23 : Mine

4.5K 130 124
                                    

Komen ya,

biar semangat 😘

🌵🌵🌵

Warning 21+ !!

🌵🌵🌵

Dua minggu berlalu sejak kejadian tak mengenakkan di DeLa resto. Tak ada yang berubah, jarak masih memisahkan keduanya. Bagaimana pun usaha Sadewa merayu, memohon, dan membujuk Samantha untuk berdamai, namun gadis itu tetap menghindar. Kontan, hal itu membuat Sadewa terpuruk, sampai-sampai selama ujian, dia tak pernah belajar karena terus memikirkan sang kekasih.

Sadewa frustrasi, merasa gila setelah ditinggalkan Samantha, apalagi hubungan yang mulai ke jenjang serius, harus kandas di tengah jalan hanya karena masalah sepele; selingkuh.

Beberapa hari lalu, Sadewa mengunjungi Samantha, namun gadis itu justru mengisolasi diri di dalam kamar kos. Seharian Sadewa menunggu, hingga akhirnya ibu pemilik kos turun tangan, menyuruh Sadewa untuk pulang, karena tidak baik laki-laki berkunjung di waktu larut.

Selain dijauhi Samantha, gadis pecinta kopi juga mulai menarik diri dari lingkup pertemanan, menyisakan Dion, Ollaf, dan Rachel. Yah, setidaknya masih ada mereka yang mau menemani Sadewa.

Janji yang diucapkan Rachel untuk terus ada di sisi Sadewa, ditepatinya. Tak ada sehari pun Rachel lewatkan untuk tidak bersama Sadewa. Sementara Ollaf yang mengetahui perselingkuhan Sadewa dan Rachel, memilih bungkam. Ollaf tidak ingin mencampuri urusan mereka, karena mau berapa kali pun dia memberi tahu Rachel untuk mundur, jawaban Rachel tetap sama; gue bakal perjuangin Dewa, karena gue sayang sama dia.

Ah!

Beralih pada kedekatan Dion dan Sadewa yang semakin kentara. Warung depan kampus menjadi basecamp saat menunggu atau selesai perkuliahan. Keduanya dekat sejak ... kalian tau kan, pertemuan mereka di karaoke tempat Dion bekerja. Sejak saat itu, Sadewa kerap mengkonsumsi barang haram yang dipesan dari Dion.

Sabu, satu dari berbagai jenis narkoba terlarang yang memiliki dampak besar yaitu dapat menyebabkan kecanduan sejak pertama kali digunakan dan sulit untuk direhabilitasi. Selain itu, efek menyenangkan akan muncul, karena tubuh melepaskan zat kimia dopamin yang dapat meningkatkan motivasi diri, kebahagiaan dan kemampuan motorik bagi penggunanya. Juga berdampak pada otak, sehingga berkeinginan untuk terus mengkonsumsi.

Efek lainnya adalah meningkatnya perhatian dan aktivitas, cara bicara yang cepat, penurunan nafsu makan, berkurangnya rasa lelah, kehilangan kontrol diri, dan merasa euforia.

Orang-orang yang menggunakan sabu biasanya mengalami gejala psikis seperti paranoid, agresif, halusinasi penglihatan maupun pendengaran, gangguan mood, dan delusi.

Penjelasan di atas benar dirasakan Sadewa. Saat ini Sadewa berada di salah satu bilik toilet, menaburkan bubuk putih di atas tutup WC dan dihirupnya perlahan. Sadewa tak bermaksud melakukan hal bejat ini di lingkungan kampus, mati-matian berusaha menahan, tapi, sakau mulai menyerangnya. Jika ingin, maka harus!

Emosi mereda, detak jantung mulai beraturan, dan pikiran yang tenang. Sadewa bersandar di pintu sambil memejam. Kedua kakinya ditekuk lalu menyibakkan rambutnya yang acak-acakkan.

Sadewa tau, apa yang dilakukannya adalah dosa besar, tapi, apa daya? Dia telah terjerumus dan uang bukan masalah baginya, selama Dion masih terus memberi apa yang diinginkan, maka Sadewa pun merasa tenang.

Limabelas menit berlalu, Sadewa membuka mata saat mendengar keributan dari luar. Kini, tubuhnya kembali bersemangat, dimasukkan barang-barangnya ke dalam tas, lalu membasuh tutup WC dengan jet washer guna menghilangan barang bukti, kemudian melengang dengan santai.

Sadewa berjanji akan mengantar Rachel pulang, dan manik matanya menangkap sosok gadis itu di samping mobilnya, seorang diri. Segera Sadewa menghampiri. "Udah lama?"

Rachel mengalihkan pandangan dari layar ponsel ke arah iris abu Sadewa. "Enggak, kok."

"Yuk, pulang," Sadewa membuka pintu mobil, mempersilakan Rachel masuk, kemudian melajukan mobilnya dengan santai.

"Lo dari mana?"

"Toilet."

"Oh."

Tak ada suara lagi sepanjang perjalanan pulang, kini mereka telah sampai di rumah Rachel. Saat gadis itu hendak turun, Sadewa menahannya dan tanpa aba-aba, Sadewa langsung mendaratkan ciuman di bibir Rachel. Kontan, Rachel terbelalak. Meski bukan ciuman pertama, kedua atau ketiga, tapi, tetap saja darah Rachel berdesir hebat saat bersentuhan fisik dengan Sadewa.

Jok mobil diturunkan, memudahkan Sadewa menjelajahi tubuh Rachel. Dibukanya tiga kancing kemeja Rachel, hingga menampakkan pemandangan yang begitu menakjubkan.

Napsu yang mulai tak terkendali, Sadewa turun dari mobil dan pindah ke jok belakang, diikuti Rachel yang kini duduk di pangkuan cowok itu, berhadapan dengannya. Rachel mengalungkan tangan ke leher Sadewa, sambil terus menciumi bibirnya. Dengan kasar, Sadewa melepas kemeja Rachel. Tangan kekarnya menjamahi perut dan pinggang Rachel, lalu beralih ke punggung dan dalam sekejap bra hitam itu terlepas. Buah dada yang tampak menggemaskan langsung diremas dan diciumi Sadewa, membuat Rachel mengerang keenakkan.

Kemudian, rok mini Rachel disingkap ke atas, menunjukkan kulit putih mulusnya, serta dalamannya pun mejadi sasaran dan ikut terlepas. Rachel melepas gesper hitam dan celana jeans Sadewa, hingga sebatas lutut, menyisakan boxer hitam yang juga diturunkan.

Dalam sekali gerakkan, tubuh mereka pun menyatu sempurna. Desahan bercampur baur, membuat keduanya semakin larut dalam suasana. Goyangan Rachel membuat Sadewa semakin berfantasi liar, hingga pada akhirnya pekikkan terlontar dibarengi dengan sensasi klimaks yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Rachel ambruk dalam dekapan Sadewa, senyum terukir di bibirnya, karena Sadewa telah benar-benar menjadi miliknya. "Dewa?" Napasnya yang tersengal-sengal, membuat suaranya terdengar manis dan menggoda.

"Hm?"

"Kalo terjadi apa-apa sama gue, lo mau tanggungjawab, kan?"

Sadewa menunduk, menatap manik hitam Rachel dengan intens. Rachel tersenyum, dipeluknya Sadewa dengan erat, masih dengan posisi semula.

Basah. Hangat. Memabukkan.

"Love you," Rachel mengecup bibir Sadewa cukup lama, kemudian memakai pakaiannya, sebelum mereka digrebek oleh tetangga sekitar.

Saat mengancingkan kemeja, Sadewa menahan tangan Rachel, membuat atensi gadis itu beralih padanya. "Chel? Jangan lakuin hal ini sama cowok lain, ya?"

Rachel mengernyit.

"Tubuh lo," Tangan Sadewa bergerak membelai, mulai dari rambut, wajah, bibir, dan paha Rachel, sambil terus menatap manik hitam di hadapannya dengan tajam. "Sekarang milik gue."

🌵🌵🌵

Published :
16 Maret 2020

🌵🌵🌵

Thank you for reading.

Don't forget to read another series of this story :

1. Qiana authoreceh

2. Vanilla blekaffe

3. Shanum cesnutboy

4. Jazzila seriyanizefanya

🌵🌵🌵

Please,

leave vote and comment too.

Love

Max

TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang