Garis Takdir | Dua Puluh Tujuh

14 2 0
                                    

Malam harinya, Abrina sedang merebhkan tubuhnya di kasur dan memainkan handphone miliknya.

Ting!

Abrina segera membuka aplikasi Instagram nya.

Rajendraksara following you

Abrina menekan tulisan follback di layar handphone nya.

"Ngapain tuch" ucap Devan lalu loncat ke kasur Abrina.

"Gausah loncat loncat!" Ucap Abrina kesal.

Devan terkekeh pelan lalu mendekatkan tubuhnya ke tubuh Abrina dan tiba tiba mengambil handphone dari tangan Abrina.

"Balikin!" Ucap Abrina tapi di gelengi oleh Devan.

"Chat sama siapa si" ucap Devan lalu membuka isi chat Abrina dari WhatsApp, Line, Twitter dan Instagram Abrina.

"Instagram Lo ko di lock ?" Tanya Devan yang tidak bisa membuka aplikasi Instagram milik Abrina karena Abrina mengunci aplikasi Instagram nya.

Abrina ingin mengambil handphone nya kembali tetapi di jauhkan oleh Devan.

Devan merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone miliknya.
Devan mengingat jika akun Instagram  Abrina Ter log in di Instagram nya.

Tak lama setelah melihat isi akun Instagram Abrina Devan mengembalikan handphone Abrina.

"Ngapain kesini ?" Tanya Abrina sambil memakan cemilannya dan Devan mengambil cemilan itu lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Buruan ganti baju, ayo nonton" ucap Devan dan Abrina melihat ke arah Devan.

"Seriusan lo?" Tanya Abrina lalu di angguki oleh Devan.

"Iya Uda gue pesen tiketnya" Ucap Devan.

"Yaudah buruan ganti" ucap Devan tetapi ia malah merebahkan tubuhnya di kasur Abrina.

"Lo keluar bego, malah rebahan" ucap Abrina sambil memukul Devan dengan bantalnya.

"Ganti di kamar mandi ajasi" ucap Devan lalu mendapat lemparan bantal dari Abrina.

"Males, keluar dulu ah gue mau ganti" ucap Abrina sambil sedikit merengek.

"Ganti aja, gue uda sering liat" ucap Devan sambil menaik turunkan alisnya.

"PEDO! beda bego, itu waktu kecil sekarang Uda gede"

"Pernah waktu gue ngintip lu dari balkon"

"DEVAN IIIHH" teriak Abrina Devan hanya tertawa terbahak-bahak.

"Iyaiya canda, gapernah gue, yaudah buruan ganti jangan kelamaan" ucap Devan lalu keluar dari kamar Abrina.

Abrina lalu bersiap, pakaian yang di kenakan cukup simpel.

Hanya menggunakan celana jeans hitam, crop top hitam dan chardingan rajut berwarna coklat.

Abrina mempoles sedikit wajahnya menggunakan bedak bayi dan sedikit liptint agar bibirnya tidak terlihat pucat.



Sepuluh menit bersiap Abrina turun ke bawah.

"Papa mana mah ?" Tanya Abrina yang hanya melihat mamanya sendiri duduk di ruang tamu sambil menonton tv.

"Papa masih di ruang kerja, oh iya Devan nunggu tuh di luar" ucap Clarine lalu di angguki oleh Abrina.

"Yaudah aku keluar dulu ya ma" ucap Abrina lalu menyalimi tangan Clarine.

"Iya hati hati sayang, jangan pulang malem malem" ucap Clarine lalu di angguki oleh Abrina.

Abrina mengenakan sepatunya lalu keluar menyusul Devan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang