Akhiri, jangan?
Yok, komen gais! 💥
🌵🌵🌵
Usai acara yang sangat melelahkan dan cukup memforsir tenaga, kini Samantha melepas penat sembari menunggu David yang tengah membasuh diri. Setelan piyama biru motif bunga memberi kesan menggemaskan pada Samantha. Saat hendak memejam, ponsel di sebelahnya bergetar. Samantha mengernyit, tak biasanya Awan mengiriminya pesan pribadi seperti ini.
Awan
Kalo lo ada waktu, lihat video ini.
Penasaran, video berdurasi 2 menit yang sudah diunduh itu segera ditontonnya. Sontak, Samantha menegang saat manik matanya menangkap sorot sendu yang terpancar dari iris abu Sadewa. Samantha mengambil earphone di ranselnya yang ada di sofa, agar David tak mendengar suara dalam video itu.
"Hai, Sam," sapa Sadewa, senyum miringnya tampak dipaksakan. "How are you? Aaah, i think you'll always be fine, although when you're not with me." Sadewa menghela napas berat. "Happy wedding."
Samantha tak kuasa melihat kondisi Sadewa yang sangat kacau. Video itu di pause sejenak, tanpa sadar tangannya mengusap layar ponsel, tepat di wajah Sadewa, sosok yang paling dirindukan saat ini. Kini, video itu kembali diputarnya.
"Gue gak nyangka hubungan kita bakal berakhir kayak gini. Karena kebodohan gue, akhirnya gue kehilangan lo." Sadewa tersenyum kecut, mengingat perbuatan buruknya di masa lalu. Mulai dari sikap kasarnya yang selalu menentang keinginan Samantha untuk kuliah di luar kota, tentang sifat cemburunya, tentang perselingkuhannya dengan Rachel.
"Sam, lo tau kan, gue cinta sama lo? Gue sayaaaang banget sama lo," jeda Sadewa, suaranya terdengar lirih. "Gue pengin tanggung jawab ke elo, tapi orang tua lo gak sudi punya menantu kayak gue."
Sesak dirasakan Samantha, terpaksa dipisahkan, karena terhalang restu orang tua. Tapi, ia bisa apa? Jika menjalani hubungan tanpa restu, yang ada hidupnya akan semakin rumit.
"Seharusnya gue yang ada di sana, di pelaminan mendampingi lo." Sadewa tak kuasa melanjutkan ucapannya, ia tertunduk dan menangis. "Sabar, Sad," terdengar suara Awan menenangkan dalam video itu.
Sadewa kembali fokus pada kamera yang dipegang Awan, kemudian mengulas senyum getir. "Sampai kapan pun, lo selalu jadi pemilik hati gue. Gitu juga dengan gue, yang semoga aja masih jadi pemilik hati lo." Samantha mengangguk, lalu mengusap air matanya. Sebenarnya ia sudah memaafkan Sadewa, tapi Tuhan berkendak lain.
"Jaga diri lo, ya. Jaga anak kita. Suatu saat, kalau Tuhan mengizinkan, gue bakal balik ke lo. I love you," ujar Sadewa mengakhiri isi video itu.
Akhirnya, tangis tak terbendung lagi. Samantha mematikan ponselnya dan bersandar pada headboard kasur sambil menutupi wajah dengan lengannya. Ia terisak, membayangkan betapa hancurnya Sadewa mengetahui dirinya telah bersama David.
"Sam?" David menginterupsi. Boxer hitam, rambut yang masih basah serta dada bidangnya membuatnya terlihat gagah dan seksi. Ia menghampiri Samantha. "Lo kenapa nangis?" Samantha menggeleng pelan. Matanya merah berair dan helaan napasnya terdengar kasar. Sedetik kemudian, tubuhnya didekap oleh David. "What happened, babe?" tanya David dengan suara lembut. "I'm here, don't cry."
Samantha menunduk seraya mengusap air matanya, lalu menatap manik hazel David sambil tersenyum tipis. "I'm fine. Let's sleep."
David beralih, kini ia duduk di sebelah Samantha. Tubuh gadis itu kembali didekapnya. Samantha memejam, merasakan hangatnya pelukkan David. Ia tak menyangka, berawal dari perkenalan yang tidak sengaja, dibantu mencari ruangan ujian, perkap MOS atau urusan kuliah, kini cowok itu justru menjadi suaminya.
David selama ini tinggal seorang diri, karena orang tuanya telah tiada saat David berusia 10 tahun. Ia hidup dari bantuan kerabat. Mengenai pernikahan David dan Samantha, mereka tidak terlalu mempermasalahkannya, karena bagi mereka ... David telah dewasa dan bisa menentukan pilihan hidup sendiri.
"Sam?" David berbisik sambil menyelipkan helaian rambut Samantha ke belakang telinga gadis itu, lalu dibelainya wajah cantik istrinya. David mencondongkan wajahnya, membuat gadis itu terkejut, namun tak menolak sedikit pun. "Gue boleh cium lo?"
Samantha tercenung, dalam hati ia memuji David atas perlakuan sopannya dan tidak bertindak semaunya sendiri. Tidak seperti sang mantan, Sadewa. Ah!
Hening, masih tak ada jawaban dari Samantha. Gadis itu masih takut mengambil keputusan, pasalnya selama ini yang menyentuh tubuhnya hanya Sadewa. Samantha masih merasa mengkhianati Sadewa jika dirinya melakukan kontak fisik dengan cowok lain. Tapi, bagaimana lagi? Kini dirinya pun telah berstatus sebagai istri orang. Artinya, mau tak mau Samantha wajib melayani sang suami, dalam hal apa pun. Termasuk ....
Samantha membulatkan kedua matanya ketika bibirnya dikecup David. Ia menegang merasakan ciuman panas itu. Tangannya menyentuh dada David yang terasa dingin. Samantha memejam, membiarkan David menguasai dirinya. David menarik tangan Samantha, dalam sekejap gadis itu berada di pangkuannya. Tangan kiri David menyentuh rahang Samantha, sementara tangan kanannya membuka kancing piyama gadis itu satu persatu.
Tak tahan lagi, kini David membalikkan tubuh Samantha menjadi berada di bawahnya. Seluruh pakaian gadis itu telah ditanggalkan. Suasana temaram dengan penerangan minim dan napsu yang memuncak, membuat darah berdesir hebat. Samantha mendesah ketika David mengecupi lehernya, lalu turun ke bagian dada dan berakhir di perutnya. David memperlakukan Samantha dengan lembut, karena gadis itu tengah mengandung, jadi ia harus berhati-hati.
"Boleh, ya?" David mendongak. Samantha menatap wajah David yang tertutupi rambut gondrong dan membuat cowok itu terlihat sangat menggoda.
Senyum simpul terulas di bibir David saat melihat anggukan Samantha. Ia membuka kedua kaki Samantha dan mulai melakukan aksinya. Samantha mendesah dengan mata terpejam saat David mulai memainkan area kewanitaannya. Sprei itu diremasnya untuk menyalurkan nikmat yang dirasakan. Samantha menggelinjang karena David sengaja menggoda dengan sentuhannya.
Kini, David kembali menciumi bibir Samantha, tangan mereka saling menggenggam. Dalam satu gerakkan, tubuh keduanya pun menyatu. Perlakuan David berhasil membuat Samantha terlena dan kalang kabut. Napas keduanya terdengar memburu. David mengecupi leher Samantha dan meninggalkan bekas kemerahan, lalu menggigiti telinga gadis itu, dan berbisik, "You like that, baby?"
🌵🌵🌵
Minggir dulu, guys.
Jangan ganggu yang lagi mau malem pertama wkwkwkw 😂
🌵🌵🌵
Published : 11 Mei 2020
🌵🌵🌵
Thank you for reading.
Don't forget to read another series of this story :
1. Qiana authoreceh
2. Vanilla blekaffe
3. Shanum cesnutboy
4. Jazzila seriyanizefanya
🌵🌵🌵
Please,
leave vote and comment too.
Love
Max
KAMU SEDANG MEMBACA
TAS [2] - Samantha [Completed] - Sequel Of Sadewa
Dragoste[FOLLOW SEBELUM BACA] Baca Sadewa lebih dulu!! Genre: Romance - Dewasa | 21+ • The Angels Series • "Sam, gue minta maaf." "Berapa kali lo bahas ini dan berapa kali lo minta maaf? Kalo lo sayang sama gue, biarin gue memilih tanpa ada batasan dari lo...