Sudah seminggu Abrina dan Devan tak bertegur sapa, mereka berdua seakan akan tak saling kenal. Nata dan Aksa pun jika berinteraksi dengan Devan pun merasa canggung, tidak seperti biasanya.
Hari ini adalah hari dimana turnamen basket di selenggarakan. Semua murid di himbau untuk menonton turnamen tersebut.
"Abrina ayo!" Teriak Nata yang sudah berjalan mendahului di koridor sekolah.
"Bentar kebelet gue, lu duluan aja gue nyusul" teriak Abrina lalu Nata mengacungi jempol.
"Cepetan ya" ucap Nata lalu ia menuju ke lapangan utama dan Abrina berlari untuk ke toilet.
Setelah Abrina selesai dari toilet ia berlari di koridor menuju ke lapangan utama.
Brukk
Tubuh Abrina terpental karena ia tak sengaja menabrak tubuh seseorang.
Abrina mendongakkan kepalanya dan ia terkejut melihat siapa orang yang tak sengaja menabrak tubuh nya barusan.
"R-rajendra ?" Ucap Abrina pelan.
Laki laki yang di sebut namanya oleh Abrina tersenyum, lalu mengulurkan tangannya.
"G-gue bisa sendiri" ucap Abrina lalu berusaha berdiri dan membersihkan pakaiannya.
Laki laki yang bernama Rajendra tersebut tersenyum sambil menarik kembali uluran tangannya yang tidak diterima oleh Abrina.
"Apa kabar hm ?"
"Baik" ucap Abrina ketus, lalu Rajendra tersenyum tipis.
"Gue ganyangka bisa ketemu Lo lagi dari sekian lama, malah menurut gue Lo udah beda ya sekarang" ucap Rajendra lalu mendekat kan tubuhnya ke arah Abrina.
"Lo makin cantik" bisiknya pelan.
"Lo kenapa disini ?" Tanya Abrina dingin.
"Lo gatau ? Sekolah Lo tanding lawan sekolah gue, dan gue kapten basket dari SMAN PERKASA" Ucap Rajendra menatap gadis yang ada di depannya.
"Dan lebih beruntungnya lagi, gue bisa ketemu Lo lagi dari sekian lama" ucap Rajendra dengan senyuman yang tidak bisa di artikan.
"Gausa mac--"
"ABRINA!" Teriak Aksa dari jauh lalu berlari menghampiri Abrina.
"Dia siap--"
"Rajendra?" Ucap Aksa heran.
"Mau apa Lo disini ?" Tanya Aksa dengan suara yang tiba tiba dingin.
"Woah kebetulan apa lagi ini, gue tanding lawan sekolah lo disini" ucap Rajendra dengan senyuman.
"Lo tanding apa memang lo ngincer Abrina lagi brengsek" ucap Aksa dan ingin melayangkan pukulannya.
Untungnya dengan cepat Abrina menarik tubuh aksa untuk tidak berperilaku kasar kepada Rajendra dan nantinya akan membuat keributan disini.
"Mau pukul ? Silahkan" ucap Rajendra.
"Aksa udah, tahan emosi lo, lo gamau jelekin nama sekolah lo kan, ini ada pertandingan, jaga emosi lo" ucap Abrina pelan sambil mengusap bahu Aksa pelan.
"Tuh denger"
"Kita pergi dari sini" ucap Abrina lalu menarik lengan aksa untuk menuju ke lapangan utama.
"Sampai ketemu nanti cantik!!" Teriak Rajendra yang melihat Abrina semakin menjauh dari tubuhnya.
Abrina dan Aksa pergi menuju lapangan utama.
"Lama banget" ucap Nata
"Ada ra--"
"Engga gue tadi ngomong bentar sama anak kelas sebelah" ucap Abrina lalu di angguki oleh Nata.
"ABRINA!" Panggil seseorang dan Abrina langsung memutar balikkan badan.
"Iya kenapa Nathan ?" Tanya Abrina lalu Nathan memegang tangan Abrina.
"Lo ikut gue ya, Lo di pinggir lapangan nanti, buat kalo anak anak waktunya break nanti ada yang ngurusin" ucap Nathan dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Asstagfirullah Nathan anak orang bukannya lu jaga lu suruh ngebabu ngurusin bayi gede kek elu" ucap Nata sambil menggeleng - gelengkan kepala.
"Kaga cuman Abrina doang, ada anak cewe lain, kalo Lo mau ikut juga ayo" ucap Nathan lalu menarik tangan Abrina.
"Gue di sini aja di bawah panas" ucap Nata lalu di angguki Nathan dan Abrina dan Nathan segera turun ke lapangan.
"Lo disini ya, Atiati" ucap Nathan lalu mengusap usap kepala Abrina.
"Lo yang ati ati mainnya" ucap Abrina lalu di angguki Nathan.
Nathan pun masuk ke arena lapangan.
"Lah cyra, disini juga" ucap Abrina setelah melihat Cyra yang berdiri di sebelahnya, cyra pun hanya tersenyum.
"Nemenin siapa ?" Tanya Abrina.
"Biasaa" jawab Cyra.
"Oh doi" ucap Abrina dengan mengangguk anggukan kepala.
.....
Setelah limabelas menit akhirnya pertandingan dimulai, suporter SMAN PERKASA tak kalah ramai dan kompak dari SMAN GARUDA sendiri.
Permainan pertama dimulai dimana sorak sorak dukungan pun memenuhi lapangan.
'SMAGARDAAA MENANGIN PERTANDINGAN INI, SEMANGAAAT'
'NATHAN SEMANGAAT'
'DIMAAS LESTGOOO'
'UCUP GOL IN CUP'
'SMAGARDA MENANG GUE TRAKTIR LU SEMUA'
'SEP MAIN YANG BENER SEP'
'SMAGARDA BISA SMAGARDA MENANG'
Kurang lebih itulah teriakan suporter dari SMAN GARUDA.
'JUSTIN SPIRIT BABY'
'RAJENDRA I LOVE YOU'
'SPIRIT BOYY'
'HANCURIN KANDANG LAWAN BROWH!!'
"Tu suporter perkasa niat ngesuporter apa ngungkapin perasaan si jingan" ucap Chelsea yang juga ada di bawah bersama Abrina dan Cyra.
Permainan tetap berlangsung dan bahkan poin sudah mecapai 3:2.
3 untuk SMAN GARUDA dan 2 untuk SMAN PERKASA."Abrina awas !!" Teriak seseorang lalu Abrina melihat bola basket yang melayang menuju dirinya.
Bughh..
TBC.
Votment and comment gais-!
I'm sorry this story gaada feel nya samsek hehehe.
🖤

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Fanfiction- Jangan salahkan takdir apalagi Tuhan saat kamu dipermainkan semesta. Salahkan saja dirimu dan dirinya yang bertatap muka di waktu yang salah. - So happy reading guys-! ><