eleventh : reunion

8.1K 1.1K 42
                                    

DISSAPOINTED

..

Mark, Yangyang, Hendery dan Dejun.

Empat sahabat terbaik yang Jeno punya selama tinggal di Amsterdam.

Mark yang ambisius, Yangyang yang nggak bisa diam sama kayak Hendery dan Dejun yang senantiasa bantuin Jeno bereksperimen di laboratorium.

Jeno memang sudah berpamitan, dan itu-dia hanya memberikan surat kepada mereka. Jeno nggak suka perpisahan, apalagi disini... Jeno yang harus pergi.

Sekarang, mereka semua sedang berkumpul di rumah Mark Seo. Hampir semuanya mengerucutkan bibirnya sebal setelah membaca surat dari Jeno.

"Jeno apaansih!"

"Huh! Aku paling gak suka kalo pamitan kayak gini!"

"Padahal.. Tahun depan aku sama Jeno bakal ikut olimpiade sains.. Jahat banget dia biarin aku satu tim sama Somi.."

Mereka meletakkan semua suratnya di tengah-tengah, Mark berdecak kesal.

"Tapi, Jeno udah kasih penjelasan di suratnya. Kita harusnya enggak kayak gini." Mark angkat suara.

Hendery menghela nafas. "Setidaknya, dia bilang langsung ke kita Mark. Aku gak suka kayak gini."

Yangyang mengangguk. "Caranya sungguh tidak berani, tapi apa boleh buat. Jeno juga sudah pergi.."

"Hush! Udah! Percaya sama aku, he will back. Dia bakal kembali kesini." ucap Dejun meyakinkan semua temannya.

Padahal hari ini masih nuansa Natal, tapi keempat anak ini malah terlihat murung dan bahkan Dejun hampir menangis karena kesal.

"Hey boys.. What happened here?"

Johnny datang sengan segelas kopi panas dari arah dapur, duduk di sofa sambil memperhatikan anak-anak tersebut yang terlihat sedih dan murung.

Padahal, biasanya mereka semua mengulah. Membuat kamar Mark berantakan, berlari didalam rumah atau berebut makanan.

Tapi kali ini beda, mereka semua diam. Hening makanya Johnny merasa aneh.

Mark menyodorkan surat nya. "Read this, papa. Mark kesal."

Johnny menaikkan satu alisnya, kemudian membaca isi suratnya...

Hallo Mark! Ini Jeno.

Maaf, aku nggak berani pamit secara langsung. Sehabis natal, aku bakal pindah ke Melbourne bersama mommy.

Aku nggak tahu akan kembali kesini kapan, tapi kesempatannya sangat besar untuk aku kembali kesini.

Sekali lagi, maaf. Aku pamit, Mark Seo.

Dan, terimakasih.

Johnny juga sedikit terkejut membacanya, sedikit. Karena dia kira, Jeno sudah berpamitan kepada mereka lebih dulu. Namun, nyatanya tidak.

"Jeno buruk dalam membuat surat, aku pengin nangis aja." ucap Dejun mengusap matanya yang mulai basah.

Hendery berdecak. "Kalo nangis jangan bilang-bilang, nanti aku ejek kamu. Biar makin kenceng."

dissapointed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang