Seperti pagi biasanya Abrina sudah berada di sekolah, hari ini Abrina di antar Arga untuk berangkat kesekolah mengingat Abrina yang sedikit masih kesal dengan perlakuan Devan kemarin dan tidak seperti biasanya Devan tidak meminta maaf kepada Abrina hingga Abrina memaafkannya.
Di koridor Abrina berjalan sendirian sambil mendengarkan lagu lewat earphone miliknya.
Abrina pun juga menunduk sambil tersenyum ketika ada teman angkatan atau adik kelas yang menyapa nya.
Abrina melepas earphone nya dan ia melihat Devan yang berjalan dengan tersenyum ke arahnya.
Abrina mengembangkan senyumnya dan ingin memanggil Devan
"Dev--"
Tak lama senyum Abrina memudar, ternyata Devan tidak menghampirinya melainkan gadis yang ada di belakang Abrina."Haii miaa morning" ucap Devan lalu merangkul Mia dari samping dengan tawa yang menampakkan giginya.
"Hai juga Dev" ucap Mia lalu mereka berdua melewati Abrina yang jelas ada di depannya tapi mereka seakan tak menganggap adanya Abrina di hadapan mereka berdua.
Abrina yang melihat itu hanya tersenyum tipis sambil menghela nafasnya.
Lalu Abrina melanjutkan jalannya hingga masuk ke dalam kelas.
"Oit Uda sehat ?" Tanya Aksa yang tiba tiba duduk di kursi Gio alias sebelah Abrina dan disusul oleh Nata yang duduk di depan Abrina dan Aksa.
Abrina hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Lo mikir apa na pagi pagi gini" Abrina hanya menggeleng.
"Gue ga papa, cuman nginget aja gue kelupaan apa, kaya ngeganjel" ucap Abrina sambil terkekeh pelan.
"Kelupaan apa tentang Devan ?" Celetuk Aksa lalu Abrina melihat ke arah nya.
"Apaan si lo haha, gajelas banget" ucap Abrina lalu mengeluarkan buku mata pelajaran pertama nya.
Aksa, Nata dan Abrina diam, beradu dengan fikiran mereka masing masing.
"HEH PEGI LU" Ucap Gio yang mengagetkan semuanya.
"Paan si Lo anying gajelas" ucap Aksa.
"Kursi gue ini gue mo duduk" ucap Gio lalu meletakkan tas nya diatas meja.
"Kursi gue kursi gue, bapak Lo kursi gue" ucap Aksa tetapi malah menyenderkan bahu nya ke kursi yang diduduki gio.
"Heh Nat, jadian si Aksa Ama Abrina ?" Tanya Sergio pelan ke Nata.
"PALELU SOAK" ucap Aksa lalu berpindah tempat dan menjitak kepala Gio.
Tak lama bel pun berbunyi dan Bu fatim masuk ke kelas.
"Selamat pagi anak anak"
"Pagi Bu"
"Sebelum memulai pembelajaran hari ini -- sebentar, Mia kenapa kamu duduk di bagian depan, Abrina masuk kan ?" Tanya Bu fatim
"Masuk Bu" jawab semua seisi kelas.
'Tau tuh kemarin aja sok cari muka bilang iya Bu saya setuju duduknya di atur sama ibu tapi apaan pindah pindah seenak jidat'
'Ini anak emang cari muka apa emang pengen gebet Devan si, murah amat caranya'
'Duduk depan, pinter kaga caper iya'
'Si Devan juga mau aja dideketin ulet'
'Kirain selera Devan kaya Abrina. yang cantik, pinter, baik, suka nolong temen bagi jawaban, rajin, teges taunya tipe nya ke uler'

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Hayran Kurgu- Jangan salahkan takdir apalagi Tuhan saat kamu dipermainkan semesta. Salahkan saja dirimu dan dirinya yang bertatap muka di waktu yang salah. - So happy reading guys-! ><