"Tell me again, kenapa kita harus berkumpul di rumahku?" tanya Lalisa menatap para pria yang seenaknya menganggap rumahnya sebagai basecamp.
"Karena, kau wanita. Kalau kau ke rumahku dan pertemuan kita baru selesai malam hari, maka akan berbahaya bagimu," jawab Joo Hyuk tersenyum manis.
"Sejak kapan kau menganggapku wanita, Oppa? Jangan cari alasan!" dengus Lalisa malas.
"Menurutku, apa kata Joo Hyuk ada benarnya. Lagipula kau kan hanya tinggal berdua dengan Haru. Jika kau berada diluar hingga larut malam, maka Haru akan sendirian bukan?" ujar Taehyung tersenyum lembut menatap Lalisa yang sedang mengunyah keripik kentangnya.
"Benar juga. Omong-omong soal Haru, kenapa kau ikut duduk disini?" Lalisa menatap adiknya yang asyik ikutan ngemil bersama Ki Yong, Joo Hyuk, dan Taehyung.
"Sekarang masih sore, Kak dan aku bosan. Lagipula Joo Hyuk Hyung memperbolehkan aku ikut. Benar kan, Hyung?"
"Selama kau hanya mendengar dan tidak ikut serta dalam penyelidikan, kukira tidak masalah."
Lalisa mendengus malas. Jika sudah seperti, Haruto tidak akan beranjak walau dipaksa.
"Baiklah-baiklah. Kita kesini untuk membahas apa rencana kita selanjutnya, bukan? Kenapa malah ribut sendiri?" sergah Ki Yong menatap semuanya dengan senyuman yang terlalu manis hingga membuat Lalisa mendengus malas, Haruto tercengang, Taehyung takjub dan Joo Hyuk membuang muka.
"Jadi bagaimana?" guman Lalisa.
"Kurasa, Sister Marie tidak mungkin berbohong," timpal Taehyung.
"Tapi kenapa dia tidak memberitahu kalau ada paket dari Hye Sun?" Lalisa mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja makan sambil berpikir.
"Daripada bertanya tanpa jawaban bagaimana kalau kita ke panti asuhannya lagi," ujar Haruto dengan tatapan berbinar sedangkan Lalisa menatapnya dengan mencibir.
"Kau mengatakannya karena kau ingin ikut kan?" tuduh Lalisa.
"Sudahlah, jangan ribut! Kau, Taehyung ssi, dan Haru ke panti asuhan saja besok," tutup Joo Hyik supaya perdebatan antara kakak beradik tidak melebar.
"Untungnya Hyunjae akhirnya bersedia cerita, ya. Padahal sebelumnya ia sangat merepotkan," keluh Ki Yong sambil mengunyah keripiknya.
"Benar, cuma Hyunjae yang bisa bersaksi. Karena dia, kita juga jadi bisa membuktikan kalau Dylan lah pembunuhnya," tutur Lalisa.
"Tunggu, apa Dylan juga yang menghubungi polisi agar Hyunjae menjadi tertuduh dalam kasus Hye Sun?" tanya Taehyung.
"Tidak Hyunjae hanya variabel yang tidak masuk dalam rencana. Jika ia tahu, ia pasti sudah menikam Hye Sun sampai mati. Ketika ditemukan, Hye Sun masih sadar dan jika saat itu Hye Sun menyebut nama Dylan, rencananya akan langsung berantakan," jelas Joo Hyuk.
"Benar juga. Kalau rencananya kacau, alibi yang sudah dipersiapkannya akan menjadi tidak berguna," guman Ki Yong mangangguk-angguk.
"Semua berjalan sesuai rencana Dylan. Dia memanipulasi semua orang yang berada di sekitarnya dengan apik, sehingga menguntungkan pihaknya," keluh Lalisa.
"Karena itu, sekarang saatnya kita yang memanipulasinya," ujar Joo Hyuk tersenyum miring.
"Bagaimana?" Taehyung menatap Joo Hyuk yang ada di seberangnya dengan tatapan bertanya.
Joo Hyuk menatap Taehyung lalu tersenyum, "Tentu saja kita membuat umpan jitu untuk Dylan dan ayahnya sekaligus hingga mereka mau tidak mau harus mengigitnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Themis - Undercover
Fanfiction⚠This Story were adapted from a kdrama - Class of Lies - Ceritanya sama dengan beberapa karakter yang berbeda.⚠ Lalisa Watanabe, seorang jaksa yang tanpa sengaja terlibat kasus pembunuhan di sekolah elite sehingga mengantarnya untuk menyamar menjadi...