Hari pertama Bersama mu

512 6 0
                                    

   Jam beker berdering menunjukan pukul 06.00 Ardiyanti bergegas bangun dan bersiap kesekolah. Hari kedua di semester awal kelas XII, tak ada kata terlambat untuknya. Setelah memutuskan berangkat sendiri dikarenakan sang Ayah tidak masuk mengajar karena tugas keluar kota. Ardiyanti menaiki sepeda motornya dan berangkat lebih awal akhirnya ia tepat sampai di sekolahnya tanpa terlambat. KBM dimulai, Dan jam pertama hari itu adalah Matematika. Rasa canggung menghiasi raut wajah Ardiyan mengingat hal yg baru saja ia alami kemarin.
"Oii.. Kecoak buduk. Tumben anteng!!" Teriak sahabatnya yang dikenal cempreng tak lain adalah Azizah.
"Iya nih tumben. Si boss PK diem aja!!" Teriak sahabat yang satunya lebih kencang dia adalah Putri yang penampilanya seperti tante².

   Tak sengaja ucapan putri terdengar oleh Hadiwijoyo yang tepat di depan pintu kelas dan melangkah masuk. Sontak semua siswa satu kelas yang awalnya ricuh langsung diam.
"Kamu kenapa sih say? Ada problem sama Ayah Bunda lagi?" Tanya Febi teman satu bangkunya yang sangat dekat denganya bahkan sering menginap dirumahnya.
"Feb.. Aku .. Aku, aku gak apa - apa kok." jawab Ardiyan dengan lirih.
Jam pelajaran berakhir tepat pukul 09.15 semua siswa berhamburan keluar. Saat Ardiyanti hendak keluar dengan ketiga sahabatnya ia di panggil Hadi dengan lembut sontak itu membuat ketiga sahabatnya terkejut.
"Ardiyan. Saya minta ke ruangan saya sekarang!" Tegas Hadi dengan menata bukunya dan melangkah keluar.
"Baik pak." kali ini Ardiyanti menjawab dengan nada halus berbeda dengan biasanya yang dia melawan guru²nya itu.

"Tok.. tok.. Tok.. Permisi.." Ardiyanti mengetuk pintu ruang guru dan melangkah perlahan menuju meja Hadiwijoyo yang tepat di pojok satu arah dengan pintu masuk.
"iya silahkan" jawab seorang guru perempuan yang memandang Ardiyan dengan sedikit geli.
"ada keperluan apa ya nak kesini?" tanya seorang perempuan yang tak lain wali kelasnya yaitu bu Afifah.
"Mau apalagi bu kalau bukan menemui calonnya." ledekan seorang guru laki² yang tak lain sahabat Hadi yaitu pak carli menambah pipi tomatnya mengembang.
Sontak saja membuat seisi kantor guru tertawa. Beruntung saat itu tidak ada siswa yang masuk kesana. Melihat calon istrinya yang malu Hadi menarik keluar Ardiyanti. Ia mengajak dirinya menaiki sepeda motor Tua yang terawat miliknya itu.

   Akhirnya mereka berhenti di sebuah cafe yang hanya berjarak 10 menit dari SMA. Cafe itu lumayan sepi karena itu memang jam kerja. Hadi mengajak Ardiyanti duduk lesehan di pojok kanan Cafe. Setelah memesan paket nasi ayam mereka memakannya dengan lahap. Setelah selesai Hadiwijoyo memberanikan diri membuka pembicaraan mereka.
"Kamu kenapa? Kok berubah? Dulu kamu sangat ceria, cerewet, dan bandel. Apa gara² saya?" tanya Hadi sedikit pelan.
"Entahlah pak, saya merasa canggung. Apalagi banyak dewan guru yang kemarin menjadi saksi pertunangan kita." Ardiyanti menjawab dengan memainkan sedotan di gelasnya.
"Kamu malu mempunyai pasangan seperti saya? Yang galak dan muka pas²an ini?" Hadi memang tak terlalu tampan hanya saja ia sedikit memiliki wajah yang hitam manis.
"bukan seperti itu pak,, saya hanya takut nanti tak bisa membedakan mana urusan hati dan mana urusan sekolah."
"Jangan takut, jika nanti kamu tak bisa membedakan. Maka saya yang akan menjelaskan. Ayo kita mulai semua seperti dulu. Anggap saja jika dulu kita bermusuhan sekarang kita bertemean. Anggap saja saya di sekolah gurumu. Dan saya di luar sebagai Tunanganmu." jawab Hadi tersenyum.
"Bapak gak usah senyum² ah. Saya kan meleleh pak.." kali ini sifat asli Ardiyan mulai kembali.

   Selesai makan siang bersama saat keduanya kembali ke sekolah keduanya mendapat pandangan sinis dari para siswa dan guru. Banyak siswa yang heran dan merasa aneh Hadiwijoyo yang galak bisa akur dengan Ardiyanti si biang cari masalah. Berbeda dengan siswa justru para dewan guru takut kedekatan keduanya yang menonjol menjadi ajang perselisihan antar siswa.
"Ardiyan, Kamu darimana? Kenapa kamu tak ikut 2 jam mapel? Kenapa baru kembali istirahat kedua?" tanya Febi lembut.
"Yaelah say, kayak ga tau aja Ni Si Boss kan habis kencan sama Om Hadi." Jawab ceplas ceplos Putri yang biasa memanggil pak Hadi Om.
"Apaan sih Say kagak usah mulai dong. Aku sama Om Hadi cuma ada keperluan di luar sekolah." jawab Ardiyan cengengesan.
"Ati² insyaff.. Jangan suka selera sama Om². hahaha.." tambah Azizah dengan cemprengnya.

#Kurang seru? Maklum ya baru belajar nulis nih😁🙏

like, Coment, bagikan yak gaes😍😘

Awass🔞🔞Yang gak suka cabut aja no buly🙏🙏

Teacher Matematic ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang