"gue boleh pinjem hp Lo ?" Tanya Abrina, Rajendra pun menatap wajah Abrina.
"Buat?"
"Gue ga punya nomor Justin, gue mo minta dia bawain p3k, atau gue aja ke basecamp perkasa" ucap Abrina lalu hendak pergi tetapi di cegah oleh Rajendra.
"Gausah gue gapapa" ucap Rajendra lalu Abrina melipat kedua tangannya di dada dan memutar bolanya malas.
"Gini ya Rajendra, tangan Lo nanti infeksi kalo ga di bersihin" ucap Abrina.
"ABRINA, RAJEN" teriak laki laki sambil berlari menghampiri Abrina dan Rajendra.
"Apa juspatin?" Ucap Rajendra.
"Nama gue Justin bukan jus patin" ucap Justin.
"Kenapa?" Tanya Abrina lalu Justin menyerahkan tas milik Abrina.
"Itu tadi temen lo nitip tas Lo karena mereka mo balik" ucap Justin, Abrina lalu mengangguk dan menerima tasnya dari tangan Justin.
"Lo ga pulang bareng mereka?" Tanya Rajendra lalu di gelengi Abrina.
"Nanti aja"
"Sini tangan Lo" ucap Abrina lalu menarik tangan Rajendra dan membuat sang empu meringis."Pelan pelan dong cantik" ucap Rajendra tetapi tidak di hiraukan oleh Abrina dan Rajendra terkekeh pelan.
"Ngapa lu disini dodol, balik Sono" ucap Rajendra yang melihat ke Justin yang masih berada di hadapannya.
"Sialan, gue mampusin tu tangan" ucap Justin lalu meninggalkan Abrina dan Rajendra.
"Kenapa Lo baik ke gue?" Ucap Rajedra lalu Abrina menghela nafasnya.
"Serba salah gue, berontak dari lu salah, baik ke Lo salah" ucap Abrina sambil memperban tangan Rajendra.
"Kan gue nanya bukan nyalahin lo, gimanasi" ucap Rajendra sambil sedikit mengejek.
"Yauda terus mau gue ngapain ? Gue pergi di tahan gue di sini ditanyain mulu" ucap Abrina Rajendra hanya tersenyum.
"Tandanya gue seneng lo sama gue sekarang"
Abrina mencari plester di tasnya tetapi ia malah menemukan plester hellokitty yang di atasnya terdapat namanya.
Abrina melirik Rajendra, Rajendra yang merasa di lihat oleh Abrina menoleh ke samping.
"Kenapa hm?" Tanya Rajendra lembut tetapi Abrina malah menunduk.
"Eee anu, g-gue adanya plester hellokitty, g-gue gapunya plester biasa" ucap Abrina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Rajendra tertawa terbahak-bahak melihat wajah Abrina.
"Kok Lo ketawa si!" Ucap Abrina lalu memalingkan wajahnya.
"Gapapa kali" ucap Rajendra lalu mencubit hidung Abrina.
"Bener ya" ucap Abrina lalu menggunakan plesternya itu di tangan Rajendra.
"Udah" ucap Abrina dan Rajendra tersenyum.
"Makasih" ucap Rajendra, Abrina pun mengangguk dan membereskan perban dan plester yg tadi ia gunakan dan memasukkannya kedalam tas nya.
Abrina pun mengeluarkan handphone nya dan hendak menelfon Arga untuk menjemput dirinya.
Abrina berdecak pelan karena telfonnya tidak di angkat oleh abangnya itu.
"Kenapa?" Tanya Rajendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Fanfiction- Jangan salahkan takdir apalagi Tuhan saat kamu dipermainkan semesta. Salahkan saja dirimu dan dirinya yang bertatap muka di waktu yang salah. - So happy reading guys-! ><