Cemburu

425 6 0
                                    

   Jam pelajaran dimulai kebetulan hari ini jam pertama adalah bu Afifah yang tak lain wali kelas Ardiyanti sendiri.
"Pagi Anak - anak, hari ini ibuk tidak mengajar tetapi ibuk mau mengadakan brefing untuk acara ultah SMA kita nanti." Ucap bu Afifah lemah lembut.
"Saya sudah mencatat beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan bu, Seperti lomba pensi, Lomba Fashion show, Lomba Hafalan Alquran, dan Lomba kuliner." jawab ketua kelas yaitu Avriza.
"Baik untuk lomba Pensi saya minta Arlia dan Anjar untuk menyanyi, Untuk lomba Fashion show saya minta Julio dan Febi, untuk lomba Hafalan saya minta Azizah untuk mewakili, sedangkan lomba Kuliner, untuk jaga stand selama 3 hari adalah piket senin - Rabu. Piket senin diketuai oleh Diah, Selasa diketuai oleh Arum, dan Rabu diketuai oleh Dewa." Jawab bu Afifah dengan tegas.
"untung aku ndak kebagian. Hahaha" tambah Ardiyan dengan wajah sumringah. Memang selama ini dirinya hampir tidak pernah mewakili lomba apapun di sekolah. Ardiyan memiliki otak pas²an dan sikap yang nakal. Itu yang menbuat dirinya tak pernah di tunjuk sebagai apapun.

   Kamis pagi itu dengan mentari yang redup. SMA kartini memulai acara HUTnya. Di awali dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng. Dilanjut dengan pembukaan lomba yang pertama yaitu Pensi. Berbeda dengan Siswa lain yang antusias menonton. Ardiyan justru ikut duduk di stand kuliner. Padahal dirinya belum mendapat jatah berjaga.
"Monggo, pak buk. Diborong ini jajanan deso enak bikin kenyang. Free foto deh. Hahaha" tawar Ardiyan membantu temannya berjualan. Saat bapak ibuk dewan guru mulai berkeliling, tak ketinggalan Pak Hadi datang bersama bu Sajid dan bu Murni.
"Wah, pak Hadi monggo lo di borong SPGnya sepertinya menarik hati. Hehe." Goda bu Murni sambil melirik Ardiyan.
"Ada kopi tidak? Kalau ada saya pesan satu." jawab pak Hadi dengan wajah serius.
"Ada pak, Kami siapkan sebentar." Jawab Diah ketua stand hari itu.
"Saya maunya mbak SPG yang menyiapkan." Hadi melirik Ardiyan yang pura² bermain Hp.
"Loh. Ini bukan jatah saya jaga pak. Saya jadwalnya besok." Ardiyan menjawab degan wajah ketus.
"baiklah, siapkan saja Diah! Dan kamu kalau tidak jatah jaga ya jangan disini. Kayak orang gak berguna saja!!" Nada Hadi sedikit ketus dan wajahnya sangat serius.

  Mendengar ucapan Pak Hadi, Ardiyan langsung pergi meninggalkan stand dengan wajah kesal. Bu Sajid dan bu Murni hanya tersenyum menyaksikan kelakuan keduanya yang seperti Abg. Sangat lucu memang apalagi usia pak Hadi yang sudah masuk 28 tahun harusnya lebih dewasa dalam bersikap.
"Kenapa lo kayak habis kemalingan aja?" tanya Putri dan Febi di depan kelas mereka.
"Aku tuh dikatain sama Om² katanya gak berguna." Ardiyan sambil menunjuk Pak Hadi yang berdiri di seberang lapangan Basket.
"Hahaha. Naksir mungkin tuh om². Sering banget gangguin kamu."Jawab Azizah yang tiba² menyusul bersama Arum dan Nana.
"Udah ndak usah mulai."
Belum sempat selesai mereka menggoda Ardiyan tiba - tiba pak Hadi lewat depan mereka. Asalnya Ardiyan berpikir lelaki yang 10 tahun lebih tua darinya itu akan menghampirinya. Ternyata tidak dia pergi ke kelas sebelah Ardiyan. Yaitu XII Ipa 1 berjarak 2 kelas dengan kelas Ardiyan XII Ipa 3. Rasa kesal Ardiyan semakin menjadi saat Pak Hadi duduk di samping wanita cantik dan Seksi. Yaitu Vera. Dia memang terkenal sebagai murid yang genit. Pak Hadi sepertinya sangat menikmati obrolan serius mereka. Sepertinya wanita itu sedang asyik curhat. Ardiyan yang terbakar Cemburu. Tak berpikir panjang langsung menarik lelaki itu ke kantin yang tutup, karena ada Bazar kuliner.
"Sengaja ya membuat aku cemburu?" tanya Ardiyan deng wajah merah dan mata berkaca - kaca.
"Hehehe. Seorang Ardiyanti Trimuji bisa cemburu?" Hadi justru semakin mengejeknya dan tertawa.
"Bapak pikir saya ini ndak ada hati? Lagi pula siapa yang tidak cemburu melihat calon imamnya berbicara sedekat itu dengan wanita lain di hadapannya!!" kali ini Ardiyan meninggikan suaranya.

  Pak Hadi semakin yakin, kalau wanita yang cerewet dan rese itu mulai mencintainya.
"Baiklah, Mas minta maaf ya. Bagaimana kalau sebagai perminta maaf'an mas kita makan Bakso di seberang SMA kita?" Hadi memberanikan diri mengusap rambut Ardiyanti.
"Mas? Kok rasanya aneh ya. Hahaha" Ardiyan tertawa geli mendengar panggilan Hadi.
"Apa kamu mau terus - terus'an memanggil saya Bapak sampai kita menikah?" Kini Hadi yang dibuat kesal calon istrinya itu.
"Aku akan memanggil Bapak dengan sebutan Mas setelah kita resmi menikah. Untuk sementara biarlah seperti ini saja."
Mendengar penjelasan Ardiyan dengan wajah sayu. Hadi memahami posisi Ardiyan. Dia juga tidak berani memaksa Calon istrinya itu.

#Gimana gaes? Membosankan ya? Maafkan mimin yak yang baru belajar menulis.

#Awas🔞🔞Dilarang baper, ga suka tinggalin halamam aja😋😋

#Like, coment, dan bagikan ya gaes😘😍

Teacher Matematic ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang