Baby Twins

378 5 0
                                    

  Usia kandungan Ardiyanti menginjak 6 bulan, dan mereka melakukan USG.
"Selamat ya pak. Bayinya kembar cowok cewek." Dokter menyalami Hadi.
"Allhamdulilah makasih ya dok." Hadi mengukir senyum di wajahnya.
"Di, Ayah pesan jaga istri dan anakmu ya. Apalagi istrimu akan ekstra lelah karena dia mengandung dua bayi sekaligus." Mujiyono memegang pundak sang menantu.
"InsyaAllah yah." Hadi mencium tangan Ayah mertuanya.
"Kalau begitu kita mulai saja persiapan belanjanya di, kan sudah ketahuan jenis kelaminya." Tristiana sangat semangat menyambut sang cucu.

  Siang itu setelah pulang dari RS dan belanja perlengkapan twins di mall Ardiyan merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Lelah banget ya dek?" Hadi memijat kaki istrinya.
"Iya lumayan mas. Habis tadi semangat banget sama bunda belanja buat twins." Ardiyan tersenyum bahagia.
"Kamu ambil cuti kapan dek?" tanya Hadi serius.
"mungkin nanti 9 bulan mas."
"itu kan dekat banget sama hpl dek." Hadi sedikit cemas.
" Ndak apa - apa mas. Tadi bu dokter sudah mengizinkan aku tetap bekerja. Lagi pula twins kita sehat - sehat kok." Ardiyanti mengusap wajah sang suami yang cemas itu.

  Keseokan harinya Hadi berpamitan akan mengadakan study tour ke Bali.
"Adek mau pesan oleh - oleh apa?" Hadi megusap rambut istrinya.
"Yang penting mas pulang dengan selamat adek sudah bahagia." Ardiyan tersenyum.
"InsyaAllah, adek mau jajan atau apa gitu?" Hadi memakai jaket nya.
"Emm. Iya adek pesen pie susu aja ya mas. " Ardiyan mengusap bahu suaminya.
"Baiklah dek, mas usahakan nanti." Hadi mencium kening sang istri.

  Satu minggu berlalu, Hadi akhirnya pulang dari study tour SMA.
"Wah,, Oleh - olehnya banyak banget pak." Goda Bu Intan.
"Iya buk, ini pesanan bumil. Apalagi di bali banyak baju baby yang lucu." Hadi memegang beberapa tas belanja.
Tak lama ponsel Hadi berdering dia mendapat pesan dari Ayah mertuanya kalau Ardiyanti masuk rumah sakit. Hadi dengan cemas bergegas menuju RS.
"Assalamualaikum yah, bagaimana keadaan Ardiyan." tanya hadi ke ayah mertuanya.
"Tenang di, kata dokter Ardiyan hanya lelah apalagi kondisi babynya yang memasuki bulan ke 7." Tristiana menenangkan sang menantu.
"Di, saran Ayah mending kamu mulai ambil cuti mengajar biar fokus sama Ardiyan." Mujiyono memegang pundak Hadi.
"Sudahlah yah, jangan menuntut Mas Hadi. Lagi pula Ardiyan juga yang masih sibuk bekerja." Jawab Ardiyan melangkah keluar ruang dokter.
"Dek, mas ndak apa - apa kalau harus cuti lebih awal." Hadi memandang sayu sang istri yang tampak pucat.
"ndak usah mas. Biar adek yang ambil cuti. Kan adek yang hamil." Jawab Ardiyan tersenyum.

Udah mau Happy Ending nih gaes. Yuk di simak😘😘

Maaf jika ceritanya gak menarik yak. Bantuin like, coment dan bagikan yak😋😋

Biar mimin tambah semangat belajar nulis😍😍

Teacher Matematic ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang