Garis Takdir | Tiga

59 9 0
                                    

Cahaya bulan dan bintang pun sudah tergantikan oleh fajar yang menandakan pagi pun dimulai.

Abrina merengganggkan ototnya sebentar lalu beranjak dari kasurnya untuk menuju kamar mandi. Tapi pandangan Abrina tertuju pada pintu balkonnya yang tidak tertutup sempurna, dan akhirnya pun Abrina menuju pintu balkonnya.

Belum saja Abrina menutup rapat pintu balkonnya, ia tak sengaja melihat Devan yang sudah berpakaian seragam dan terbalut oleh hoodie berwarna hitam pergi menggunakan motor ninja kawasaki merah kepunyaannya.

Abrina melihat jam dinding di kamarnya. 05.00  "sepagi ini?" Pikir Abrina, tapi segera ia buang jauh-jauh fikiran buruknya mengenai sahabatnya itu, dan ia segera menutup pintu dan jendela balkon dan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya.

Dan tak lamapun Abrina sudah siap dan berangkat sekolah dengan menggunakan mobil kesayangannya.

.....

Sesampainya di sekolah Abrina pun langsung di serbu dengan pertanyaan pertanyaan oleh sahabat perempuannya itu.

"Eh cuy lu tadi berangkat sama siapa? Jam berapa? Naik apa?" Tanya Nata tiba-tiba saat Abrina hendak meletakkan tasnya.

"Tanya satu satu ngapa ah ! Gue tadi berangkat sendiri, jam 6 gue berangkat, naik mobil gue" Jawab Abrina dengan nada kesal.

"LAH TADI GUE LIAT SIAPA DONG, KALO BUKAN ELU?!!" Ucap Nata yang langsung teriak dengan suara khasnya yang cempreng.

"BERSISIK LO NAT" ucap Aksa yang baru saja memasuki kelas.

"Ada apa si?" Ucap Aksa setelah meletakkan tas nya dan duduk di depan Abrina dan Nata.

"Gini, tadi gue kan berangkat sekolah dianterin bokap gue naik mobil, terus waktu ada lampu merah, sebelah mobil gue itu ada Devan! Tapi dia ngebonceng cewe, gue kira itu Abrina karena gue gatau pasti siapa itu cewenya. Soalnya si cewe make masker" jelas Nata panjang lebar

"Salah orang kali lu, mungkin tu orang mirip Devan. Tapi bukan dia" Ucap Aksa lagi.

"Ih sumpa, itu tu Devan. Motornya juga kaya motornya Devan, dia juga pake hoodie warna item yang kembaran sama kita" ucap Nata meyakinkan teman-temannya itu.

"Mungkin sodaranya" ucap aksa menimpali ucapan Nata.

"Sodara Devan gaada yang tinggal di Jakarta" ucap Abrina yang akhirnya membuka suara.

"WOYY!! ETDAH GIBAH GA AJAK AJAK COGAN. GA SAH GA SAH GIBAHNYA" Ucap Devan yang tiba-tiba datang dan langsung teriak.

"GAJELAS LO!" Balas semua dengan bersamaan.

"Anjai, bisa barengan gitu" ucap Devan sambil memasang wajah WATADOS.

"Eh van" cletuk Nata

"Paan?" Jawab Devan

"Lo tadi berang--"

Kring.. Kring...

Belum saja Nata melanjutkan pertanyaannya, bel pun sudah berbunyi dan guru Bahasa inggris yang super killer pun sudah masuk ke kelas.

...

Bel istirahat pun sudah berbunyi, Abrina, Devan, Nata, & Aksa pun sudah di kantin.

Disela sela makan, Nata membuka suara dan bertanya ke Devan.

"Van" panggil Nata

"Apa?" Jawab Devan sambil mengunyah makanan yang masuk di dalam mulutnya.

"Yang tadi pagi berangkat sama lo itu siapa? Cewe lo?" Ucap Nata dengan watados.

Uhuk... Uhuk...

Devan yang sedang makan pun tersedak karena kaget dengan pertanyaan Nata.

"Eee.. Itu s-sodara gue, ya itu sodara gue. Kenapa nat?" Ucap Devan.

"Sodara lu yang dari mana van? Kata Abrina lu gapunya sodara di jakarta" ucap Aksa dan seketika membuat Devan bungkam.

"Ya adalah pokoknya, sodara gue itu. Sans masi jomblo gua" ucap Devan yang mencoba untuk tidak mencurigakan.

"OIT! Diem diem bae na, sehat ?" Ucap aksa tiba-tiba dan membuat Abrina yang sedang melamun tersentak kaget.

"H-ha ? Apa?" Jawab Abrina linglung.

"Lo kenapa na? Sehat?" Tanya Devan dan langsung menempelkan punggung telapak tangannya di dahi Abrina.

"Gue sehat kali, gosah nempel nempelin tangan jahanam lo ke jidat gue" ucap Abrina dan langsung membuang muka dari tangan Devan.

"Yeu dasar kaka kaka judes" sindir Devan.

"APA LU BILANG?!" Ucap Abrina yang tidak terima jika ia di kata judes.

"Gajadi ah entar singanya bangun" ucap Devan dengan cengiran khasnya.

"EKHEM, BAYGON MANA BAYGON" ucap Aksa tiba-tiba.

"Gaje pea" ucap Devan dan menoyor Aksa.

Kriiing..

"Bel uda bunyi noh, masuk yo" ajak Devan dan di setujui oleh semuanya, lalu mereka menuju ke kelas dan kembali mengikuti pelajaran.





Bel pulang sekolah sudah berbunyi, murid-murid berhamburan untuk keluar dari kelas dan menuju tentang untuk pulang.

Abrina dan Devan berjalan beriringan, banyak pasang mata yang melihat mereka dan bahkan ada yang menyapa mereka berdua dari teman seangkatan ataupun adik kelas mereka.

"Eh lo nanti malem ada acara?" Tanya Abrina

"Emm kenapa?" Tanya Devan halus

"Gw mo ngajak lo nonton hehe" jawab Abrina dengan cengiran khasnya.

"Emm sorry, gue nanti malem mau nemenin si luthfi beli buku, lo tau kan gimana kalo ade gue ngambek? Seminggu gamau ketemu gue bisa bisa" jawab Devan dengan cengengesan dan hanya dapat gelengan kepala dan senyum dari Abrina.

"Haha dasar, iyadeh gapapa gue nanti ngajak bang Arga aja" jawab Abrina

"Yauda gue balik dulu ya Dev, bye" ucap Abrina lalu meninggalkan Devan, dan tak lamapun devan ikut menyusul untuk pulang ke rumahnya.


Yhaa gajadi nonton berdua:v
Ksiyan:v
Don't forget votment. Ea

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang