"Kakak melakukannya lagi." Haruto berdiri di ambang pintu dengan mata agak merah.
"Kau belum tidur?" tanya Lalisa sambil berjalan masuk dan membuka sepatunya.
"Aku terbangun karena mendengar suara mobilmu. Kakak darimana? Katanya cuma ke resital. Resital apa yang selesai setelah tengah malam. Kau berkencan ya? Dengan siapa?"
Seperti petunjuk, saat ucapan Haruto selesai, Taehyung yang memang memutuskan untuk datang ke rumah Lalisa untuk melihat apa isi flashdisk muncul di belakang punggung Lalisa.
"Whoa, kakak benar-benar berkencan dengan Mr. Kim? OMG, otou san dan okaa san akan sangat senang. Akhirnya anak tertuanya punya pacar juga," cerocos Haruto tanpa bisa dicegah, membuat wajah Lalisa dan Taehyung memerah dengan alasan berbeda.
"Pergilah ke kamarmu kalau masih bermimpi, Haru," dengus Lalisa kesal dengan pertanyaan bertubi-tubi adiknya.
"Oh no no no, onee chan. Aku tidak akan meninggalkanmu. Walau aku tahu kakak sudah cukup umur, tapi selama kakak dan Mr. Kim dirumah, aku tidak mau meninggalkanmu." Haruto menolak tegas perintah kakaknya yang menyuruhnya tidur.
"Yak! Haru chan, kami tidak akan melakukan apa-apa. Lihat kau membuat wajah Mr. Kim memerah."
"Tetap saja, aku tidak ingin tidur sekarang. Aku harus memantau kakak agar kakak tidak melakukan sesuatu yang berbahaya lagi. Jangan dikira aku tidak tahu kalau kau hampir terluka karena kebakaran." Lalisa berhenti melangkah karena terkejut dengan ucapan Haruto yang terkekeh. "Jangan meremehkan informasi para siswa, kakakku sayang. Kami mungkin memang terlihat tak acuh, tapi kami bisa saja tahu lebih banyak dari yang diperkirakan orang dewasa." Haruto tersenyum manis sambil mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu mereka.
"Tapi ...."
"Sudahlah, Miss Lisa. Kurasa Haruto bisa menyimpan rahasia. Benar kan, Haruto?" yang diangguki dengan semangat oleh Haruto.
Lalisa hanya mendengus kesal tapi akhirnya menyerah dan ikut duduk di ruang tamu mereka, membuka catatan harian yang disimpan oleh Miss Lee selama ia menjadi wali kelas Myra.
"Wow, ini gila. Secara tidak langsung mereka mengajarkan anak-anak mereka melakukan penipuan." Lalisa menatap takjub laporan Miss Lee yang memperlihatkan bagaimana nilai Myra bisa berubah drastis dan bagaimana mereka membagi-bagi piagam penghargaan kepada mereka yang tergabung dalam kelompok VIP dan bagaimana penghargaan yang seharusnya menjadi milik mereka yang mendapat dana bantuan ditarik bahkan sebelum didapatkan oleh mereka.
"Tunggu, kak. Apa ini tidak apa? Reputasi kakak-kakak senior yang menerima bantuan karena ulah orang tua mereka bisa rusak karena ini, bukan?" tanya Haruto.
"Aku tahu tapi mereka juga harus mendapat ganjarannya untuk menanamkan efek jera, Haru. Bayangkan jika mereka merasa dengan kebohongan seperti ini mereka bisa lolos, suatu saat nanti, mereka akan berpikir kalau mereka akan bisa lolos dengan kebohongan lainnya. Lama-kelamaan, begitu mereka terbiasa, mereka akan bisa melakukan kebohongan yang semakin besar dan akan mulai berani memanipulasi hukum."
Taehyung mengangguk menyetujui jawaban Lalisa, walau sebagian dari dirinya masih berharap kalau nanti ketika saatnya tiba, anak-anak yang terlibat hanya akan mendapat hukuman secara personal tanpa melibatkan media. Karena bagaimanapun, masa depan siswa-siswi itu masih sangat panjang.
¤¤¤
Lalisa berjalan melewati lorong-lorong gedung sekolahnya sambil sesekali mengangguk membalas salam para siswa. Tadi begitu tiba di kantor guru, Lalisa diberitahu kalau dirinya dipanggil oleh Mr. Blake. Maka dari itu ia sekarang berada di depan kantor Mr. Blake, mengetuk pintu kembar besarnya dan kemudian masuk kedalam begitu dipersilakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Themis - Undercover
Fanfiction⚠This Story were adapted from a kdrama - Class of Lies - Ceritanya sama dengan beberapa karakter yang berbeda.⚠ Lalisa Watanabe, seorang jaksa yang tanpa sengaja terlibat kasus pembunuhan di sekolah elite sehingga mengantarnya untuk menyamar menjadi...