Abrina dan Devan pun sudah berada di kelas dengan Aksa dan Nata. Seperti biasa mereka bercanda tawa di pagi hari.
"Atjie uda baikan" goda Aksa lalu mendapat toyoran dari Devan.
"Paan si gajelas" belum sempat Aksa menoyor kembali kepala Devan, ketua kelas mereka. Bima memberikan informasi.
"COY COY COY, PENGUMUMAN COY" teriak Bima dari depan kelas.
"APAAN ANJIR" ucap Siswi yang berambut panjang.
"ADA MURIT BARU WOE, MASUK KE KELAS KITA!!" Ucap Bima heboh.
"Are you sreously bim?" Ucap gadis dengan kuncir kuda yang wajahnya lumayan bule.
"Iye chelsea bebeb, tapi tenang bimbim kesayangannya neng chelsea gaakan berpaling kok" ucap Bima sambil menunjukkan fingerheart nya kepada chelsea.
"HUUUUUU" sorak anak anak kelas.
"Dasar ketua sableng" ucap Nata lalu mengundang gelak tawa dari teman temannya.
Lalu tak lama bu fatimah, wali kelas pun datang, tetapi bedanya untuk sekarang di belakangnya ada seorang gadis.
"Selamat pagi anak anak, hari ini kalian mendapatkan teman baru, silahkan perkenalkan dirimu" ucap Bu Fatimah lalu gadis yang di sampingnya pun mulai memperkenalkan diri.
"Helo gengs, nama gue Elina Aramia Yuda, kalian bisa manggil gue Mia, gue harap kalian bisa berteman baik dengan gue, makasih" ucap mia.
"Baiklah, nak mia silahkan kamu duduk dengan zahra untuk sementara" zahra yang di sebut namanya pun mengangkat tangannya, dan ya zahra duduk di belakang Devan dan Aksa.
Mia pun langsung menuju kursi kosong yang di sebelahnya ada zahra, teman bangkunya sekarang.
Belum sempat sampai di tempat duduknya dan tepat berada di depan Devan, ia menyapa Devan."Hai Devandra" ucap mia sambil tersenyum
"H-hai" ucap Devan gugup karena semua mata teman kelasnya sudah tertuju pada dirinya.
"Baiklah anak anak, sekarang buka buku paket IPA kalian halaman 37" ucap Bu Fatimah dan semua anak anak pun mulai membuka buku paket mereka masing masing.
" mampus duduk ama anak kutu buku" cletuk Nata pelan.
"Itu bukannya mia yang kemarin?" Gumam Abrina pelan tapi masih bisa didengar oleh Nata yang duduk di sebelahnya.
"Ha? Lo uda kenal?" Tanya Nata.
"Ha? Engga, cuman waktu itu gue ketemu sama dia di caffe" Jawab Abrina.
"Kirain lu ngerti, eh tapi kayaknya ada yang aneh deh, dia kenal Devan? Yang bener aja, orang dia baru masuk ke kelas ini" Ucap Nata heran.
"Mungkin temennya kali" Ucap Abrina berbohong, pasalnya dia tau bahwa mia yang waktu itu dengan Devan di caffe sampai larut malam.
"Abrina, Nata! Apa kamu tidak mendengarkan saya yang sedang menerangkan dari tadi?!" Ucap bu Fatimah, semua murit MIPA 1 langsung melihat ke arah Abrina dan Nata.
"Mampus" Ucap Abrina dan Nata dalam hati.
"Engga bu saya mendengarkan kok, tadi Nata hanya meminjam Bulpoin saya bu, maklum bu lagi misquen pulpen dia" Ucap Abrina dengan guyonan.
"Apa bener Nata?" Tanya Bu Fatimah dan dibalas Nata dengan anggukan.
"Kalau begitu, Abrina, kamu coba jelaskan apa yang saya terangkan tadi di depan" ucap bu Fatim dan hal itu membuat Abrina meneguk ludah seketika, tapi dengan percaya diri Abrina maju ke depan dan menjalaskan kembali apa yang di terangkan bu Fatim tadi.
"Terimakasih" ucap Abrina yang telah selesai menjelaskan di depan.
"Ehm, baiklah kamu silahkan duduk kembali, tapi jangan diulangi kembali" Ucap Bu Fatimah lalu Abrina kembali ke tempat duduknya itu. Lalu semua anak yang berada di kelas itu pun memberi tepuk tangan.
Abrina pun akhirnya bisa bernafas dengan tenang, tidak sia sia ia belajar sampai larut malam kemarin.
Kriiing!!
"Yes!" Ucap murid murid yang berada di kelas, akhirnya jam istirahat pun tiba.
"Baiklah sampai disini dulu materinya, terimakasih" ucap bu fatim lalu keluar dari kelas. Dan murid murid pun berhamburan untuk segera ke kantin.
"Kuy kantin" ucap Abrina lalu diangguki oleh nata, dan abrina langsung menarik tangan nata untuk menuju ke kantin.
Seperti biasa, tempat pojokan selalu menjadi tempat duduk abrina dan nata.
"Pesen apaan?" Tanya nata.
"Biasanya" ucap Abrina lalu di balas dengan acungan jempol oleh nata.
"Eh eh maap telat gan, eh nata, nitip, gua gado gado ya" ucap Aksa yang baru datang, dengan ikhlas nata mengangguki titipan Aksa. Entahlah mungkin moodnya sedang bagus.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya pesanan pun di bawakan oleh nata.
"Makasiw babu ku ter unch" ucap Abrina lalu mulai meminum es nya.
"Thx nat" ucap Aksa lalu Nata membalas dengan anggukan kepala.
"Eh btw, devan mana? Kok gamuncul?" Tanya Nata.
"Tadi katanya, mo ke toilet dulu" ucap Aksa lalu memakan kembali gado gadonya.
"Lama amat" ucap nata.
"Gatau, nyoli kali" balas Aksa.
"Heh mulutnya" ucap nata lalu menjitak kepala aksa.
"Maap sayang" ucap aksa dengan menyengir.
"Eh itu devan, ha ama mia?" Ucap Abrina heran.
Devan dan mia pun menuju ke tempat yang diduduki oleh aksa, abrina dan nata.
Devan pun langsung duduk di sebelah Abrina yang memang ada kursi kosong di pojok.
"Ngga pesen makan?" Tanya Abrina lalu Devan menggeleng.
"Ga laper, tadi uda sarapan juga" ucap Devan lalu di angguki oleh Abrina.
"Ehm, gue bole ga duduk di tempat duduk lo? Disini bising soalnya" ucap Mia sambil menunjuk Abrina.
"Gapapa kok" ucap Abrina lalu ia pindah ke tempat duduk yang tadi di duduki oleh mia, jadi sekarang dia duduk di hadapan Devan dan mia duduk di sebelah Devan.
"Lah" ucap Devan lalu Abrina hanya menunjukkan senyum manisnya.
"Lo bawa bekal mi?" Tanya Nata. Dan Mia hanya mengangguk.
Mia kemudian membuka bekal yang dibawanya dan ya, dia membawa nasi goreng dan telur mata sapi di atasnya.
"Widi mantap" ucap Aksa, lalu di balas dengan senyuman oleh mia."Oh iya gue belum kenal kalian semua" ucap mia
"Kecuali devan" lanjutnya lalu melihat ke Devan.
"Gue Abrina, dan di sebelah kanan gue ini Nata dan di sebelah devan itu Aksa" kenal Abrina lalu mereka semua tersenyum.
"Eh Abrina yang waktu itu ketemu di caffe? Waktu gue ngedate ma Devan" ucapan Mia membuat Abrina bungkam.
Ngedate?
Date?
"Ehmm iya" ucap Abrina dengan raut wajah aneh.
Abrina masih heran, date? Mia dan Devan ngedate? Apa ia salah dengar? Bukannya Devan mengatakan bahwa sehabis mengantarkan adeknya untuk membeli buku Mia yang mengajaknya untuk bertemu?. Tapi?? Ah entahlah.
Wayoloh yang bener yang mana, Devan apa Mia.
Double up gais. Awkwk.
Votment jan lupa, tq><
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Fanfiction- Jangan salahkan takdir apalagi Tuhan saat kamu dipermainkan semesta. Salahkan saja dirimu dan dirinya yang bertatap muka di waktu yang salah. - So happy reading guys-! ><