29 : Lust and Love

3.2K 136 117
                                    

Hai, aku kembali.

Ada yang kangen? 😘

🌵🌵🌵

"Maafin Dewa, Ma." Sadewa bersimpuh menangis di kaki mamanya, terus memohon ampun atas perbuatan bejatnya yang telah mencoreng nama baik keluarga.

Usai penangkapan kemarin, Sadewa dibawa ke lembaga pemasyarakatan sembari menunggu vonis sidang oleh hakim. Aparat menemukan barang bukti berupa obat-obatan terlarang jenis psikotropika, sabu seberat 4 gram. Hal itu akan jadi pemberat sanksi yang dijatuhkan jaksa nantinya. Sadewa juga diwajibkan menjalani rehabilitasi selama 3 bulan.

Ruangan terasa sesak bercampur dengan tangis pilu. Di sebelah kiri Sindy, ada Lala yang juga menangisi keadaan sang kakak yang mengenakan baju tahanan warna oranye. Wajah tampan lelaki itu tampak kuyu, lesu dan seperti kurang tidur. Sementara di sisi kanan Sindy, ada laki-laki berusia tigapuluh tahunan, mengenakan setelan kemeja dibalut jas hitam dan dasi merah, dengan tas tenteng yang diletakkan di dekat kakinya.

"Maaf, Ma. Dewa udah ngecewain Mama," ujar Sadewa untuk kesekian kalinya. Sindy mengusap punggung Sadewa, air mata terus mengalir di pipinya. "Kenapa kamu bisa terjebak di pergaulan ini, Dewa?" Sindy menoleh ke kanan, sosok Awan, Rajendra dan Vanilla mematung, sementara di sisi kiri ada petugas yang berjaga mendampingi.

"Bu, masalah ini bisa kita selesaikan dengan baik," ucap Tio selaku pengacara. "Iya, saya serahkan masalah ini ke Bapak," jawab Sindy dengan sorot penuh harapan.

"Dewa?" Semua atensi beralih ke sumber suara. "Rachel?" Sadewa bangkit.

Rachel memeluk Sadewa dengan erat. "Kenapa lo bisa pake barang itu, Wa?" Sadewa mengecup rambut Rachel yang menguarkan bau Vanilla. "Gue bodoh, Chel. Gue bejat!"

Rachel melepas pelukkannya, ditatapnya manik abu itu dengan intens. "Gue percaya, lo bisa lepas dari candu barang haram itu." Sadewa mengangguk, diusap pipi Rachel yang memerah. "Gue bakal berusaha keluar dari lingkaran setan ini."

"Dewa?" Sindy menginterupsi, ditatapnya Rachel dengan sorot bingung, karena ia belum pernah sekali pun bertemu dengan gadis itu. "Dia siapa?" Sadewa menggiring Rachel mendekati Sindy. "Ma, ini Rachel. Temen Dewa."

Mendengar kata teman, Rachel langsung menatap Sadewa dengan nanar. Dadanya terasa terhunus beribu pedang, karena dikenalkan pada orang tua dari orang yang disayang, hanya berstatus sebagai teman. Ah, sakit sekali rasanya.

Rajendra, Awan dan Vanilla masih diam, setelah mengetahui perselingkuhan Sadewa dengan Rachel, respek mereka pada Sadewa menurun. Sementara Ollaf, memilih bergabung bersama Vanilla.

"Dewa, gue janji bakal selalu ada buat lo. Gue gak akan pernah ninggalin lo," ujar Rachel sembari menggenggam kedua tangan Sadewa. Diarahkan tangan kekar itu di perutnya. "Dia juga janji untuk terus menemani dan berjuang bersama kita."

"Dia?" Semua orang mengernyit, memasang telinga dan menajamkan pendengaran baik-baik. "Maksud lo ... dia siapa, Chel?" tanya Sadewa.

Rachel menghela napas panjang, lalu diembuskan perlahan. Senyum manis terulas di bibirnya dengan air mata yang masih berlinang. "Wa, gue hamil."

"Hamil?!" Semuanya berseru, Rachel mengangguk pelan. "Lo hamil anaknya Dewa?" tanya Rajendra sambil menunjuk perut Rachel.

Semua orang terdiam ketika melihat anggukan Rachel untuk kedua kalinya. Tangis Sindy dan Lala makin pecah, belum cukup mendapat kabar tentang candunya Sadewa, kini cowok itu menghamili anak orang.

"Dewa?" Interupsi sebuah suara yang terdengar lirih. Sosok itu berjalan mendekat. "Gue gak salah denger kan?" Semua mata tertuju padanya. Tak menyangka dalam keadaan yang semakin pelik ini, gadis itu datang.

TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang