo udah sampai di rumah lo."

"Bi," gumam Samantha.

"Kenapa, Sam?" jawab Awan.

"Lo kenapa bisa punya video itu?"

Awan menghela napas berat, berat rasanya menceritakan hal ini, yang ada ... Samantha bisa semakin drop. "Don't think about it at this time. You need to take a rest."

Samantha menegakkan tubuhnya, lalu maju dan menatap Awan dari samping. "Please, tell me. What happened between them?"

Awan melirik Samantha, kemudian kembali menghela napas kasar. "Kemarin, gue nganterin Vanilla buat ngerjain tugas kelompok di rumah Dewa. Saat perjalanan pulang, Vanilla sadar flash disk-nya ketinggalan. Akhirnya, kita memutuskan untuk putar balik. Tapi, gue sama Vanilla enggak sengaja lihat Dewa sama Rachel—"

"Kenapa nggak lo samperin mereka?!" potong Samantha dengan nada tinggi.

Awan diam.

"Waktu itu keadaannya enggak memungkinkan untuk ngelabrak Dewa. Gue bilang ke Awan, untuk bahas masalah ini di waktu yang tepat," sela Vanilla.

TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang