eightteenth : dyagnosis

9.3K 1K 45
                                    

DISSAPOINTED
.

Kalau dihitung mungkin ini sudah masuk empat jam mereka menunggu, hari sudah semakin malam dan Rose hanya diam membisu menatap pintu ruang operasi yang masih tertutup rapat dengan lampu merah menyala terang diatas nya

Setelah darahnya diambil satu kantung tubuh Jaehyun masih terasa lemas, kepalanya sedikit pening tapi ini semua demi Jeno yang operasinya bakal diundur kalau darahnya nggak ada.

Jelas Jaehyun nggak mau menunda nunda dan langsung melipat kamejanya lalu mengikuti perawat tersebut.

Jaehyun tetap duduk disamping wanita itu menatapnya dengan tatapan khawatir karena dia masih belum mengeluarkan sepatah kata apapun.

Jaehyun mengusap wajahnya pelan, melirik jam tangannya di tangan kiri lalu menghela nafas.

"Chae?"

"Makan yuk?"

Rose diam.

Wanita itu tetap mengunci mulutnya rapat rapat, matanya masih merah padam dan terlihat sedikit membengkak.

"Chae-"

"Nggak mau."

Ketika sampai Jaehyun memutuskan Jeno untuk segera di operasi saat itu juga. Mengetahui kondisi Jeno berada di ujung tanduk dan Jaehyun nggak mau pikir panjang lagi.

Kalau manusia yang setengah sadar melihat keadaan Rose mungkin dia bakal berteriak ketakutan karena wanita itu bak mayat hidup.

Kulitnya putih pucat, matanya memerah.

Jaehyun makin nggak tega lihat keadaan Rose yang kayak gini. Fokusnya juga jadi terbelah dua karena Rose dan Jeno.

Jeno yang sedang berjuang didalam sana dan juga Rose yang kondisinya sangat memperihatinkan baginya sekarang.

Pukul sebelas malam, pintu operasi itu terbuka lebar. Seorang pria bertubuh tinggi keluar darisana sambil melepas masker juga sarung tangannya yang penuh darah.

Tapi Jaehyun malah terkejut dengan siapa yang keluar darisana.

"Doyoung?"

Doyoung tersentak, terkejut bersamaan ketika matanya menangkap siluet Rose yang berdiri didepannya.

"Gimana Jeno? Dia nggak apa apa kan?" tanya Rose khawatir dengan nada lirih.

Doyoung mengangguk kecil. "Half, tadi kalian sempat kehilangan Yuno buat beberapa detik."

Mata Jaehyun membulat, Rose juga sama terkejutnya.

Doyoung tersenyum tenang. "Jangan khawatir, anak kalian sekarang baik baik aja."

"Terus.. Yuno gimana sekarang?" tanya Jaehyun.

"Koma."

"Dan saya nggak tahu pasti kapan dia bakal bangun, Jaehyun." ungkap Doyoung yang langsung membuat keduanya melemas di tempat.

Jaehyun menghela nafas. "Doy.. "

Doyoung menghembuskan nafas kasar, wajahnya terlihat sangat lelah.

"Heart Fluire." (gagal jantung)

Detik itu juga Rose menangis, Jaehyun seakan nggak percaya sama apa yang Doyoung ucapkan detik ini juga.

Impian mereka adalah memiliki buah hati yang selalu sehat, dulu. Tapi Tuhan memang berkehendak lain. Dan semuanya nggak bisa ditebak sama sekali.

Ujian mereka semakin banyak, beban yang ditumpu semakin bertambah.

dissapointed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang