"Jadi bagaimana Hye Sun akhirnya bisa bersekolah di KJY ...?" tanya Taehyung berhati-hati agar Hyunjae tidak merasa diinterogasi, tapi dering ponsel Lalisa membuatnya pertanyaannya menggantung. Terlebih karena wajah Lalisa yang memucat dan langsung berdiri meninggalkan Taehyung dan Hyunjae yang hanya bisa menatap punggungnya kebingungan.
Lalisa menekan pedal gas tanpa peduli melampaui batas kecepatan. Dalam emosinya, Lalisa menghubungi Joo Hyuk memberitahu mengenai Myra tetapi malah mendapatkan berita lain yang lebih membuatnya terkejut.
"Dylan pembunuh Hye Sun. Hanya dialah yang sebenarnya tidak memiliki alibi dan hanya Myra yang bisa bersaksi memberatkan atau meringankan Dylan," ujar Joo Hyuk sebelum Lalisa sempat berbicara sehingga membuat Lalisa semakin murka.
Dengan kekesalan yang sudah berada di ubun-ubun, Lalisa mendesis lirih, "Myra ditemukan meninggal. Haruto menghubungiku, katanya berita Myra meninggal sudah tersebar di buletin sekolah. Semakin ramai dibicarakan karena Myra ditemukan terjatuh dari gedung berlantai dua puluh."
"Sekarang kau dimana?" tanya Joo Hyuk tiba-tiba merasa khawatir.
"Mengemudikan mobilku ke rumah sakit."
"Pelan-pelan, Lisa! Jangan gegabah. Kau dengan siapa?"
"Sendiri ... OMG, Oppa, aku meninggalkan Tae Oppa di rumah sakit Hyunjae. Aku melupakannya karena terlalu terburu-buru. Bisa tolong kau jemput? Kurasa sebentar lagi dia akan mengetahui berita tentang Myra. Aku tutup ya."
"Yak!?" Joo Hyuk hanya menatap nanar ke layar ponselnya yang mulai meredup sambil merutuki Lalisa yang seenaknya. Tapi kemudian Joo Hyuk meminta Ki Yong mengendarai mobilnya ke rumah sakit tempat Hyunjae dirawat untuk menjemput Taehyung sambil menghubungi si guru tampan itu.
¤¤¤
Dylan dan ibunya duduk di kursi yang dijejerkan di lorong, dekat dengan pintu yang menuju ke ruang jenazah. Dylan tertunduk dengan wajah pucat dan bibir bergetar, menatap ke kedua tangannya yang belum lama ini digunakannya untuk mendorong tubuh mungil Myra. Sedangkan ibunya hanya duduk diam disamping anak lelakinya dengan wajah yang sama sedih dan pucatnya.
Lorong itu sunyi, hanya menyisakan Dylan dan Mrs. Miles disana dan keduanya sama sekali tidak bersuara hingga Mrs. Green datang dengan wajah pucat dan kalut. Manik matanya bergetar menatap kosong ke arah Mrs. Miles yang dengan cepat berdiri memapah tubuh Mrs. Green, membantunya berjalan menuju ruang jenazah.
Kedua wanita paruh baya itu, sekarang sudah berada di ruang jenazah. Mrs. Green berdiri gugup di samping tubuh yang sudah tertutup kain kafan, berusaha menyangkal kalau yang berbaring di atas meja aluminium yang dingin adalah anaknya. Namun saat petugas membuka kain yang menutup wajah anaknya, Mrs. Green seketika tidak lagi sanggup menopang tubuhnya.
Wanita paruh baya itu tidak menyangka kalau anaknya akan secepat itu meninggalkannya. Kini ia hanya bisa menangis tak berdaya menatap wajah pucat Myra.
Di lorong, Dylan yang hanya duduk sendirian akhirnya memutuskan untuk menghirup sedikit udara segar. Remaja pria berwajah datar itu melangkahkan kakinya keluar dan bertemu dengan Lalisa yang menatapnya dengan tatapan murka di dekat lobby rumah sakit.
Tanpa bisa dicegah, Lalisa berlari memperpendek langkahnya dengan remaja pria yang berstatus sebagai muridnya. Dengan emosi yang meledak-ledak, Lalisa mencengkeram kerah baju Dylan yang lebih tinggi darinya dan menariknya membungkuk agar sejajar dengan pandangan matanya.
"Kenapa? Kenapa kau membunuhnya?!" teriak Lalisa tepat di wajah Dylan.
"Apa?" tanya Dylan seakan tidak mengerti apa yang dibicarakan Lalisa tanpa merubah wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Themis - Undercover
Fanfic⚠This Story were adapted from a kdrama - Class of Lies - Ceritanya sama dengan beberapa karakter yang berbeda.⚠ Lalisa Watanabe, seorang jaksa yang tanpa sengaja terlibat kasus pembunuhan di sekolah elite sehingga mengantarnya untuk menyamar menjadi...