fifth : think

9.1K 1.3K 30
                                    


DISSAPOINTED

.

Kemarin, Jeno tiba-tiba dilanda demam tinggi sampai membuat anak itu kembali nggak sadarkan diri dengan suhu empat puluh derajat.

Harusnya, hari ini Jeno bisa pulang dan menjalani rawat jalan dirumah.

Tapi mungkin kehendak Tuhan berkata lain, dokter Leo malah mengundur kepulangan Jeno sampai anak itu benar-benar pulih.

Sekarang hari Minggu, dan besok adalah hari pertama ujian akhir tahun dimulai di sekolah Jeno.

Rose jadi semakin kasihan karena Jeno sudah belajar dengan keras tapi anak itu sekarang malah tertidur diatas ranjang rumah sakit.

"Rose, anakmu besok ujian ya?" tanya Dokter Leo yang sedang memeriksa Jeno.

Rose mengangguk lemas. "Iya, kasihan banget dia kak udah belajar sampai malem taunya malah sakit gini.." ungkap Rose sedih.

Dokter Leo menghela nafas, membuka stetoskop nya dan membiarkannya menggantung di leher.

Singkat cerita-Leo ini ternyata kakak kelas Rose dulu waktu tinggal di Aussie mereka juga ternyata tetangga dekat. Ayah dokter Leo adalah sahabat karib papa Rose.

"Emang sih, anak kamu ini mirip banget kamu ya. Ambis, tapi bedanya kamu tuh ada gen magernya dikit. Kalo kata aku, Jeno tuh gak ada." gurau dokter Leo.

"Memang, anaknya terlalu perfeksionis juga ambis. Heran aku anak sepuluh tahun bisa kayak gitu." Rose menggelengkan kepalanya sambil memainkan tangan Jeno yang dihiasi selang infus.

"Hm, anak kakak gimana? Udah lama aku gak ketemu Alea." tanya Rose.

Leo tersenyum tipis. "Anakku baik kok, Lea sekarang lagi suka gambar. Kapan-kapan ajak dong, anakmu ke rumah."

"Iya, nanti. Kakak-uhm gak ada niatan pulang ke Aussie?"

Pria berkepala tiga itu terdiam, berpikir sebentar. "Ada sih, kasihan mama sama papa cuman berdua disana. Tapi gimana, dokter kan susah." jawabnya.

"Kamu mau pulang, Rose?"

"Enggak tahu sih, papa lagi sakit. Vernon gak bisa jaga papa sendirian walau ada pembantu." Rose bingung.

Leo terkekeh pelan, menepuk pundak wanita berikat kuda itu perlahan.

"Temenin om Henry, Rose. Kasihan om sendiri, walau ada Vernon disana juga gak menjamin apapun."

"Saran kakak nih, ya. Kamu lebih baik temenin om Henry disana, ngabisin waktu kayak gimana kamu waktu kecil. Waktu gak ada yang tahu, Rose." sambung Leo.

Rose langsung mencerna semua kalimat yang keluar dari mulut Leo, sarannya memang nggak ada yang salah. Rose juga setuju-

Tapi keputusan itu juga harus disetujui oleh anaknya sendiri, kesannya jahat pindah ke tempat lain tanpa memberitahu anaknya lebih dulu.

Dokter Leo pamit undur diri, menyisakan Rose dengan anaknya berdua disana.

Pengaruh obat tidur memang sangat berefek lumayan, buktinya walau hari sudah mulai petang Jeno masih belum bangun dari tidurnya.

dissapointed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang