sixth : exam begin

8.8K 1.2K 20
                                    

DISSAPOINTED

.

Mr. Jay, salah satu guru yang sedia menjadi pengawas Jeno dirumah sakit ketika ujian berlangsung. Alex itu guru magang, tapi dia mendapatkan izin dari sekolah datang ke rumah sakit sambil mengawasi Jeno.

Selama dua hari, Jeno merasa nyaman dengan Mr. Jay. Walaupun mereka memang belum terlalu dekat tapi perbincangan guru itu membuat Jeno nyaman.

Bahasanya begitu ringan sama dengan topik yang dia bicarakan. Jeno suka itu, terlebih dia memang bukan anak yang selalu fokus ketika ujian berlangsung.

"Mr. Jay. How about archery? Apa mereka udah mulai latihan?" tanya Jeno walau matanya masih fokus menghitung angka-angka dalam satu lembar soal.

Mr. Jay mengangkat alisnya. "Archery? Mereka belum latihan lagi, setelah ujian baru mulai latihan." jelasnya.

Kepala Jeno mengangguk ngangguk, masih asyik bergelut dengan angka angka yang menjadi salah satu pelajaran favoritnya di sekolah.

"Kamu sehabis ujian ada dua lomba, ya?" tanya Mr. Jay membuka topik.

"Iya, Mr."

"Great. Kamu hebat juga ternyata, Mr. Jay baru tau kalo Xaviera Arjeno sehebat ini." Mr. Jay berdecak kagum.

Sambil membuka lembaran kedua, Jeno menggelengkan kepala. "Aku enggak sehebat itu, aku juga punya kelemahan." jawab Jeno.

Mr. Jay mengernyit. "What is?"

Matanya menatap sorot yang ada di seberangnya sekilas. "Sick. Aku enggak sehebat apa yang Mr. Jay kira." ungkap Jeno jujur.

"Kamu itu hebat, Jeno. Kamu bisa lewatin semua ini, nyonya Rose pasti bangga banget deh punya kamu." Mr. Jay terus berbicara.

Jeno terkekeh pelan. "Mr. Jay jangan berlebihan, nanti aku sombong." gurau Jeno.

Mr. Jay tertawa kecil, mengusak surai pirang Jeno sebentar kemudian duduk kembali ke tempatnya.

"Hahaha! You're never be arrogant, I'm sure for that." kata Mr. Jay.

Jeno ikut tertawa, menyelesaikan satu soal matematika terakhir yang cukup menguras pikirannya karena cukup rumit dan berbelit belit.

Sepuluh menit kemudian, Jeno menyodorkan kertas soal juga lembar jawaban pada Mr. Jay.

"Hey, you only finish on twenty minutes. Are you sure about it? Enggak ada yang salah?" tanya Mr. Jay.

Jeno mengangguk yakin sambil tersenyum mirimg. "Mungkin enggak ada, tapi salah cara kayaknya ada." jawab Jeno sambil terkekeh.

Mr. Jay memasukkan lembar juga soal tersebut ke dalam map, kemudian mengeluarkan soal biologi dari map yang sama.

"Wanna start it now?"

"Give me ten minutes to rest." pinta Jeno lalu mengambil sebotol air diatas nakas.

Jeno meneguk airnya sampai habis, sehabis itu dia melepas kacamatanya sembari mengusap kedua matanya perlahan.

dissapointed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang