Pranata Acara mulai bersyair acara panggih dimulai, ada lempar sirih, menginjak telur, membasuh kaki suami, digendong Ayah Ardiyanti, dipangku, dan menuang beras kuning dan koin di pangkuan Ardiyanti. Dan dilanjutkan acara sungkeman. Selesai acara panggih dan sungkeman dilanjutkan acara resepsi dengan bersalaman dan berfoto. Disana banyak tamu yang mengantri salaman dan berfoto. Ada Anggota Kapolres tempat Bripka Hermanto mengabdi, ada Guru SMA Kartini, Guru SMP kalinyamat. Dan tak ketinggal teman SMA Ardiyanti mulai dari teman satu kelas hingga Adik kelas.
"Waahh. Ndak nyangka ya nduk. Dulunya murid sekarang menjadi istri teman guru kami." Goda bu Sajid sembari menyalami Ardiyanti.
"Hehehe.. Iya buk, matur nuwun." Ardiyanti mencium tangan bu Sajid.
"Awas, di perhatikan suamimu. Biar ndak genit lagi sama siswa SMA." Goda pak Adimas guru biologinya.
"Siap pak. Hehehe." Ardiyanti tertawa geli melirik sang suami yang jengkel.Selesai acara bersalaman dan berfoto, Hadi dan Ardiyanti berganti pakaian. Yang awalnya mengenakan Solo Basahan, kini mereka mengenakan Couple batik berwarna oranye. Ardiyanti mengenakan kebaya kunyit polos dipadu rok batik oranye yang senada dengan sang suami. Dia juga yang awalnya mengenakan sanggul dan make up tebal kini berubah rambut terurai dengan curly dipadu make up tipis.
"Woii gaes, loh ayo dimakan. Jangan malu - malu. Have fun sama acaranya." Ardiyanti duduk di ujung meja teman satu kelasnya.
"Hehehe. Iya Ar, udah kekenyangan nih. Wah. Aku sampai kaget loh ternyata suamimu guru kita sendiri." Ujar Julio.
"Iya , klo jodoh ndak kemana to bang." Ardiyan memakan bolu yang ada di meja tamu.
"Ini yakin Ar? Aku sampai terkejut melihat kamu bersanding tadi di pelaminan bersama Pak Hadi." Ucap Arlia terkejut.
"Wahhh,, Keren bener berhasil menaklukan guru galak dan genit kayak pak hadi Ar." Goda Avriza.
"hehe. Sudah - sudah yang penting sudah sah." Tambah Arum.
"Mending buat judul aja Ar, Benci jadi cinta. Ahahaha." Azizah meledek Ardiyan.
"Jangan dong mending Suamiku guruku." Putri tak mau kalah.
"Mending Teacher Matematic Imamku." Febi mengacungkan jempolnya.
"Ahahahaaha.. Kalian ini." Ardiyanti dan teman - temannya tertawa bersama.Belum sampai selesai tertawa mereka terdiam kaku saat pak Hadi duduk di samping Ardiyan.
"kenapa diam? Ayo dilanjut obrolanya seprtinya seru. Anggap saja saya sepantaran kalian." Hadi melingkarkan pundaknya di bahu Ardiyan.
"hehehe. Kita canggung pak." sahut Diah.
"Sepantaran pak? Berarti dikurangi 10 tahun dong pak. Hehehe." Avriza nyeplos tanpa berpikir.
"Apa? Ndak sopan."Hadi melotot.
"Maaf pak, maaf." Avriza ketakutan.
"Eh, sudah ah mas." Ardiyan mencubit perut Hadi.
"Baiklah saya hanya bercanda." Hadi melangkah pergi dengan tertawa. Sontak seluruh teman Ardiyan mentertawakan Avriza.
"Aku tinggal dulu ya." Ardiyanti menyusul Hadi yang menemui para guru SMA.
"Wah pengantin baru lengket terus." Goda pak Santoso.
"Bukan baru pak. Sudah hampir 4 bulan." Goda Mujiyono.
"Loh. Jadi kalian sudah akad?" Bu Murni terkejut.
"Iya, sudah buk, seusai UAS semster 1 lalu." Jawab Ardiyan tersenyum.
"Jangan - jangan kalian sudah??" Bu Intan menatap horor keduanya.
"Belum.. Bu belum, saya belum menyentuhnya. Mengingat setatus dia kemarin yang masih Siswa."
"Wahh.. Hebatt.. Kamu bisa menahan selama ini." Sahut pak Adimas.
"Nah, berhubungan sudah siap. Langsung saja. Kan Ayah sudah menginginkan cucu." Mujiyono tertawa menggoda. Sehingga seluruh guru ikut tertawa. Hal itu membuat Ardiyan dan Hadi tersenyum malu.Maafkan typo dan kekuranganya yak🙏🙏
Mimin baru belajar nulis gaes😊😊
Like, coment, dan bagikan yak. Siapa tahu dapet pahala😜😜
![](https://img.wattpad.com/cover/213344381-288-k802283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Matematic Imamku
Fiksi RemajaPernikahan semasa SMA memang jarang terjadi di sekitar kita. Bahkan mungkin tidak akan pernah terjadi. Hal itu pula yang di fikirkan oleh Ardiyanti. Namun opini itu berubah ketika dirinya masuk ke kehidupan pernikahan dengan Guru SMAnya. Awas Hati...