Bell tanda masuk sudah berbunyi. Para siswa dan siswi yang memang dibedakan kelasnya duduk di kursi mereka masing-masing. Walau tidak terlalu semangat menunggu wali kelas mereka masuk.
"Pagi, anak-anak," sapa Taehyung ceria sambil melangkah memasuki kelas siswa nya. "Bagaimana liburan kalian?"
Gumaman tidak jelas menjawab pertanyaan standard yang ditanyakan Taehyung. Beberapa bahkan tidak peduli kedatangan Taehyung yang diikuti seorang wanita cantik di sampingnya.
"Hei, kalian baru saja masuk, mana semangatnya. Kenapa begitu lemas?" Taehyung menatap satu per satu siswanya yang tidak juga menjawab, menghela napas lalu kembali berbicara dengan nada ceria.
"Aku mengajak guru baru, dia akan menjadi asisten wali kelas kalian sekaligus guru olah raga dan bahasa Inggris." Taehyung memberi gesture meminta Lalisa untuk mendekat dan memperkenalkan diri.
"Hello?!" sapa Lalisa menatap para lelaki yang akan menjadi siswa nya selama setahun kedepan, meminta perhatian.
Dan Lalisa mendapatkannya. Entah karena suaranya yang imut seperti tokoh anime atau karena ia wanita. Hingga siswa-siswa yang tadinya tidak peduli mulai menaruh perhatian padanya.
"Lalisa, namaku. Kalian bisa memanggilku Lisa tanpa embel-embel. Senyamannya kalian saja. Aku akan mengajarkan bahasa Inggris dan olah raga seperti kata Mr. Kim dan aku juga menjadi asisten Mr. Kim sebagai wali kelas kalian. Jadi jangan ragu untuk datang padaku jika kalian ada pertanyaan seputar karier, pelajaran bahkan urusan cinta."
Perkenalan Lalisa mampu menarik perhatian setiap siswa. Sehingga begitu ia selesai, para siswa langsung menyoraki dan bertepuk tangan gembira.
"Baiklah, kita absen dulu," Taehyung menghentikan kegaduhan dengan membuka buku absen dan mulai memanggil satu persatu siswa nya.
Sementara Lalisa masih asik memperhatikan wajah-wajah calon siswanya. Terutama saat ia menemukan siswa yang pernah ia lihat di rumah duka tempat Hye Sun disemayamkan sementara untuk mendapatkan penghormatan terakhirnya.
Lalisa ingat benar ketika ia datang ke rumah duka, tepat sebulan yang lalu. Saat itu, ia tidak berminat untuk menghabiskan waktu duduk di ruangan duka. Jadi setelah memberikan amplop untuk keluarga Hye Sun yang bahkan tidak datang, Lalisa langsung berjalan keluar.
Tapi langkahnya terhenti ketika pembicaraan empat orang siswa, yang terdiri dari dua siswi dan dua siswa mengganggu pendengarannya sebagai jaksa.
Keempatnya baru saja turun dari bus pariwisata yang mengantar siswa siswi yang seangkatan dengan Hye Sun, ketika salah seorang siswa —yang baru saja diketahui namanya adalah Lucky — mengatakan kalimat yang membuatnya membeku.
"Kau senang 'kan? Akhirnya Hye Sun mati?" ledeknya pada salah satu siswi yang menjawab Lucky dengan omelan.
"Yak! Jaga bicaramu!"
"Ayolah, kau akhirnya bisa bernapas lega karena dia mati bukan?" tanya Lucky lagi sambil tertawa dan berjalan mundur. Meledek si gadis yang berusaha memukulnya.
Sedangkan kedua siswa siswi lainnya hanya diam memperhatikan kedua temannya bergurau.
Lalisa sempat memperhatikan bagaimana Lucky dan ketiga temannya berdiri di depan peti mati Hye Sun. Mereka berdoa dan memberi penghormatan terakhir. Kemudian mendekati dua orang dewasa dimana salah satunya adalah Taehyung yang tersenyum lembut, berusaha menguatkan si siswi yang tadi diledek Lucky.
Disisi Taehyung ada seorang wanita yang sepertinya juga guru di KJY School karena tadi pagi, Lalisa tidak bertemu dengannya. Tapi bukan itu yang membuatnya mengingat raut wajah si guru wanita. Wajah pucat dan pupil mata yang bergetarlah yang membuatnya tidak bisa melupakan wajah si guru wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Themis - Undercover
Fanfiction⚠This Story were adapted from a kdrama - Class of Lies - Ceritanya sama dengan beberapa karakter yang berbeda.⚠ Lalisa Watanabe, seorang jaksa yang tanpa sengaja terlibat kasus pembunuhan di sekolah elite sehingga mengantarnya untuk menyamar menjadi...