Dylan berjalan menyusuri jalanan menuju rumahnya ketika ia kembali mengingat pembicaraan terakhirnya dengan Hyunjae.
"Orang lain mungkin tidak percaya, tapi aku tahu kalau bukan kau yang menikam Hye Sun," ujarnya, berdiri di hadapan Hyunjae yang duduk di atas kursi rodanya.
Ia kemudian berlutut, mensejajarkan dirinya dengan Hyunjae, "Aku tahu semua. Jason yang memberitahukan kalau dia datang menjengukmu karena disuruh Mr. Blake."
"Brengsek! Dimana Blake sekarang!" Umpat Hyunjae berusaha bangkit dari kursi rodanya namun ditahan oleh Dylan.
"Tenang saja. Dia sudah dihukum," kata Dylan menatap lurus ke manik mata Hyunjae yang bertanya.
"Apa maksudnya?"
"Pria itu ditemukan tergantung di langit-langit kantornya."
"Blake bunuh diri?" tanya Hyunjae penasaran.
"Dia telah dihukum karena sudah membunuh Hye Sun dan menjebakmu. Akibatnya, media yang sudah mereda kembali menjadi ramai karena Blake bunuh diri. Saat ini media berspekulasi kalau Blake adalah sponsor Hye Sun," jelas Dylan dengan wajah sedih, sedangkan Hyunjae mengepalkan tangannya agar tidak terlalu emosi.
"Kau ingat bukan? Ada pengacara yang mengungkap foto Hye Sun dan mengatakan kalau ada pria yang datang tiap hari ke apartemen Hye Sun?" tanya Dylan dengan nada prihatin, tapi sukses membuat darah panas Hyunjae semakin mendidih.
Tentu saja ia ingat insiden persidangan terakhirnya, dimana pengacaranya malah membuka aib Hye Sun tanpa berkonsultasi padanya.
"Kau mempertaruhkan nyawamu demi menutupi rahasia Hye Sun tapi dia malah mengungkap segalanya. Kalau begini terus, nama baiknya akan rusak dan orang-orang bisa mengatainya sebagai perempuan tidak bermoral," lirih Dylan menundukkan wajahnya seakan menyesal karena tidak bisa membantu Hye Sun.
"Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Sama sekali tidak boleh," gumam Hyunjae panik. "Tapi, kenapa kau membantuku?" tanya Hyunjae, seketika tersadar kalau dia tidak tahu apa maksud Dylan menceritakan semuanya.
Dylan menatap manik mata Hyunjae dengan tatapan luar biasa sedih dan terluka, "Karena akupun menyukai Hye Sun. Bahkan sejak ia baru mulai masuk sekolah. Jadi seperti dirimu, aku pun ingin melindunginya." Dylan menghela napas kasar, seakan mengeluarkan rasa sesak dihatinya akibat ditinggal oleh orang yang dicintai. "Jika hubungannya dengan Blake terungkap, maka namanya akan dikenal sebagai pekerja tuna susila yang tidak bermoral."
Hyunjae menggeleng cepat. Kata-kata Dylan bagaikan mimpi buruk baginya dan dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Nama Hye Sun harus tetap bersih selamanya.
"Lalu, apa yang harus kulakukan?" lirih Hyunjae menatap teman seangkatannya yang juga terlihat sangat sedih.
"Cabut ucapanmu. Katakan kalau kau melihat Blake kabur dari apartemen Hye Sun melalui pintu belakang."
"Aku melihat Blake kabur dari apartemen Hye Sun dari pintu belakang?"
"Benar. Dengan begitu, kasus ini akan berakhir karena Blake sudah meninggal. Orang di luar sana akan tertarik membahas dosa-dosanya dibanding membicarakan pekerjaan Hye Sun. Kau juga akan terbebas dari tuntutan ini," jelas Dylan berusaha meyakinkan Hyunjae. "Aku mengerti perasaanmu, tapi ini satu-satunya cara untuk melindungi Hye Sun. Hanya kaulah yang bisa melakukan ini untuk melindungi Hye Sun." Dylan menatap Hyunjae yang sudah meneteskan air mata karena mengingat betapa susah hidup Hye Sun bahkan setelah kematiannya, masih banyak orang yang ingin merusak namanya.
Dylan tersenyum miring setelah mengingat pembicaraannya dengan Hyunjae. Lalu dengan langkah lebih ringan ia berjalan menuju gerbang rumahnya yang mewah dan terdiam memandanginya sebelum ia akhirnya melangkah masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Themis - Undercover
Fanfiction⚠This Story were adapted from a kdrama - Class of Lies - Ceritanya sama dengan beberapa karakter yang berbeda.⚠ Lalisa Watanabe, seorang jaksa yang tanpa sengaja terlibat kasus pembunuhan di sekolah elite sehingga mengantarnya untuk menyamar menjadi...