Garis Takdir | Dua Puluh Empat

11 4 6
                                    

"Abrina" ucap Devan yang menghampiri Abrina dan Devan yang melihat Abrina bersama Nathan hanya menatap mereka berdua bergantian.

"Oh ada Nathan" ucap Devan lalu membalikkan badannya.

"Tunggu"

"Kenapa ?" Tanya Abrina lalu Devan berbalik dan menggelengkan kepalanya.

Abrina hanya berdecak pelan
"Kenapa ngomong aja" ucap Abrina.

"Gajadi"

"EITS BRO" Aksa datang lalu menepuk punggung Devan.

"Nathan uda baik baik aja ?" Tanya Nata yang menghampiri Abrina dengan suara pelan, abrina yang mendengar itu hanya mengangguk lalu menunjuk Nathan yang memejamkan mata dengan dagunya.

"Sok awakward babi" ucap Aksa lalu menggeret Devan untuk ke kantin.

Tetapi sebelum itu Aksa mengode Nata dan Abrina untuk menyusulnya ke kantin.

"Allahuakbar cewe semua" ucap Nathan yang membuka matanya dan terkejut ada Nata dan Abrina yang menghampirinya.

"Alay, bisa jalan ga lo, ayo ke kantin" ucap Nata

"Yang sakit bahu gue bukan kaki gue" ucap Nathan lalu beranjak untuk  bangun.

"Nah kan sok iye, orang mo tumbang katanya yang sakit bahu bukan kaki" ucap Nata lalu meninju pelan lengan Nathan.

"Ribut Mulu buruan ayo" ucap Abrina lalu membantu Nathan untuk berjalan, begitupun Nata yang membantu Nathan juga di sebelah kiri.



"Nikmatnya beristri dua" ucap Nathan berjalan sambil memejamkan matanya dan akhirnya mendapat jeweran oleh Abrina.

"A-ah iya iya ampun" ringis Nathan lalu Abrina melepaskan jewerannya dari telinga Nathan.

"Gausa macem macem Lo makannya, gue dorong nyungsep lu" ucap Nata lalu Nathan hanya bisa tertawa.



























...














Abrina, Nathan, Devan, Nata dan Aksa sekarang sudah berada di kantin, seperti biasa mereka ada di satu meja yang sama.

"Cewe Lo ga ikut Dev" tanya Nata, Devan hanya mengerutkan dahinya.

"Gue ga ada cewe" ucap Devan singkat.

"Itu yang kemarin Lo belain" ucap Aksa.

"Mia bukan cewe gue" ucap Devan sekali lagi lalu Nata dan Aksa hanya mengangguk pelan.


"Heh bisa makan ga Lo, bahu lo yang kanan memar gitu" tanya Aksa.

"Kenya gabisa, sakit buat di angkat" ucap Nathan lalu mencoba mengangkat tangannya tetapi langsung di cegah oleh Abrina.

"Gausa, gue suapin" ucap Abrina lalu ingin menyuapi Nathan. Tetapi belum sampai di mulut Nathan Devan mencegah tangan Abrina.

"Minggir, gue yang suapin Nathan" ucap Devan.

Abrina, Nata dan Aksa yang mendengar itu langsung melihat wajah Devan lalu mereka bertiga menahan tawanya.

"Kenapa ?" Tanya Devan heran, lalu Aksa tertawa kencang di sebelah Devan disusul oleh tawa Nata sambil menepuk tangannya.

"Dev waras kan Lo" ucap Aksa sambil tertawa terbahak bahak.

"Tau nih Devan Sa ae bikin ngakak siang siang tengah bolong ke gini" ucap Nata lalu menepuk punggung Abrina.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang